Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA


Senin, 08 Desember 2025

Bupati Aru Berharap Konferda AMGPM Pulau Pulau Aru Menghasilkan Buah Pikiran Yang Inovatif dan Konstruktif Bagi Masyarakat di Kepulauan Aru

Kepulauan Aru, SNN.com - Pengurus Daerah Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Pulau-Pulau Aru, menggelar Konferensi Daerah ke- 11, bertempat di gedung Gereja Dusun Lamerang kecamatan Pulau-Pulau Aru, minggu 07/12/25. 

Hadir dalam acara, ketua pengurus Besar AMGPM Melkianus Sairdekut. Ketau Klasis Pulau-Pulau Aru, Pdt. H. Mussa, S.Th. Sekertaris Klasis Pulau-Pulau Aru, Pdt. M Kwasua, S.Si. Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, Timotius Kaidel. Ketua Tim PKK Kabupaten Kepulauan Aru, Ibu Caludia Iamrisa Kaidel. Kapolsek Pulau-Pulau Aru, Iptu Hengky Nanuru. Camat Pulau-Pulau Aru, Boris Kwaitota. Plt. Direktur RSUD Cendrawasih Dobo, dr. Marthin Haurisa, Sp.PD. Pj. Kepala desa Wokam, Ibu Cici Manutilaa. 

Bupati Aru, Timotius Kaidel dalam sambutannya, berharap agar Konferda ke-11 AMGPM Pulau-Pulau Aru, dapat menghasilkan buah-buah pikiran yang inovatif dan konstruktif yaitu bagaimana memiliki cara berfikir yang membuka kemungkinan dan memaksimalkan sumber Daya yang ada untuk menciptakan perubahan yang positif, serta memilikli pola pikir yang berfokus pada membangun, memperbaiki dan mencari solusi untuk memecahkan maslah secara efektif.

Ada beberapa pesan yang merupakan pesan-pesan Negara dan Daerah yang disampaikan Bupati Aru untuk dibahas dalam Konferda diantaranya adalah visi misi Negara dan Daerah tentang bagaimana Indonesia mencapai Indonesia Emas tahun 2045, dengan memanfaatkan Bonus Demografi. 

Dijelaskan, bonus demografi adalah saat dimana jumlah penduduk produktif lebih banyak dari non-produktif. “Bonus Demografi Indonesia tahun 2045 itu adalah orang-orang yang ada di usia produktif itu lebih banyak dari usia non- produktif, dan salah satu alasan visi Misi Negara menuju Indonesia Emas 2045 adalah Bonus Demografi”. Jelasnya. 

Dikatakan, bonus demografi, bukan masalah angka produktifitas yang produksi hari ini, tetapi kalau tidak produktif maka bonus demografi bisa menjadi bencana bagi Negara dan bukan menjadi hal positif. Untuk itu, sebutnya Negara hadir untuk bagaimana menciptakan manusia produktif dengan membuat sekolah rakyat. Sekolah rakyat merupakan sekolah unggulan yang hadir di semua Kabupaten Kota untuk membina generasi-generasi yang dianggap kurang mampu, supaya dapat menikmati pendidikan yang setara dengan orang-orang yang mampu. Didalam sekolah rakyat itu akan diajarkan 80% tentang pendidikan karakter dan 20% untuk pengetahuan umum. 

Pembangunan SDM, lanjut Kaidel, bukan sekedar seberapa besar anak kita lulus sarjana, tetapi berapa banyak anak Aru hari ini yang berkarekter, artinya memiliki watak, tabiat, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang, yang terbentuk dari nilai-nilai moral dan etika, serta diwujudkan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan nyata yang konsisten dan bermoral, sering kali dibentuk melalui pendidikan dan lingkungan. 

“Pendidikan Karakter ini yang akan dibentuk di dalam sekolah rakyat, dan ada 1000 lebih anak yang akan ditampung di dalam sekolah rakyat itu, dan diharapkan setelah kembali ke masyarakat akan menjadi corong bagi yang lain. 80% pendidikan karakter yaitu, bagaimaan orang bisa bertakwa kepada Tuhan, dan punya iman, dan bagaimana membentuk nilai-nilai moral, etika dan budi pekerti luhur. Pendidikan karakter adalah bagaimana anak-anak sekarang itu harus sopan santun, rajin dan kerja keras dan tidak loyo. Inilah yang dipersiapkan Negara untuk mencapai Indonesia emas 2045”. Jelasnya.

Bicara soal perkembangan ekonomi dan teknologi, kata Kaidel, semua peserta dalam konferensi AMGPM, dituntut untuk bagaimana terus mengikuti perkembangan zaman, karena siapa yang menguasai Teknologi dan menguasai ketahanan pangan, dialah yang menguasai dunia hari ini. 
Dijelaskan, Indonesia berambisi keras untuk tahun 2045 mencapai Indonesia Emas, yang artinya Indonesia mampu menguasai Teknologi dan menguasai Ketahanan Pangan. Untuk menguasai teknologi dan menguasai ketahanan Pangan, kondisi orang Aru saat ini, harus dibenahi untuk bisa bertahan baik disisi darat maupun disisi laut. 

“Bagaiman kita bisa menguasai ketahanan Pangan dengan kondisi orang Aru hari ini, yaitu dengan cara menanam 10 juta pohon kelapa di sisi darat, dan disisi laut, kearifan local tentang sasi taripang kita kembangkan menjadi Perda untuk bagaimana kita bisa bertahan disisi laut dan bertahan disisi darat”. Ucapnya.  

Dikatakan, semua anak-anak muda hari ini mengharapkan kalau tamat sekolah, orientasinya menjadi Pegawai Negeri Sipil. Pola pikiran ini, kata Kaidel, harus dihilangkan dari sekarang dan harus memiliki pola pikir yang baru, karena peluang untuk 5 tahun kedepan, tidak ada lagi tes CPNS. Dilihat dari standar kelulusan anak SMA, ada sekitar 3.000 anak setiap tahun lulus, dan yang melanjutkan ke perguruan tinggi sekitar 30%. Setiap tahun ada lulusan sarjana anak-anak di Aru sekitar 400 anak. Apabila semua orientasinya Pegawai Negeri berarti peluang ini tertutup sampai 5 tahun kedepan dan mereka akan menjadi pengangguran ientelektual di Kabupaten Kepulauan Aru. Anak-anak Aru yang tamat sarjana, kata Kaidel, akan menjadi pengangguran intelektual yang sangat berbahaya. 

“Mereka akan jadi pengangguran intelektual di Kabupaten ini dan itu sangat berbahaya, karena bisa terjadi kejahatan yang terorganisir, kalau kabupaten ini diisi dengan pengangguran-pengangguran intelektual”. Tegas Kaidel. 

Adalah lebih baik, lanjut Kaidel, terjadi pengangguran orang-orang yang tidak bersekolah, karena gampang diarahkan, dari pada pengangguran intelektual yang bisa terjadi tindakan-tidakan jelek dan negative. Untuk itulah, jelas Kaidel, kita dari pemerintah hari ini sudah harus mempersiapkan generasi itu, tentang sisi darat 10 juta pohon kelapa yang diangkat sebagai satu program yang sama-sama kita dukung dan menyambut program itu. 
Menurut Kaidel, di Aru terdapat 99% lahan tidur yang tidak produktif sampai hari ini. Di Kepulauan Aru, pernah ada swasembada Kelapa bersama Sulawesi Utara dimana terjadi perkebunan kelapa secara besar-besaran pada zaman belanda. 

program ini, katanya, dikembangkan di Sulawesi utara dan Maluku Utara, sementara di Kepulauan Aru, program itu ditinggalkan. Dalam masa kepemimpinannya, Kaidel berkomitmen akan mengembalikan itu dan mengembangkan program perkebunan Kelapa itu dengan program penanaman 10 juta pohon kelapa di Kepulauan Aru. 

Karena, katanya, dengan penanaman 10 juta pohon kelapa, akan tersedia bahan baku yang akan menarik investor untuk masuk di Aru. 
Penanaman 10 juta pohon kelapa, menurut Kaidel, adalah sangat berat, tetapi apabila bersama AMGPM bergandenagn tangan, pasti sukses. 

“Jadi kalau kita dengar 10 juta pohon kelapa itu terlalu berat dan kapan kita capai. Tetapi kalau kita bersama- sama bergandengan tangan pasti bisa. Inilah tugas pemuda hari ini terutama AMGPM, dan inilah tanggungjawab kita, bagaimana kita mensosialisasikan ini, pertama buat kita sendiri dan bukan untuk orang lain. Kalau kita bisa mencapai hasil itu dari sisi laut dan sisi darat, inilah tanggungjawab pemerintah, dan tanggungjawab kita sebagai peserta konferda hari ini, itu akan memberikan hasil yang baik dan terus berkesinambungan dengan kita menjaga alam dengan baik . 
Jadi kalau Moto AMGPM adalah garam dan Terang dunia diharapkan terang itu bisa menyinari hal-hal seperti ini, dan garam itu akan menjadi symbol keseimbangan dimana garam itu dapat menyeimbangkan semua pikiran-pikiran kita. 

Diharapkan, melalui Konferda ini, bisa mengahsilkan buah-buah pikiran yang inovatif  dan konstruktif bagi kabupaten Kepulauan Aru untuk bagaimana kita bisa berbuah yang  manis bagi masyarakat”. Harap Kaidel.

Ketua Umum Pengurus Besar AMGPM, Melkianus Sairdekut berkenan menyampaikan sambutan, sekaligus membuaka Konferda ke-11 ditandai dengan pemukulan tifa. 

Dalam sambutannya Sairdekut menyampaikan beberapa pesan, dan pada pesan terakhirnya, Sairdekut meminta agar Angkatan Muda Daerah Pulau-Pulau Aru, mengangkat masalah kemandirian ekonomi sebagai kekuatan berdiri di atas kaki sendiri untuk membiayai seluruh program dan kegiatan, paling tidak kegiatan dan program ditingkat Daerah. Dikatakan, kemandirian ekonomi bukan pekerjaan yang gampang, tetapi juga bukan pekerjaan yang susah, apabila Angkatan Muda di daerah mau serius untuk berbenah. 

“Kami yakin sungguh bahwa, bicara soal kemandirian ekonomi bukan pekerjaan gampang, tetapi juga bukan pekerjaan yang susah kalau rekan-erkan Angkatan Muda di Daerah mau serius untuk berbenah. Saya mendengar sekilas, ada misi besar pa Bupati dan Pemerintah Daerah untuk melakukan penanaman 10 juta pohon kelapa. Untuk itu diharapkan kepada ketua dan pengurus Daerah yang baru, agar bisa berpartisipasi mendukung kesuksesan penanaman 10 juta pohon kelapa tersebut, agar dengan langkah itu, ide untuk kemandirian Ekonomi AMGPM kepulauan Aru, juga bisa di topang oleh pemerintah Daerah melalui pa Bupati”. Harapnya. (Moses)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"