![]() |
Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh, SH |
Setelah rombongan Syaharie Jaang menjalani proses ritual dan pemasangan gelang Manik di pergelangan tangan sebagai tanda kehormatan bagi tamu agung langsung di arahkan menuju tempat menginap yang telah disediakan panitia. Berlanjut ke malam harinya, Bupati Boni sapaan akrabnya menggelar perjamuan makan malam pukul 20.00 wita di Lamin Adat Kampung Ujoh Bilang.
Kehadiran H. Syaharie Jaang, SH, M.Si beserta isteri Hj. Puji Setyowati, SH, M.Hum di Ujoh Bilang memberikan warna tersendiri, mengapa tidak, Syaharie Jaang adalah putra daerah berkelahiran Long Pahangai, 10 September 1964.
Nama Syaharie Jaang sudah tidak asing lagi bagi warga masyarakat Mahulu, karena ketenarannya itulah iya mendapat gelar Tumengung Anum Praja, gelar tersebut diperolehnya dari Kesultanan Kutai.
Tak hanya itu, kemudian, iya kembali mendapat kepercayaan untuk menyandang penghargaan untuk kedua kalinya bergelar Datu Jayawarga Laksana yang diperolehnya dari Kesultanan Banjar.
Dalam jamuan santap malam, Bupati Mahulu akrabnya disapa Boni didampingi Syaharie Jaang, Ketua DPRD Mahulu Novita Bulan, SE, M.BA dan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kaltim Edi Gunawan Areq Lung untuk mengikuti acara yang telah di atur pihak panitia.
Usai perjamuan kehormatan tamu istimewa, kemudian para pejabat teras ini beranjak meninggalkan tempat duduknya untuk kembali ke rumah kediamannya setelah menikmati santap malam sambil menonton tarian daerah yang disuguhkan panitia.
Sebelum Bupati Boni meninggalkan Lamin Adat, wartawanpun meminta ijin protokolnya untuk wawancara, wartawan SNN.Com mengkonfirmasi Bupati Mahulu terkait kedatangan Syaharie Jaang, secara pribadi, keluarga dan atas nama Pemerintah Mahulu tentu kami sangat berterimakasi dan sekaligus menjadi kebanggaan warga Ujoh Bilang, dimana beliau rela meluangkan waktunya untuk hadir di pembukaan Festival Hudoq Cross Border Kamis, 24/10/2019 di lapangan Kampung Ujoh Bilang di buka secara resmi oleh Bupati Mahulu.
Festival Hudoq Cross Border 2019 merupakan agenda besar Pemkab Mahulu menggelar tarian daerah dengan waktu terlama yakni 24 jam nonstop dengan jumlah peserta mencapai angka di atas 3 ribu orang lebih. "Tegas panitia.
Pertanyaannya, mengapa jumlah penari mencapai 3 ribuan orang lebih dengan interval waktu terlama 24 jam?.. Ini alasan panitia pelaksana, kami ingin Festival akbar ini kembali memecahkan Rekor MURI 2019, setelah tahun 2018 juga tercatat pemecah Rekor MURI dengan Festival Hudoq dengan jumlah peserta mencapai 2 ribu orang lebih.
Reporter : Johansyah
Editor : Wafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar