Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA


Senin, 13 Mei 2024

Warga Dihebohkan Dugaan Sungai Lawa Tercemar Limbah. PT BCPJ: Bukan Dari Pabrik Sawit

Kutai Barat, SNN.com - Di duga  tercemarnya sungai Lawa oleh limbah pabrik salahsatu perusahaan Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi di wilayah tersebut.

Akibatnya, warga yang bermukim di desa/kampung Suakong kecamatan Bentian Besar Kubar menjadi panik.

Kejadian itu bermula pada tahun 2023, dimana saat itu terjadi perubahan warna pada air di sungai itu menjadi kehitam-hitaman dan banyak ikan serta hewan air lainnya yang mati dan membusuk di pinggir sungai lawa.

Kejadian serupa terulang kembali, pasalnya warga kembali di hebohkan dan sangat meresahkan warga sekitar, pasalnya kondisi serupa itu terjadi lagi pada Kamis 9 Mei 2024 kemarin.

Kepala Kampung/desa, Suakong, Nil John mengatakan, limbah tersebut diduga bersumber dari salah satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah Kampung Jelemuq Sibaq atau Kampung Tetangga Suakong.

"Kemungkinan itu Pabrik Sawit  PT Borneo Citra Persada Jaya (BCPJ), karena kami sudah cek langsung ke lokasi untuk cari sumbernya," kata Petinggi Kampung Suakong, Nil John, Sabtu (11/5/2024).

"Jadi dugaannya, dari pabrik itu ada limbah yang mengalir ke Sungai Dasen di kampung Jelemuq Sibaq. Sungai Dasen ini kan anak Sungai Lawa, otomatis ngalirnya ke Lawa. Kalau di Jelemuq Sibaq nya, gak ada masalah karena kampungnya di ulu, yang kena dampak nya kami di kampung Suakong yang di ilir ini," keluh kepala Desa/petinggi.

Rupanya bukan saja petinggi yang mengeluhkan peristiwa ini, sejumlah masyarakat lainnya pun sama, meski ada sejumlah Pabrik Kelapa Sawit dan Pertambangan di hulu kampung Suakong.
Terkait keluhan warga masyarakat tersebut akhirnya pihak manajamen perusahaan pun angkat bicara, bahkan pihak perusahaan menegaskan bahwa, PT BCPJ saat ini tengah melakukan investigasi mandiri untuk mencari kebenaran dari dugaan pencemaran itu.

"Dugaan yang mengarah ke kami seperti ini bukan hanya sekali, sudah sering. Bahkan Dinas Lingkungan Hidup juga pernah turun ke sini dan membuktikan bahwa itu tidak benar" kata Bagian Sustainable PT BCPJ, Yudha Nugroho, Senin (13/5/2024).

Bahkan, Yudha menyebut pahwa perusahaan juga sudah melakukan pengelolaan limbah sesuai dan taat dengan peraturan  Pemerintah.

"Kejadian yang tahun 2023 itu, DLH sudan turun langsung, kita telusuri bersama dan itu tidak terbukti. Dulu itu penyebabnya hanya sentimen dari sejumlah oknum masyarakat aja, karena ada satu permintaan dari mereka yang tidak kita turuti, akhirnya mereka bikin postingan yang menyudutkan kami," tegasnya.

Yudha menyebut, di kampung Suakong dan kampung sekitarnya bukan hanya PT BCPJ.
Namun ada juga sejumlah perusahaan lain, seperti PT Kutai Agro Lestari (KAL) yang memang beroperasi di kampung Suakong dan PT KAL di Kampung Penarung.

"Nah PT KAL ini bermuaranya juga di sungai lawa. Jadi ya, kebenarannya langsung mengarah ke kami itu, kami juga belum bisa memberi keterangan apa-apa, karena kami perlu telusuri juga, kebenarannya," terang Yudha.

Tak sampai di situ, Yudha juga menegaskan bahwa PT BCPJ tunduk dengan aturan terkait pengelolaan Limbah.

"Laporan pengelolaan pun kami laporkan ke DLH, kami tidak diam-diam. Kami setiap bulan lakukan uji lab, hasil uji lab itu kami susun rapi dan laporkan ke DLH setiap satu tahun sekali yang di rekap per enam bulan," lanjutnya.

Secara terpisah, Dinas Lingkungan Hidup Kutai Barat juga turut membenarkan dimana saat kejadian pertama tahun lalu, sudah di lakukan penelusuran langsung ke lapangan sesuai prosedur, dan tidak terbukti ada pencemaran limbah di sungai lawa.

"Kita kesana kan, kita perlu bukti, benar atau tidak. Jadi kami cek semua, mulai dari pengelolaan di pabrik sampai limbah yang keluar, tidak ada yang tumpah. Artinya kami tidak bisa menyatakan bahwa itu adalah dari PT BCPJ, karena tidak bisa dibuktikan," kata Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah DLH Kubar, Nikodemus.

Tidak hanya ke perusahaan, Niko juga mengatakan bahwa saat kejadian pertama tahun lalu, DLH Kubar juga langsung terjun ke masyarakat untuk mengkonfirmasi kepada yang melapor.

"Kami memang datangi yang membuat postingan ke media sosial. Kami tanya, bapak berani tanggung jawab kah ini?, jawabnya, kami tidak berani, jadi susah juga kita membuktikan ke masyarakat, kalau mereka sendiri tidak berani bertanggung jawab atas laporannya.

Terkait dugaan pencemaran yang terjadi pada Kamis (9/5/2024) kemarin, Niko mengatakan  bahwa pihak DLH Kubar tetap akan menelusuri ke lapangan, berkoordinasi dengan pihak Perusahaan yang diduga menjadi penyebab pencemaran, termasuk dengan masyarakat setempat.

Reporter : Johansyah 
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"