Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Jumat, 25 Juli 2025

Tugu Palagan Sambi: Jejak Pertama Pasukan Terjun Payung AURI di Bumi Kalimantan

Monumen Pesawat Dakota RI 002
Oleh: Gusti Syahwani – Wartawan SNN.com

Pangkalan Bun – Terletak di Desa Sambi, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, berdiri kokoh sebuah tugu bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan militer di masa awal kemerdekaan. Tugu Palagan Sambi bukan hanya monumen, tetapi penanda penting atas kiprah pertama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dalam melaksanakan operasi militer melalui penerjunan pasukan ke wilayah Kalimantan, tepatnya pada 17 Oktober 1947.

Kala itu, Republik Indonesia baru saja berdiri selama tiga tahun. Namun, ancaman dari Belanda kembali mencuat melalui Agresi Militer I. Di bawah tekanan tersebut, Kalimantan menjadi salah satu titik krusial yang harus dipertahankan. Gubernur Kalimantan saat itu, Mohammad Noor, mengambil langkah strategis dengan menggagas pengiriman pasukan secara rahasia melalui udara untuk memperkuat lini perlawanan di pedalaman.

Permintaan itu disambut oleh AURI yang saat itu dipimpin oleh Komodor Udara Suryadarma. Sebanyak 13 prajurit terpilih dilatih khusus dan dipimpin oleh seorang putra daerah, Tjilik Riwut — nama yang kini menjadi legenda perjuangan di Kalimantan. Misi mereka sangat jelas: membangun kembali jalur komunikasi, memperkuat kekuatan lokal, dan mengganggu konsentrasi pasukan Belanda yang saat itu menguasai jalur laut dan sungai.

Karena semua akses darat dan perairan dikuasai oleh pasukan Belanda yang tergabung dalam NICA (Netherlands Indies Civil Administration), infiltrasi lewat udara menjadi satu-satunya pilihan. Pasukan Belanda, termasuk prajurit-prajurit KNIL asal Afrika yang dikenal sebagai “Londo Ireng” atau Belanda Hitam, menjadi lawan tangguh di lapangan.
Tugu Penerjun Payung Pertama di Desa Sambi
Pada dini hari 17 Oktober 1947, pasukan diterbangkan dari Lanud Maguwo, Yogyakarta, dengan menggunakan pesawat Dakota RI-002 yang dikemudikan oleh pilot sukarelawan asal Amerika Serikat, Robert Earl Freeberg. Target pendaratan semula adalah Lapangan Sepanbiha di Seruyan. Namun karena kondisi malam yang gelap dan terpencilnya lokasi, mereka mendarat tak jauh dari Desa Sambi, lokasi yang kemudian dikenal dalam sejarah sebagai titik awal penerjunan militer AURI.

Walau terjun di luar target, seluruh prajurit berhasil mendarat dengan selamat. Namun tantangan baru menanti: belantara Kalimantan yang liar. Mereka terpisah, bertahan hidup selama lebih dari sebulan di dalam hutan. Hingga akhirnya, keberadaan mereka terdeteksi oleh Belanda. Kontak senjata pun terjadi. Tiga pejuang, yakni Iskandar, Achmad Kosasih, dan Hari Hadisoemantri gugur di tangan musuh. Sisa pasukan berjuang menyelamatkan diri dan melanjutkan misi mereka semampunya.
Pesawat Dakota RI 002 menerjunpan pasukan payung penerjun pertama RI di Desa Sambi
Untuk mengenang peristiwa heroik ini, Monumen Palagan Sambi pun didirikan. Tak hanya berdiri sebagai tugu peringatan, di lokasi ini juga direplika pesawat Dakota RI-002 — pesawat yang menjadi saksi penerjunan pertama pasukan terjun payung AURI.

Monumen ini merupakan bukti nyata bagaimana warga Kotawaringin Barat menghargai jasa para pejuang. Selain menjadi objek wisata sejarah, Tugu Palagan Sambi juga menjadi media edukatif bagi generasi muda untuk mengenang perjuangan dan menumbuhkan semangat cinta tanah air.

Kini, siapa saja dapat mengunjungi monumen ini tanpa dipungut biaya. Letaknya strategis, berdampingan dengan Pangkalan Bun Park, membuatnya mudah diakses oleh wisatawan maupun masyarakat lokal. Sebuah warisan sejarah yang tak hanya menandai peristiwa militer, tetapi juga mengajarkan arti pengorbanan, keberanian, dan tekad membela kemerdekaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"