Adegan ini tidak lebih dari sekadar gotong royong biasa. Ini adalah sebuah perjuangan kolektif melawan ancaman alam yang terus menggerus. Setelah sekian lama, infrastruktur irigasi di area ini mulai rapuh, mengancam ketahanan pangan dan kesejahteraan warga. Jika dibiarkan, bukan hanya sawah yang kekeringan, tetapi juga mimpi dan harapan para petani yang akan ikut layu.
Dengan semangat juang yang membara, Babinsa dan warga setempat menciptakan sebuah kolaborasi epik. Mereka menggunakan alat seadanya, saling membantu, dan mendorong satu sama lain. Setiap batu yang dipasang, setiap cangkul yang diayunkan, adalah simbol dari komitmen kuat untuk tidak menyerah pada nasib. Ini adalah sebuah kisah tentang persatuan, di mana pangkat dan jabatan melebur, menyisakan satu identitas: pejuang yang berjuang demi masa depan desa.
Danramil 0812/03 Turi,Kapten Inf Tri Prastyo, selaku Danramil 0812/03 Turi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian TNI terhadap warga dan lingkungan sekitar.
"Hari ini, kita menyaksikan kekuatan sejati dari sebuah komunitas. Ini bukan hanya tentang membangun perengan irigasi; ini adalah tentang membangun kembali kepercayaan, tentang menunjukkan bahwa ketika kita bersatu, tidak ada tantangan yang terlalu besar. Babinsa kami hadir di sini bukan hanya untuk mendampingi, tetapi untuk menjadi bagian dari perjuangan ini. Kami bangga bisa menjadi bagian dari semangat gotong royong yang luar biasa dari warga Desa Karangwedoro. Kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa TNI bersama rakyat, selamanya akan menjadi kekuatan yang tak terkalahkan dalam membangun bangsa."ujarnya (Pendim0812).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar