Kepulauan Aru, SNN.com - SD Kristen Kabalsiang Benjuring Kecamatan Aru Utara Timur Batuley Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, perkembangannya sesuai informasi yang diperoleh media ini, hanya memiliki satu orang guru dengan jumlah murid 90 orang. informasi ini setelah di konfirmasi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Aru, bapak A. Pokar M.Si dirinya menjelaskan bahwa guru di SD Kristen Kaben itu ada 3 orang termasuk kepala Sekolah, tetapi Kepla sekolah sudah almarnuma dan tinggal 2 orang guru sebagai tenaga pendidik.
Akibat sarana prasarana yang tidak memadai, kata kepala Dinas, termasuk kekurangan guru, maka semua murid SD Kristen Kabalsiang- Benjuring di tarik untuk proses belajar mengajar pada SD Inpres Kabalsiang Benjuring.
“Terkait SD Kristen di Desa Kabalsiang Benjuring disana ada 3 guru, dan dari 3 guru tersebut salah satunya sudah Almarhuma, dan tinggal 2 guru. tetapi akibat sara-prasarana yang tidak memadai di sekolah, maka untuk sementara semua murid ditarik untuk belajar di SD Impres Kaben. Jadi sekarang murid dari SD Kristen Kabalsiang Benjuring ditarik dan belajar di SD Inpres karena masalah sarana prasarana berupa meja kursi yang tidak memadai. Selain itu, adanya kekurangan tenaga pendidik untuk proses belajar Mengajar”. Jelas Pokar.
Salah satu sumber yang di konfirmasi wartawan media ini, yang menolak namanya disebut, membantah bahwa informasi terkait penarikan seluruh murid SD Kristen Kaben untuk belajar di SD Inpres Kaben adalah tidak benar, dan yang benar itu hanya untuk murid kelas 5 yang mengikuti les Bahasa Indonesia, les literasi dan Numerasi dan les Komputer untuk persiapan asesmen. Sementara untuk kelas 1 sampai kelas 4 dan kelas 6 tetap berada di SD Kristen Kaben dan dalam kondisi terlantar dan tidak ada proses belajar mengajar.
Sumber menjelaskan bahwa kondisi anak-anak di SD Kristen, di tarik dan belajar pada SD Inpres Keben itu terjadi hanya pada semester lalu, karena kebanyakan guru-guru pada SD Inpres itu berasal dari desa Kaben sehingga mereka prihatin dengan kondisi murid pada SD Kristen Kaben yang tidak ada proses belajar mengajar. Terhadap kondisi ini mereka (anak-anak SD Kristen) di panggil untuk belajar sementara pada SD Inpres Kaben.
“SD Kristen Kaben itu hanya 3 guru termasuk kepala Sekolah yang sudah Almarhuma. Oleh karena guru-guru pada SD Inpres itu kebanyakan berasal dari desa Kaben, dan mereka melihat anak-anak SD Inpres masuk sekolah, sementara anak-anak SD Kristen tidak sekolah, sehingga mereka ambil kebijakan dengan memanggil anak-anak SD Kristen untuk belajar sementara pada SD Inpres Kaben dan itu hanya berlaku untuk semester lalu, dan sekarang yang bergabung di SD Inpres Kaben itu hanya khusus kelas 5 dalam rangka persiapan Asesmen, karena mereka (SD Kristen) tidak ada Kepala Sekolah dan guru”. jelas sumber.
Lebih lanjut Sumber menjelaskan bahwa SD Kristen Kaben hanya 2 guru, salah satunya tidak begitu aktif, dan satu yang lainnya secara SK masih sebagai guru di SD Kristen Kaben tetapi secara Data, dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), guru tersebut adalah guru pada SD Inpres Kaben, tetapi juga sebagai Plt Kepala Sekolah TK Benjuring.
“Jadi guru tersebut, SK-nya di SD Kristen tetapi datanya sudah pindah di SD Inpres Kaben”. Sebutnya. Dikatakan, terkait dengan murid-murid pada SD Kristen Kaben, ditarik untuk proses belajar mengajar di SD Inpres Kaben, itu tidak benar dan yang ada itu hanya menyelamatkan murid kelas 5 untuk Asesmen, karena sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Aru Utara Timur Batuley akan menggunakan Laboratorium SD Inpres Kaben untuk Asesmen. Sementara anak-anak murid SD Kristen Kaben dari kelas 1 sampai kelas 4 dan kelas 6 tidak bersekolah di SD Inpres tetapi mereka tetap ada pada SD Kristen Kaben.
“Jadi informasi bahwa anak-anak dari SD Kristen Kaben di tarik untuk proses belajar mengajar di SD Inpres Kaben, itu tidak benar. Dari kelas 1 sampai kelas 4 dan kelas 6 SD risten Kaben, tidak bersekolah di SD Inpres, dan mereka tetap ada di SD Kristen Kaben, tetapi mereka tidak pernah belajar karena guru tidak ada. Jadi informasi tentang murid SD Kristen di tarik untuk proses belajar mengajar di SD Inpres itu tidak benar dan yang benar itu hanya kelas 5 yang ikut les untuk persiapan menghadapi Asesmen”. Jelas sumber.
Sumber menambahkan bahwa ada sebagian orang tua yang prihatin dengan kondisi SD Kristen yang tidak ada aktifitas belajar mengajar, maka mereka mengambil langkah, memindahkan anak mereka di SD Inpres Kaben, karena tidak ingin anak mereka menjadi korban pembodohan.
“Orang tua juga, tidak ingin anak mereka menjadi korban pembodohan karena tidak belajar, sehingga murid SD Kristen yang pindah di SD Inpres Kaben itu adalah keinginan orang tua dan bukan keinginan guru”. Ungkapnya. (Moses)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar