Lumajang, SNN.com - Kapolres Lumajang, AKBP Dewa Putu Eka D. S.I.K., M.H memberikan materi wawasan kebangsaan kepada mahasiwa-mahasiswi di Kampus Universitas Lumajang, Jalan Musi, Desa Sumberejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jumat (2/12/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, S.I.K.,M.H, Rektor Universitas Lumajang Dr. M. H. Eko Romadon, S.Sos, M.Si, Dosen Universitas Lumajang, Presma BEM Universitas Lumajang, dan Mahasiswa Universitas Lumajang.
Dalam sambutannya, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan memaparkan, bahwa pahlawan telah mewariskan keteladanan dan nilai2 kepahlawanan yang wajib dijaga.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres mengulas secara rinci tetang pembukaan UUD 1945 pada alenia 2 adalah negara Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur. Kemudian UUD 1945 alenua 4 adalah melindungi segenap bangsa , memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan serta kesatuan wilayah dilandasi Pancasila UUD 1945, bhinneka tunggal Ika guna mewujudkan cita-cita dan tujuan berbangsa dan bernegara," papar Dewa.
Apabila diibaratkan rumah maka isinya adalah bhinneka tunggal Ika sebagai manusia, Pancasila sebagai dasar negara, ideologi adalah sebagai pondasi, NKRI adalah rumah dan UUD 1945 berfungsi sebagai kelengkapan rumah
"Apabila diibaratkan rumah maka isinya adalah bhinneka tunggal Ika sebagai manusia, Pancasila sebagai dasar negara, ideologi adalah sebagai pondasi, NKRI adalah rumah dan UUD 1945 berfungsi sebagai kelengkapan rumah," tuturnya.
Lebih lanjut, Kapolres menyampaika, perubahan Negara yang. Lebih fatal adalah terorisme, narkoba, radikalisme, separatisme, ilegal logging, ilegal fishing, ancaman media sosial lebih dahsyat bukan hanya tujuan namun pada cara dan instrumennya.
"Ancaman radikalisme dan terorisme, dimana radikalisme adalah suatu tindakan yang menginginkan perubahan baik sosial, politik dengan menggunakan paham kekerasan dan bertindak ekstrim," ujarnya.
Saat ini terkait tantangan terhadap ideologi Pancasila, hal yang paling mengancam saat ini adalah adanya pengaruh budaya luar yang berbeda dengan nilai-niali Pancasila, berkembangnya ajaran radikal, berkurangnya pendidikan tentang Pancasila di sekolah dan perguruan tinggi.
"Kami berharap dengan adanya materi wawasan kebangsaan ini dapat menambah pengetahuan serta kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," pungkasnya. (Arini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar