![]() |
Achmad Wafa Isvianto (Pimred Sorot Nuswantoro News) |
Jika hal ini dibiarkan terus dikhawatirkan kelak pertanian akan kekurangan tenga kerja yang berkualitas. Melihat hal tersebut, perlu pengenalan pertanian kepada generasi muda sejak dini agar tumbuh minat generasi muda menekuni pertanian kelak.
Salah satunya melalui pemberian ekstrakurikuler pertanian pada siswa SD/SMP. Tujuan dari ekstrakurikuler ini adalah mengenalkan dan menjelaskan tentang peran penting pertanian, menjelaskan tentang potensi pertanian dan mempraktekkan langsung metode pertanian yang memungkinkan dilakukan oleh siswa SD.
Pengenalan pertanian diberikan dalam bentuk ekstrakurikuler karena selama ini pertanian tidak diajarkan dan dipraktekkan di SD/SMP. Materi yang akan disampaikan seputar teknologi pertanian yang sederhana seperti perbanyakan tanaman, pembuatan pupuk, teknik menanam serta penjelasan-penjelasan ilmiah mengenai proses tumbuh suatu tanaman.
Hasil dari kegiatan ekstrakurikuler ini siswa SD/SMP dapat mengetahui dan mempraktekkan cara menanam yang tepat. Hal ini akan dilihat dan diterapkan di halaman sekolah atau rumah siswa masing masing.
Dulu saya beranggapan bahwa membangun pedesaan harus diawali dengan membangun jalan, menyediakan air bersih, dan menarik kabel listrik. Tetapi sekarang saya merasa pendapat saya itu tidak seluruhnya benar. Membangun desa lebih cepat lagi jika langsung dilakukan dengan membangun ekonominya. Namun ekonomi pedesaan bukan hanya pertanian, banyak yang lain, diantaranya wisata pedesaan.
,
Pengembangan desa wisata memang tepat untuk menggerakkan ekonomi pedesaan. Banyak hal yang semula dianggap tidak berarti ternyata dapat menambah penghasilan penduduk desa. Menanam sayuran, memetik kebun apel, kolam pancing, mengarungi jeram sungai, dan sebagainya adalah aktivitas yang bisa dijual kepada penduduk kota.
Pembangunan desa wisata sangat cocok dengan tren yang terjadi di mana-mana. Wisatawan kini banyak yang sudah bosan dengan pelayanan hotel berbintang. Mereka lebih menyukai suasana yang alami, sederhana, apa adanya. Mereka ingin menikmati suasana kehidupan di pedesaan yang tidak serumit di perkotaan.
Mereka juga senang kalau bisa memberikan sumbangan yang berguna untuk penduduk desa, apakah berupa materi, tenaga, informasi atau gagasan. Dan mungkin juga mereka menyukai persahabatan dengan orang-orang desa yang lugu, yang bukan profesional, ilmuwan, politisi, atau pejabat pemerintah. Berinteraksi dengan penduduk desa mungkin dapat memenuhi keinginan seseorang untuk mentransformasi diri menjadi manusia baru yang sebelumnya merasa kurang dihargai oleh lingkungan sosialnya.
Apalagi Kementerian Desa telah mendorong desa-desa untuk membangun desa wisata melalui pembentukan BUMDes. BUMDes ini diharapkan menghasilkan penerimaan desa sekaligus menggerakkan perekonomian penduduk desa.
Dengan dana desa yang semakin besar per desanya, maka setiap BUMDes dapat membiayai pengembangan desa wisata dengan mengalokasikan beberapa ratus juta rupiah per tahun. Jika semua dana desa dipakai untuk membangun infrastruktur, yang setiap tahun perlu perawatan, maka dikhawatirkan dana desa tidak akan dinikmati oleh seluruh penduduk desa. Bahkan orang kota lah yang mungkin akan mendapat keuntungan dari infrastruktur pedesaan yang semakin baik. Bagaimanapun, perlu diupayakan penggunaan dana desa yang tepat sasaran.
Harapannya adalah ekonomi pedesaan semakin menggeliat, masyarakat pedesaan lebih sejahtera, urbanisasi tertahan, tekanan terhadap fisik perkotaan berkurang, tingkat stress masyarakat kota menurun, dan negara semakin makmur.
Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar