Meninggalkan kisah Joni, aksi heroik serupa juga pernah dilakukan oleh Reza Mangar, bocah asal Ambon tepatnya di Desa Waria, Kecamatan Aru Utara Timur Batuley, Maluku, Tak seperti Joni, Reza merupakan bocah putus sekolah yang merasa terpanggil untuk memanjat tiang bendera saat upacara HUT ke 14 Kabupaten Kepulauan Aru pada Senin 18 Desember 2017. Aksi ini dilakukannya saat mengetahui tali bendera tersangkut di atas tiang saat hendak dikibarkan petugas.
Aksi yang dilakukan Joni sama yang dilakukan oleh Resa Mangar, seorang bocah kampung di wilayah perbatasan NKRI, tali yang terlanjur lepas dari tangan pengibar bendera, lalu secara spontan Resa Mangar memanjat tiang bendera hingga ujung dan membawa turun kembali tali untuk mengaitkan bendera, sehingga upacara peringatan HUT kabupaten itu bisa dilanjutkan kembali.
Johanis Eddy Tuwul Ketua Umum Lembaga Investigasi Negara menyatakan pada dua aksi tersebut Joni menjadi pahlawan sang saka merah putih saat upacara dipimpin oleh Wakil Bupati Belu. Sementara Reza menjadi pahlawan saat upacara dipimpin oleh Bupati Kepulauan Aru, Dr. Johan Gonga dan Wakilnya Muin Sugalrey.
"Joni setelah aksi heroik itu, viral di media nasional, lalu diperlakukan negara secara "luar biasa", terbang ke Jakarta ketemu Menteri, Pangab TNI, dan Presiden, dapat beasiswa, dijamin masuk Tentara sesuai cita-cita," ujar Johanis Eddy Tuwul.
![]() |
Johanis Eddy Tuwul Ketua Umum Lembaga Investigasi Negara |
Sementara Resa, tutur dia perlakuan biasa saja ia hanya disalami oleh dua pejabat yakni Sekda Aru Sekda Aru, Drs. Moh Djumpa dan Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa, M.H. Madubun.
Selepas itu tidak ada apresiasi baik dari masyarakat di kabupaten tersebut, Provinsi Maluku dan juga dari masyarakat Indonesia.
"Resa setelah aksi heroik, viral hanya di media sosial lokal, lalu dapat jabat tangan dari Kepala Dinas, dan diperlakukan secara "biasa diluar", tidak terdengar kabarnya lagi hingga kini, kembali ke hidupnya yang tetap miskin bersama orang tuanya, entah cita-citanya bisa tercapai atau tidak, "tambahnya.
Dari secuil kisah inspiratif tentang Reza Mangar ini kata Tuwul, akhirnya saya bisa menyimpulkan bahwa Reza juga layak untuk mendapatkan apresiasi dan penghargaan sama seperti yang didapatkan oleh Joni.
"Pemerintah seharusnya lebih membuka matanya lebar-lebar agar apa yang tidak diketahui atau apa yang tidak muncul dipermukaan masih bisa di lihat oleh pemerintah, bukan hanya bisanya melihat apa yang sudah terlihat saja, "ujarnya.
Lanjut Tuwul, yang terpenting dari itu semua adalah kita sebagai masyarakat Indonesia bangga memiliki anak bangsa seperti Joni dan Reza. Apalagi mereka berdua ini masih kecil, namun kecintaannya kepada negara melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri.
"Sama seperti Joni, Reza Mangar juga harus diberi penghargaan karena mereka berdua adalah contoh baik bagi generasi penerus bangsa. Apalagi Reza berharap ingin melanjutkan sekolah dan dapat beasiswa, "katanya.
Tambah Tuwul, Dari beberapa berita diatas adalah sebuah pelajaran hidup, yang dapat kita petik adalah sikap tanggap dari kedua anak tersebut yang memberanikan diri agar upacara yang sedang berlangsung dapat berjalan kembali walau akhir nasib yang berbeda. Meskipun seperti itu mereka adalah anak bangsa yang berjiwa patriotisme.
"semoga perlakuan yg sama kepada anak ini harus dapat disikapi, sebab hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang malah melemahkan semangat kesatuan dalam bingkai NKRI, "pungkas Tuwul yang juga asli kelahiran Maluku.
Reporter : Edy
Editor : Isvianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar