Keluarga Darsono yang didampingi kuasa hukumnya Ir. E. Kuswandi dan juga Anung Antyasunu, SH menjelaskan, bahwa malapetaka ini sebenarnya urusan pinjam meminjam.
Darsono waktu ditemui menjelaskan bahwa awal kejadian saudara muji ngontrak dirumahmnya bermaksud meminjam sertifikat tanah. Oleh Darsono dijawab kalau sertfikat masih di bank BRI,kalau mau pinjam harus menebus dulu maka oleh saudara muji ditebus lah senilai 7,5 jt. karena Darsono juga butuh uang akhirnya Darsono pinjam uang ke saudara muji.oleh saudara muji akhirnya dikasih 7,5 jt lagi tapi sebelumnya Darsono dan istri diajak ke notaris untuk tanda tangan yang isinya tidak diketahui oleh Darsono dan istri.Akhinya pak Darsono dikasih kartu koprasi oleh muji senilai 15 jt dan Darsono berkewajiban mengangsur 600x60.Angsuran itu telah diselesaikan oleh Darsono dan dan Darsono meminta Sertifikatnya kembali oleh Muji di jawab besuk dan besuk.
Maka widodo anak dari pak Darsono berinisiatif mengecek ke BPN wonogiri betapa kagetnya ternyata atas nama sertifikat telah berubah nama pemilik tidak lain atas nama istri muji.
Maka dengan berbaliknya nama tersebut akhirnya keluarga Darsono gugat ke pengadilan Wonogiri dengan perkara Np 14/pdt 9/2018/ PN.WNG dengan kuasa S&P louyer d/a Perum villa Taman bunga kav 2H, Condong Catur,Depok, Sleman.
Namun yang terjadi setelah melalui proses sidang perdata yang terjadi gugatan tersebut ditolak.
Kuswandi menjelaskan seusai pembacaan keputusan bahwa pihaknya tetap akan maju terus mungkin dengan banding, karena keluarga Darsono adalah korban yang terdzolimi yang pantas dibantu dan diperjuangkan, "pungkasnya.
Reporter : pay & wiji
Editor : mas pay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar