Palangka Raya, SNN.com – Dalam upaya mengatasi blank spot jaringan internet di desa-desa pelosok Kalimantan Tengah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng mengalokasikan anggaran untuk pemasangan 2.700 titik internet berbasis Starlink hingga akhir tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari program percepatan digitalisasi yang menjadi salah satu prioritas Gubernur Kalteng, H. Agustiar Sabran.
Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosantik) Kalteng, Rangga Lesmana, menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah terdapat 308 titik Starlink yang telah terpasang dan aktif, memberikan akses internet ke wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak tersentuh jaringan.
“Sudah ada 308 titik yang berfungsi dan masyarakat di sana kini bisa menikmati akses internet,” ujar Rangga saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (22/7/2025).
Rangga menambahkan bahwa wilayah dengan tingkat blank spot tertinggi berada di Kabupaten Katingan, Kapuas, dan Seruyan, sehingga menjadi prioritas utama dalam distribusi pemasangan titik Starlink.
Namun, upaya ini tengah menghadapi tantangan menyusul kebijakan terbaru dari pihak Starlink yang menghentikan pendaftaran pelanggan baru di Indonesia, termasuk pembatasan aktivasi kit baru bagi pembeli ritel atau dari penjual pihak ketiga. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian bagi realisasi target pemasangan di masa mendatang.
“Kami sedang mengkaji dampak dari penghentian pendaftaran baru oleh Starlink dan menjajaki opsi teknis maupun regulasi agar program ini tetap berjalan,” jelas Rangga.
Meski begitu, Pemprov Kalteng tetap berkomitmen untuk memperluas akses internet ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), sebagai landasan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital, peningkatan layanan publik, serta pemerataan informasi di seluruh pelosok provinsi.(Guswan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar