Kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi olahraga biasa. Di sela-sela pertandingan yang diikuti oleh berbagai Club bulutangkis lokal, petugas gabungan menyisipkan sesi edukasi dan wawasan kebangsaan mengenai bahaya laten narkoba.
Kepala Desa Made menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan desa yang sehat dan produktif. "Kami ingin pemuda di Desa Made tidak hanya mahir secara fisik di lapangan, tetapi juga memiliki mental yang kuat untuk menolak segala bentuk godaan narkoba," ujarnya.
Babinsa Desa Made Sertu Dedik andriyono menegaskan bahwa sinergitas tiga pilar (TNI, Polri, dan Pemerintah Desa) adalah kunci utama dalam pencegahan dini. "Narkoba adalah musuh nyata bangsa. Melalui olahraga seperti bulutangkis, kita membangun kedisiplinan. Orang yang disiplin dan mencintai tubuhnya tidak akan menyentuh barang haram tersebut," tegasnya.
Senada dengan hal itu, Bhabinkamtibmas menambahkan bahwa klub-klub bulutangkis memiliki peran strategis sebagai agen perubahan. "Adik-adik di klub ini adalah panutan bagi teman sebaya mereka. Kami berharap mereka bisa menjadi perpanjangan tangan kami dalam mensosialisasikan bahaya narkoba di lingkungan pergaulan masing-masing."
Festival ini mendapat sambutan hangat dari para atlet muda. Suasana di GOR GSM tampak riuh dengan semangat kompetisi yang positif. Selain memperebutkan gelar juara, para pemain mengaku mendapatkan pemahaman baru tentang cara mengidentifikasi dan menghindari risiko peredaran gelap narkoba yang kian marak.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan angka kriminalitas dan penyalahgunaan zat terlarang di wilayah Kabupaten Lamongan, khususnya Desa Made, dapat terus ditekan melalui pendekatan humanis dan inspiratif. (Pendim0812)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar