Kepulauan Aru, SNN.com - Bersama Pejabat Pemda Kabupaten Kepulauan Aru, Forkopimda dan Mayrakat lebih khusus Umat Muslim di Kabupaten Kepulauan Aru, melaksanakan Sholat Idul Fitri 1446 Hijiriah, bertempat di depan Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, senin 31/03/25.
Bertindak sebagai Imam: Ketua MUI Kabupaten Kepulauan Aru, Hi. Idham Malik Rumaaf S.Ag.
Sebagai Khatib: Ustadz Itriadi Fatukaloba, S.Pd.I. dan bertindak sebagai Muazin: Hj. Basri Romenak.
Ustadz Itriadi Fatukaloba, dalam khutbahnya mengulas soal nilai Puasa yang harus di wujudkan dalam perilaku dengan berlatih untuk menahan diri dari perilaku negative kepada orang lain.
“Nilai Puasa yang harus kita wujudkan dalam perilaku kita adalah, kita harus berlatih menahan perasaan, berlatih menahan pikiran, berlatih menahan perilaku negatif kepada orang lain, dan berlati menahan rasa benci kepada orang yang berbeda pilihan politik dengan kita. Kita telah berlatih selama sebulan untuk menahan diri dari semua itu”. Sebutnya.
Dikatakan, kita telah dididik selama 30 hari, untuk mengendalikan pikiran, untuk mengendalikan perasaan, dan kita telah dididik untuk mengendalikan segala perbuatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
“Inilah jihad yang paling besar dan utama. Semoga kita mampu menahan, dan janganlah saling memutuskan hubungan, jangan saling memalingkan muka, jangan saling membenci dan jangan saling hasut menghasut, tetapi jadilah hamba Allah yang bersaudara.”. Tandasnya.
Ustadz Fatukaloba berharap dalam khutbahnya, agar Ibadah Ramadan dan Shalat Idul Fitri dapat mengokohkan ketakwaan umat dan masyarakat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam menjalankan hidup di dunia ini.
“Mudah-mudahan ibadah Ramadan dan Shalat Idul Fitri, dapat mengokohkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam menjalankan sisa hidup kita di dunia ini. Ketakwaan yang dapat mengeluarkan kita dari berbagai persoalan hidup serta mengangkat derajat kita sehingga menjadi mulia di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala”. Harapnya.
Dikatakan, Idul Fitri harus menjadi momen yang istimewa bagi umat Islam, khususnya muslim di Kepulauan Aru, sebab pasca Pemilukada telah terbelah menjadi dua kubu yang saling berhadapan.
“Idul Fitri hadir, menjadi fasilitator untuk mendamaikan kita yang saling benci, karena beda pilihan politik. Saatnya kita kembali bergandengan tangan, menunjukkan kesejukan karena kepentingan Daerah ini di atas kepentingan Pribadi, di atas kepentingan Partai, di atas kepentingan Suku, dan di atas kepentingan kelompok. Semoga ibadah Ramadan dan Shalat Idul Fitri ini, dapat mengokohkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam menjalankan sisa hidup kita di dunia ini”. Tandasnya. (Moses)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar