Kepulauan Aru, SNN.com - Menurut Calon Bupati Aru, Timotius Kaidel, dalam orasi politiknya di Kampung pisang Dobo baru-baru ini, bahwa Lawan politiknya menggunakan cara-cara kotor untuk mengelabui masyarakat Aru.
“Itulah dinamika politik, yang harus disampaikan kepada masyarakat. Itulah tanda-tanda bahwa lawan tidak punya nyali, dan hanya dengan cara-cara yang kotor lawan dapat mengelabui masyarakat banyak”. Pernyataan ini disampaikan Calon Bupati 02 dalam orasinya terkait dengan kejadian demo di KPK terkait Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru, tahun 2018.
Menurut Timo, demo di KPK itu sengaja dibuat oleh lawan politik untuk di dokumentasikan dan kemudian di bagi-bagi kepada Masyarakat, dengan catatan jangan pilih paslon nomor 02 karena korupsi.
Menurut Timo ini strategi politik yang lucu-lucu karena korupsi dari 2018 tetapi tidak pernah di tahan bahkan berkeliaran sampai sekarang.
“Hal ini sengaja dibuat dan didokumentasikan, kemudian dokumentasi itu dibagikan kepada warga masyarakat Aru, dengan catatan, jangan pilih pasangan Calon 02 karena korupsi. Yang berikut hari kemari ada pengacara yang melakukan konperensi pers, dan bilang bahwa pengadilan mau sita harta saya. Pertanyaannya, harta apa yang kau kasi kepada saya?? Ini kan dibuat lucu-lucuan, karena kalau orang korupsi dari tahun 2018, maka itu sudah didalam penjara. Sementara pada tahun 2018 itu pun, kita belum pernah diperiksa”. Jelas Kaidel
Terkait Demo di KPK, menurut Timo, Demo itu ditunggangi oleh orang-orang tertentu yang ada di Jakarta dengan mereka di Bayar, dan terbukti, kata Timo, Kordinator Lapanganya (KORLAP) sudah ditangkap dan di introgasi. Timo menjelaskan bahwa orang yang demo di KPK atas nama orang Aru, ternyata Kordinator Lapangannya adalah salah satu Mahasiswa asal Bima beserta kelompoknya.
“Apabila Kordinator Lapangan untuk Demo adalah mahasiswa orang Bima, pertanyaannya apakah dia adalah orang yang mewakili masyarakat Aru?? Siapakah kira-kira dalang dibelakang dia?? Jangan Menggunakan cara-cara kotor untuk mengelabui masyarakat. Kesalnya. (Moses)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar