Kepulauan Aru, SNN.com - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, Timotius Kaidel - Moh. Djumpa, menggelar pesta rakyat, Syukuran Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih pada pesta demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2024. Acara Pesta Rakyat, syukuran pelantikan Bupati dan Wakil Bupati, dilaksanakan bersamaan dengan acara buka puasa bersama, bertempat di halaman Kantor Bupati Aru, jln. Protokol Pemda Aru sabtu 08/03/25 dan dimulai pukul 15.00 wit hingga 22.00 wit.
Acara dihadiri oleh Forkopimda Kabupaten Kepulauan Aru, pimpinan dan anggota DPRD, Pimpinan OPD, BUMN, para camat, kepala Desa, Tokoh adat, Tokoh agama, serta masyarakat umum dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Timotius Kaidel, mengatakan bahwa acara Pesta Rakyat syukuran Pelantikan Bupati dan wakil Bupati, sebenarnya dilaksanakan pada tanggal 3 maret 2025, tetapi berhubung dengan satu dan lain hal, sehingga baru dilaksanakan pada tanggal 8 maret 2025. Menurut Kaidel, acara Pesta rakyat ini bertujuan, untuk menyatukan berbagai perbedaan yang terjadi dalam pesta Demokrasi tahun 2024 yang sudah di lewati bersama.
“Banyak diantara kita yang punya pilihan yang berbeda, tetapi hari ini kita di satukan kembali. Perbedaan-perbedaan itu, hari ini kita satukan kembali, bahwa hari ini kita sudah punya pemimpin yang baru, dan kita semua harus menerima itu, sekalipun kemarin kita berbeda pilihan. Kita sudah punya pemimpin yang baru, dan kita bisa menerima itu untuk bersama-sama melihat Aru, kedepan. Karena tanpa dukungan bapak ibu sekalian, tanpa dukungan seluruh masyarakat, saya dan bapak Moh. Djumpa tidak akan berhasil. Kita tidak akan bisa bekerja sendiri, tanpa dukungan seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru”. Ucapnya.
Dikatakan, banyak hal terjadi selama 20 tahun, dan hal itulah yang menjadi pengalaman dan guru yang berharga bagi kita. Secara kasat mata, lanjutnya, kita melihat keluhan masyarakat di mana-mana, dan menurut Kaidel, sebagai Bupati dan wakil Bupati, yang mempunyai program kerja 5 tahun dan akan diwujudkan dalam 100 hari kerja sebagai langkah awal untuk menjawab tantangan- tantangan pembangunan di Aru dengan tetap berpegang teguh pada visi- misi dan komitmen untuk melakukan perubahan.
Dikatakan, pasti ada demo-demo dan sebagainya, tetapi ada ruang diskusi untuk mencari jalan keluar.
“Kita tidak anti kritik, kita butuh saran dan masukan. Makin banyak kritik, makin bagus. Jangan ada kelompok-kelompok yang memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mereka, untuk kita berdemo. Silahkan demo, tetapi demo itu hal terakhir bagi kita jika hal diskusi, mediasi tidak bisa berjalan. Jangan kita manfaatkan itu, untuk memecah-belah masyarakat”. Pintanya.
Pasti, lanjutnya, ada kebijakan-kebijakan yang bersinggungan, dan tidak dapat menyenangkan semua orang. Pasti ada program dan kebijakan yang menguntungkan orang tertentu, tetapi juga merugikan orang lain dan tentu tidak senang.
“Tetapi hari ini, kita harus melihat kepentingan bersama, dan kebijakan yang kita lakukan berlandaskan pada kepentingan umum dan bukan kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi”. Tandasnya.
Dikatakan, peristiwa pesta rakyat, dilakukan bertepatan dengan 2 peristiwa keagamaan, yaitu menghadapi bulan suci Ramadhan bagi umat Muslim, dan peringatan masa kesengsaraan Yesus Kristus oleh umat Kristiani. Dua peristiwa keagamaan ini, menurut Timo Kaidel, menjadi perenungan kita, akan masa-masa kelam di Kabupaten Kepulauan Aru, supaya kita bisa bangkit menjadi daerah yang diperhitungkan dengan daerah lain.
“Jadi momen ini, kita pergunakan baik-baik di bulan suci Ramadan, bagi Muslim dan bagi Kristiani lagi memperingati kesengsaraan Yesus Kristus di minggu-minggu sengsara ini. Mari kita jadikan ini sebagai perenungan kita, akan masa-masa kelam di Kabupaten Aru, supaya dari situlah kita bangkit kembali menjadi daerah yang perlu diperhitungkan dengan daerah lain. Mari kita sama-sama bergandeng tangan menuju hari esok yang lebih baik, karena harapan besar rakyat Aru, ada pada kita pemerintahan ini”. Ajaknya. (Moses)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar