![]() |
Mulyati Ketua DPC LPADKT-KU Kutai Barat |
Terhentinya ratusan truk tersebut bukan tanpa beralasan. Ada kekuatan besar yang menjadi penyebabnya yakni Ormas Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur - Kalimantan Utara (LPADKT-KU) dan Ormas Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (Gepak) rupanya menahan agar tidak boleh melanjutkan kegiatannya.
Namun tak berselang lama, ratusan truk angkutan batu bara diduga ilegal (Koridor) tersebut diperbolehkan kembali untuk melanjutkan angkutannya menuju pelabuhan Royok.
Belum diketahui secara pasti, mengapa dan kenapa ratusan truk angkutan batu baru yang diduga illegal tersebut bisa melenggang bebas kembali. Apakah sudah ada dil-dilan alias kompromi dengan pihak pelaku tambang koridoran atau bagaimana?
Ketua DPC LPADKT-KU Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Mulyati menyebut dengan adanya kegiatan angkutan batu bara ilegal atau koridor ini sangat menggangu aktivitas pengguna jalan umum.
“Koridor di Kutai Barat tidak akan bisa ditutup, jadi kita masyarakat nikmati saja jalan yang jelek, nikmati saja debu-debu, nikmati saja lobang-lobang. Karena hari ini saya sudah melihat langsung beberapa truk itu banyak truk anggota (?),” kata Mulyati Ketua DPC LPADKT-KU Kubar kepada wartawan Sabtu (3/6/2023) sore.
Lebih lanjut kata Mulyati. Dirinya berani membuktikan jika truk-truk pengangkut batu bara (Koridor) itu adalah milik anggota.
“Mau saya tunjuk boleh, tapi saya punya etika karena itu mata pencaharian mereka, bisnis mereka, dan saya tidak mau berbisnis disana, ya salah saya kenapa saya tidak berbisnis disana.
Jadi dalam hal ini demo kita sudah selesai,” tukas Mulyati.
Mengenai kegiatan para pelaku tambang batu bara yang diduga illegal (Koridor) semakin marak dan bahkan tiap hari semakin sangat memperihatikan.
Pasalnya kegiatan tersebut seakan memiliki kekuatan yang tidak mungkin bisa disentuh hukum.
Belum lagi di sepanjang jalan truk-truk tersebut memenuhi jalan umum yang nota bene di bangun dari uang rakyat namun di rusak oleh pelaku tambang yang di duga illegal.
“Tapi kalau untuk koridor sampai dunia kiamat pun koridor tidak akan bisa ditutup jika teman-teman aparat tidak mencabut unit-unitnya disana.
Karena semua punya kepentingan, masyarakat punya kepentingan,” berang Mulyati.
Mulyati adalah sosok wanita pemberani asal kampung Dilang Puti kecamatan Bentian Besar Kubar ini dikenal paling getol menyoroti apa saja ketika praktek-praktek yang dianggapnya berlawanan atau perbuatan melawan hukum.
Dan bahkan dia tidak pernah sedikit pun merasa takut mau melaporkan ke Kapolri jika keluhan masyarakat Kubar pada umumnya tidak di respon aparat setempat.
“Saat ini kita juga melaporkan kepada Kapolsek Melak bahwa masyarakat Mentiwan ini keberatan semua informasi koordinatornya.
Karena di Mentiwan ini sudah ada kontribusinya kepada masyarakat Mentiwan.
"Saya kurang tahu apakah masyarakat Mentiwan memang setiap rumah yang mendapatkan kontribusi dari koridor atau tidak, menurut Kapolsek Melak bahwa disini sudah ada kontribusi agar jalan bagus.
"Buat jalan tidak berlobang, terus ada beberapa koordinator disini (Mentiwan) sudah menjalankan bisnisnya dengan baik ada yang memasukkan 20 hingga 24 unit truk yang masuk.” beber Mulyati.
Tak sampai disitu, Mulyati Ketua DPC LPADKT-KU Kubar yang juga kepala adat kecamatan Bentian Besar ini terus menggerutu melihat ulah para pelaku tambang batu bara yang diduga illegal seakan tak perduli dengan keluhan masyarakat.
Mulyati juga menyebut bahwa pihaknya sudah berkoordasi dengan teman-teman sopir orang lokal merasa tidak keberatan dengan aksi yang dilakukannya.
“Mengapa meraka tidak keberatan karena sangat minim truk-truk yang Plat P (plat Kubar) dan rata-rata truk yang masuk disini dari Sulawesi, Banjar Masin. Jadi tinggal pemerintah saja melihat,” sebut Mulyati.
Mulyati sedikit mencontohkan antara truk plat P yang mengangkut batu bara koridor dengan truk plat dari luar.
“Misalnya truk asal Banjar Masin pemasukan bayar pajaknya kemana? tanya Mulyati, berarti kan ke Banjar Masin begitu juga truk dari Sulawesi sementara dia (mereka) mencari usaha disini (di Kubar),” tegas Mulyati.
Ditanya mengapa ratusan truk yang sempat stop disepanjang jalur dua itu koq bisa bergerak atau jalan kembali?. Mulyati dengan tenang menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui apakah ada kesepakatan atau bagaimana.
“Hasil kesepakatan?. Kalau dengan saya tidak ada hasil kesepakatan saya kurang tahu kalau dengan teman-teman dari Gepak hasil kesepakatannya apa,” tegas Mulyati Ketua DPC LPADKT-KU.
Secara terpisah. Pengurus ormas Gepak Kubar Agus saat ditemui awak media di sebuah warung kopi di Melak menyebut untuk sementara pihaknya masih menunggu informasi dari pihak pelaku tambang koridor. Dan jika sudah ada jawaban dari pihak mereka akan diberitahukan kepada rekan-rekan media.
Reporter : Johansyah.
Editor : Wafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar