Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Senin, 17 Juli 2023

𝐏𝐄𝐑𝐓𝐀𝐑𝐔𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐂𝐀𝐏𝐑𝐄𝐒 𝟐𝟎𝟐𝟒 𝐃𝐈 𝐄𝐌𝐏𝐀𝐓 𝐈𝐒𝐔: 𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐏𝐄𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐁𝐔𝐊𝐔, 𝐏𝐈𝐍𝐃𝐀𝐇 𝐈𝐁𝐔𝐊𝐎𝐓𝐀 𝐇𝐈𝐍𝐆𝐆𝐀 𝐌𝐄𝐃𝐒𝐎𝐒

𝐎𝐥𝐞𝐡 : H. HENDI. E. SE. AK. SH.MH.
Stafsus Hukum Ham RI & Stafsus Ekonomi Badan Advokat Indonesia DPP DPD DPC Nasional 
Pakar politik hukum & Ekonomi
𝐉𝐮𝐥𝐢 𝟐𝟎𝟐𝟑

Siapakah Capres 2024 yang dipilih oleh pecinta buku sastra? Siapakah capres yang didukung oleh mereka yang gemar  online di Whatsapp, YouTube,  hingga  TikTok? Siapakah capres yang diminati oleh mereka yang percaya KPK hingga Tentara?

Secara umum, delapan bulan menjelang pilpres 2024, Prabowo Subianto masih unggul atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. 

Elektabilitas Prabowo sebesar 34.3%. Elektabilitas Ganjar sebesar 32.7%. Elektabilitas Anies 22.1%, Elektabilitas Prabowo terpaut 1.6% dengan Ganjar dan terpaut 12.2% dengan Anies.
 
Secara tren yang diamati dari tiga survei (bulan Januari, Mei, Juni) tahun 2023, Prabowo elektabilitasnya menanjak. Ganjar elektabilitasnya turun naik. Anies elektabilitasnya stagnan.

Demikian  salah satu Pakar politik H. hendi menyampaikan kepada Media sorot nuswantoro dengan pengamatam kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. 

Dengan 1.200 responden, 𝘮𝘢𝘳𝘨𝘪𝘯 𝘰𝘧 𝘦𝘳𝘳𝘰𝘳 survei ini sebesar 2.9%. Survei dilakukan pada tanggal 30 Mei – 12 Juni 2023. Selain survei dengan metode kuantitatif juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media,𝘪𝘯-𝘥𝘦𝘱𝘵𝘩 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘷𝘪𝘦𝘸, 𝘦𝘹𝘱𝘦𝘳𝘵 𝘫𝘶𝘥𝘨𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵, dan 𝘧𝘰𝘤𝘶𝘴 𝘨𝘳𝘰𝘶𝘱 𝘥𝘪𝘴𝘤𝘶𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯.  

𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝟭: 𝗟𝗲𝗺𝗯𝗮𝗴𝗮 𝗣𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗱𝗶𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗶𝗽𝗲𝗿𝗰𝗮𝘆𝗮
 
Kepercayaan publik adalah hal yang penting untuk sebuah lembaga. Semakin dipercaya, semakin kuat legitimasi publik untuk lembaga tersebut. 

Dari 12 lembaga yang ditanyakan ke publik, dua lembaga masuk kategori 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖 (kepercayaan di atas 90%). 

Delapan lembaga masuk kategori 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖 (kepercayaan 60%-90%). Dua lembaga masuk kategori 𝙠𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖 (kepercayaan di bawah 60%).
 
Dua lembaga yang masuk kategori 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖, yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Lembaga Presiden. 

Publik yang menyatakan percaya terhadap Tentara sebesar 93.7%. Publik yang menyatakan percaya terhadap lembaga Presiden sebesar 90.0%.
 
Delapan lembaga masuk kategori 𝙘𝙪𝙠𝙪𝙥 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖. Dalam kategori ini paling tinggi adalah Mahkamah Agung (MA) dengan kepercayaan publik sebesar 74.4%. Diikuti, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebesar 73.9%. Mahkamah Konstitusi (MK) sebesar 73.0%. Kabinet Menteri sebesar 72.6%. Kejaksaan sebesar 70.1%. Kepolisian sebesar 68.4%. Media Televisi sebesar 65.8%. Terakhir, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebesar 60,3%.
 
Dua lembaga yang masuk kategori 𝙠𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖 (kepercayaan <60%) adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan media sosial. Kepercayaan publik terhadap DPR sebesar 57.6%. Kepercayaan publik terhadap media sosial sebesar 51.6%.
 
𝗕𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗸𝗲𝗽𝗲𝗿𝗰𝗮𝘆𝗮𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗹𝗲𝗺𝗯𝗮𝗴𝗮 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗱𝗶𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗽𝗶𝗹𝗶𝗵𝗮𝗻 𝗰𝗮𝗽𝗿𝗲𝘀 𝟮𝟬𝟮𝟰?
 
Publik yang percaya terhadap tentara (93.7%), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo Subianto sebesar 34.8%. Kedua Ganjar Pranowo sebesar 34.3%. Ketiga Anies Baswedan sebesar 20.3%. Di segmen pemilih  yang percaya tentara, Prabowo menang.
 
Publik yang percaya terhadap Presiden (90.0%), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo sebesar 36.1%. Urutan selanjutnya adalah Ganjar sebesar 34.7%. terakhir adalah Anies sebesar 20.1%. Di publik yang percaya presiden, Prabowo menang.
 
Publik yang percaya aparat hukum (71.8%), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo sebesar 36.5%. selanjutnya adalah Ganjar sebesar 33.8%, dan Anies sebesar 20.0%. Di Publik yang percaya aparat hukum, Prabowo menang.
 
𝗕𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝗰𝗮𝘆𝗮 𝗗𝗣𝗥 𝗱𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗱𝗶𝗮?
 
Publik yang menyatakan percaya terhadap DPR (59.0%). Pilihan capres tertingginya adalah Ganjar sebesar 38.6%. Urutan kedua adalah Prabowo sebesar 31.6%. Urutan ketiga adalah Anies sebesar 20.6%. Di publik yang percaya DPR, Ganjar menang.
 
Publik yang menyatakan percaya terhadap media (TV dan media sosial), pilihan capres tertingginya adalah Ganjar.
 
Publik yang percaya TV (base: 65.8%), memilih Ganjar sebesar 38.7%. Memilih Prabowo sebesar 36.3%. Memilih Anies sebesar 17.7%.
 
Publik yang percaya media sosial (base: 51.6%), memilih Ganjar sebesar 37.5%. Memilih Prabowo sebesar 33.1%. Memilih Anies sebesar 18.4%.
 
𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝟮 : 𝗜𝗯𝘂𝗸𝗼𝘁𝗮 𝗡𝗲𝗴𝗮𝗿𝗮 (𝗜𝗞𝗡)
 
Pemerintah dan DPR-RI telah menyetujui Undang – Undang Ibukota Negara (IKN) yang akan memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Seberapa besar publik yang pernah mendengar hal tersebut? 

Ternyata, mayoritas publik (64.3%), pernah mendengar isu tersebut. Sebanyak 28.1% menyatakan belum pernah mendengar.
 
Jika ditanya setuju atau tidak setuju perpindahan ibukota negara, publik yang setuju dan tidak setuju terpaut tipis sebesar 3.6% saja.

Publik yang sangat/cukup setuju terhadap perpindahan Ibukota negara sebesar 47.3%. Publik yang kurang setuju/tidak setuju sama sekali sebesar 43.7%.
 
Berbagai hal dikemukakan publik terkait alasan persetujuan ataupun ketidaksetujuan terhadap perpindahan IKN.
 
Alasan itu antara lain: mengurangi  beban Jakarta dan Jabodetabek yang sudah padat penduduknya. Juga alasan yang dikemukakan, mereka setuju karena itu mendorong pemerataan dan pembangunan di luar Pulau Jawa.
 
Sebaliknya, Jakarta masih layak menjadi Ibukota dan pemborosan anggaran, merupakan dua alasan tertinggi publik tidak setuju pemindahan ibukota.
 
𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙪 𝙄𝙆𝙉 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙞𝙝𝙪𝙗𝙪𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙘𝙖𝙥𝙧𝙚𝙨 𝙥𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣?
 
Publik yang setuju pindah ibukota (47.3%), capres pilihan tertinggi yaitu Prabowo sebesar 39.3%. Diikuti Ganjar sebesar 37.7%. Kemudian Anies sebesar 14.0%. Dalam segmen pemilih yang setuju pindah ibukota, Prabowo menang.  
 
Publik yang tidak setuju pindah ibukota (43.7%), capres pilihan tertinggi yaitu Anies Baswedan sebesar 34.3%. Diikuti oleh Ganjar sebesar 32.5%. kemudian Prabowo 24.9%. di Publik yang tak setuju pindah ibukota, Anies menang.

𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝟯 : 𝗣𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗕𝘂𝗸𝘂
 
Jumlah yang tak membaca buku lebih banyak dibandingkan yang membaca buku. Yang tak membaca buku tahun lalu, minimal satu judul buku saja, sebesar 45.7%. Sedangkan yang membaca buku sebesar 43.5%.
 
Mengenai jenis buku yang dibaca, buku non-sastra merupakan jenis buku yang paling banyak dibaca (63.3%). Buku sastra dibaca sebesar 33.1% dari segmen pembaca buku (43.5 %).
 
Antara buku fisik/cetak dengan buku digital, publik masih menggunakan buku fisik ketika membaca. Buku fisik digunakan dalam membaca sebanyak 69.1%. yang menggunakan buku digital sebesar 30.9%.
 
Publik yang membaca buku, capres pilihan tertingginya Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 38.9%. Anies dipilih sebesar 32.9%. Ganjar dipilih sebesar 22.5%.
 
Sebaliknya, publik yang tahun lalu tak membaca buku minimal 1 judul saja, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 41.9%. Prabowo dipilih sebesar 30.3%. Anies dipilih sebesar 12%.
 
Di segmen pembaca buku sastra, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 41.9%. Anies dipilih sebesar 34.4%. Ganjar dipilih sebesar 20.4%.
 
Di segmen pembaca buku non-sastra, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 37.7%. Anies dipilih sebesar 33.1%. Ganjar dipilih sebesar 22.5%.
 
Publik yang suka baca buku fisik/cetak, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 42.6%. Anies dipilih sebesar 29%. Ganjar dipilih sebesar 21%.
 
Publik yang suka baca buku digital, capres pilihan tertingginya adalah Anies. Anies dipilih sebesar 41.4%. Prabowo dipilih sebesar 30.2%. Ganjar dipilih sebesar 25.7%.

𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝟰 : 𝗔𝗽𝗹𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗗𝗮𝗿𝗶 𝗪𝗵𝗮𝘁𝘀𝗔𝗽𝗽 𝗵𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗧𝗶𝗸𝗧𝗼𝗸

Aplikasi yang sering digunakan oleh publik Indonesia secara berurutan adalah sebagai berikut: WhatsApp (65%). Facebook (53.2%). YouTube (51%). TikTok (37%). Instagram 35%. Twitter (24.6%).
 
Bagaimana pilihan capresnya dilihat dari pengguna aplikasi?
 
Publik yang menggunakan WhatsApp, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 37.5%. Prabowo dipilih sebesar 32.7%. Anies dipilih sebesar 18.7%.
 
Publik yang menggunakan Facebook, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 31.0%. Ganjar dipilih sebesar 29.5%. Anies dipilih sebesar 28.8%
 
Publik yang menggunakan YouTube, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 44.0%. Ganjar dipilih sebesar 34.6%. Anies dipilih sebesar 20.6%.
 
Publik yang menggunakan TikTok, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 35.4%. Prabowo dipilih sebesar 31.6%. Anies dipilih sebesar 25.4%.
 
Publik yang menggunakan Instagram, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 38.3%. Prabowo dipilih sebesar 32.2%. Anies dipilih sebesar 23.0%.
 
Publik yang menggunakan Twitter, capres pilihan tertingginya adalah Anies. Anies dipilih sebesar 36.1%. Ganjar dipilih sebesar 31.5%. Prabowo dipilih sebesar 27.7%.

𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝟱 : 𝗖𝗮𝘄𝗮𝗽𝗿𝗲𝘀

Delapan bulan menjelang pilpres, tiga tokoh provinsi menguat sebagai cawapres: Ridwan Kamil dari Jawa Barat; Gibran Rakabuming Raka dari Jawa Tengah; dan Khofifah Indar Parawansa dari Jawa Timur.
 
Ganjar Pranowo lemah di Jawa Barat melirik Ridwan Kamil. Prabowo Subianto yang ingin merebut Jawa Tengah melirik Gibran Rakabuming Raka. Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto yang ingin merebut Jawa Timur juga mempertimbangkan Khofifah Indar Parawansa.
 
Sekarang ini sedang diproses𝘫𝘶𝘥𝘪𝘤𝘪𝘢𝘭 𝘳𝘦𝘷𝘪𝘦𝘸 di Mahkamah Konstitusi (MK) agar yang menjadi capres/cawapres itu bisa berumur dibawah 40 tahun. Jika ini dikabulkan MK, maka Gibran Rakabuming Raka, yang belum berusia 40 tahun, bisa memenuhi syarat menjadi cawapres.

Ini menjadi percakapan publik. Apakah gerakan meminta 𝘫𝘶𝘥𝘪𝘤𝘪𝘢𝘭 𝘳𝘦𝘷𝘪𝘦𝘸 ke MK agar tokoh berusia di bawah 40 tahun bisa menjadi capres atau cawapres, itu adalah upaya agar Gibran dapat mendampingi Prabowo di 2024? Banyak pandangan berbeda soal ini.
 
Tapi Cawapres dari ketua umum  (perwakilan) partai tetap diperlukan oleh capres yang tak cukup tiket. 

Anies Baswedan memerlukan Agus Harimurti Yudhoyono dari Demokrat. Prabowo Subianto memerlukan dukungan Airlangga Hartarto dari Golkar, atau Muhaimin Iskandar dari PKB, atau Erick Thohir dari PAN. Tanpa dukungan partai itu, syarat maju sebagai pasangan capres untuk Anies dan Prabowo tak terpenuhi.
 
Di sisi lain, dua cawapres yang paling kuat untuk isu ekonomi adalah Airlangga Hartarto dan Erick Thohir. Airlangga Hartarto  adalah Ketum Golkar yang juga pengusaha dan Menteri Koordinator Ekonomi. Sedangkan Erick Thohir juga pengusaha dan kini menteri BUMN.

Menurunnya kondisi ekonomi akibat pandemi tiga tahun, membuat cawapres dengan latar kompetensi ekonomi mendapatkan nilai lebih.

Airlangga Hartarto memiliki nilai tambahan lagi, karena di samping kompeten isu ekonomi, ia juga ketum partai besar Golkar.

Prabowo Subianto selalu hadir dalam kompetisi pilpres Indonesia sejak 2004. Ia mulai berlomba dan kalah dalam nominasi capres Konvensi Partai Golkar. Di  tahun 2009, Prabowo menjadi cawapres Megawati.

Di tahun 2014 dan 2019, Prabowo menjadi Capres pesaing Jokowi. Uniknya politik Indonesia, Jokowi yang dulu kompetitor Prabowo, kini nampak semakin nyaman dengan pencapresan Prabowo di tahun 2024.

Maka pilpres 2024 segera menjadi𝘵𝘩𝘦 𝘭𝘢𝘴𝘵 𝘥𝘢𝘯𝘤𝘦, atau pilpres terakhir Prabowo. Jika memang garis tangannya menjadi presiden, momen 2024 menjadi gelanggang terbaiknya.

Dilihat dari segmen pendukung  Prabowo dalam paparan di atas, data menunjukkan angin segar bagi Prabowo. Tapi pemilu presiden masih tujuh bulan lagi. Dan waktu masih panjang dan bisa membolak-balikan hati para pemilih, "Tutur H. hendi kepada media sorotnuswantoro ( Red )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"