Lamongan, SNN.com - Komitmen mewujudkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) terus diperkuat oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan. Sebagai bentuk keseriusan, jajaran Lapas Lamongan melaksanakan kunjungan studi tiru ke Lapas Kelas IIB Mojokerto pada Jumat (19/09).
Rombongan Lapas Lamongan yang dipimpin langsung oleh Kepala Lapas, didampingi pejabat struktural dan tim pokja pembangunan ZI, disambut hangat oleh Kalapas Mojokerto bersama jajarannya. Pertemuan berlangsung penuh keakraban sekaligus menjadi ajang berbagi pengetahuan mengenai strategi, inovasi, dan best practice yang telah dijalankan Lapas Mojokerto hingga berhasil meraih predikat WBK dari Kementerian PAN-RB.
Dalam paparannya, jajaran Lapas Mojokerto memaparkan sejumlah langkah strategis, mulai dari optimalisasi pelayanan publik berbasis teknologi, transparansi dalam setiap kegiatan, hingga penerapan budaya kerja yang mengedepankan integritas dan profesionalisme. Rombongan Lapas Lamongan juga diajak meninjau langsung area pelayanan terpadu, ruang layanan kunjungan, serta inovasi yang memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi dan pelayanan.
Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menegaskan bahwa keberhasilan meraih predikat WBK bukanlah hal yang instan, melainkan hasil dari kerja keras seluruh jajaran yang konsisten menjaga integritas. “Kunci utama adalah komitmen bersama. WBK bukan hanya soal predikat, tetapi bagaimana kita menanamkan budaya kerja bersih, bebas dari praktik korupsi, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kalapas Lamongan, Heri Sulistyo, menyampaikan apresiasi tinggi atas sambutan dan keterbukaan Lapas Mojokerto dalam berbagi pengalaman. “Kami datang untuk belajar dan meniru praktik baik yang sudah terbukti efektif di Lapas Mojokerto. Harapannya, apa yang kami serap di sini bisa kami implementasikan di Lapas Lamongan, sehingga kami mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik, transparan, dan akuntabel,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa studi tiru ini bukan sekadar kunjungan formal, melainkan momentum penting untuk memperkuat semangat perubahan di jajaran Lapas Lamongan. “Kami yakin, dengan kerja sama, inovasi, serta semangat kebersamaan, predikat WBK bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diraih,” imbuhnya.
Kegiatan studi tiru ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, tanya jawab, dan penyerahan cinderamata sebagai simbol persahabatan dan kolaborasi antar satuan kerja pemasyarakatan. Kedua belah pihak sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan kerja sama, agar upaya mewujudkan Zona Integritas menuju WBK bisa berjalan optimal dan berkesinambungan.
Melalui kegiatan ini, Lapas Lamongan meneguhkan komitmennya untuk terus berbenah, memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, serta berorientasi pada pelayanan prima, demi mendukung terwujudnya sistem pemasyarakatan yang transparan dan akuntabel. (Zainal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar