Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Jumat, 19 September 2025

Jejak Pak Maman dalam Perjalanan Jurnalistik Saya

Bersama Maman Wiharja berangkat ke Semarang naik kapal Feri Dharma rucika 09 dari pelabuhan panglima Utar Kumai masih di media beritasampit
Oleh: Gusti Syahwani
Wartawan Dayak News & Kepala Perwakilan SNN (Sorot Nuswantoro News) Kalimantan Tengah

Dunia jurnalistik bukanlah sesuatu yang saya rencanakan sejak awal. Namun, pertemuan tak terduga dengan seorang wartawan senior bernama Maman Wiharja pada tahun 2000 mengubah arah hidup saya.

Pak Maman — begitu saya biasa memanggilnya — adalah wartawan asal Cirebon yang telah lama berkecimpung di dunia pers. Dari beliau, saya pertama kali mengenal seperti apa dunia kewartawanan itu. Lebih dari sekadar profesi, beliau memperkenalkan saya pada sebuah dunia yang penuh dinamika, nilai, dan tanggung jawab sosial.

Lima tahun setelah pertemuan itu, tepatnya pada tahun 2005, saya resmi menapaki langkah pertama sebagai wartawan. Pak Maman membuatkan saya Kartu Tanda Anggota (KTA) dan mengajak bergabung di Marunting, sebuah media lokal berbentuk majalah yang terbit di Kotawaringin Barat. Di sanalah saya mulai belajar dasar-dasar jurnalisme: bagaimana menyusun berita, menulis dengan struktur yang benar, hingga memahami pentingnya menjaga etika dalam setiap karya tulis.

Namun, jalan hidup tak selalu lurus. Pada tahun 2006 hingga 2010, saya memutuskan mundur sementara dari dunia pers untuk mengurus bisnis keluarga. Meski demikian, semangat untuk menulis tak pernah benar-benar padam. Hati saya masih tertambat pada dunia jurnalistik.

Pada tahun 2010, saya kembali dipertemukan dengan Pak Maman. Dan seperti sebelumnya, tanpa banyak tanya, beliau kembali mengajak saya untuk menulis. Kali ini, saya menjalani profesi wartawan dengan kesungguhan yang lebih dalam. Saya mulai menulis berita dengan pendekatan yang lebih tajam, mendalami penulisan artikel, hingga mencoba menuangkan opini-opini saya ke dalam bentuk tulisan.

Berkat bimbingan dan rekomendasi Pak Maman, saya diterima sebagai wartawan di media lokal Berita Sampit, tempat beliau menjabat sebagai Kepala Biro untuk wilayah Kotawaringin Barat. Di sinilah saya semakin menekuni dunia jurnalistik secara lebih profesional. Dari liputan lapangan hingga wawancara dengan tokoh-tokoh penting, saya mulai menemukan jati diri saya sebagai wartawan.
KTA pertama yang dibuatkan oleh pak Maman Wiharja di media Marunting berbentuk majalah  milik beliau sendiri
Tahun 2024 menjadi babak baru. Saya bergabung dengan Dayak News, media lokal yang kini menjadi rumah profesional saya. Di sini, saya terus menajamkan kemampuan menulis, meliput berbagai peristiwa penting, dan — yang paling saya banggakan — menjadi penyambung suara masyarakat, terutama di wilayah Kotawaringin Barat.

Selain itu, pada tahun 2025, saya dipercaya untuk memimpin perwakilan media nasional SNN (Sorot Nuswantoro News) di Kalimantan Tengah, yang baru saja resmi membuka jaringan di wilayah ini. Menjadi Kepala Perwakilan Kalimantan Tengah adalah amanah besar yang saya terima dengan rasa tanggung jawab dan semangat untuk menyuarakan kepentingan daerah di level nasional.

Melalui peran ganda di media lokal dan nasional, saya berusaha menjaga nilai-nilai jurnalistik yang bersih, berimbang, dan berpihak pada kebenaran. Setiap berita yang saya tulis adalah bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan tanggung jawab saya sebagai penyampai informasi.

Sebagai wartawan, saya sering mendapat kesempatan langka: bertemu pejabat, bersalaman dengan tokoh-tokoh penting, bahkan terkadang ikut serta dalam momen-momen bersejarah di daerah. Namun di balik semua itu, yang paling bermakna bagi saya adalah peran sebagai penghubung antara masyarakat dan informasi. Saya percaya, informasi yang jujur dan berimbang adalah salah satu pilar utama demokrasi.

Kini, lebih dari dua dekade sejak perkenalan pertama saya dengan dunia pers, saya masih berdiri di jalur ini — berkat satu sosok luar biasa: Maman Wiharja. Di usianya yang ke-76 tahun, beliau masih aktif menulis dan terus menyebarkan informasi. Bagi saya, beliau bukan hanya guru jurnalistik, tapi juga ayah dalam dunia profesi yang saya banggakan ini.

Terima kasih, Pak Maman. Karena Anda, saya ada di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"