Kegiatan menugal atau menanam benih secara tradisional ini merupakan bentuk sinergi nyata antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian lokal demi menjaga ketersediaan pangan, khususnya di wilayah Arut Utara.
"TNI bukan hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga hadir di tengah masyarakat dalam hal pemberdayaan dan pembangunan, salah satunya melalui ketahanan pangan. Dengan menugal ladang ini, kami ingin memberi contoh langsung bahwa kemandirian pangan harus dimulai dari bawah, dari desa,” ujar Kapten Inf Mulyono.
Lahan yang digunakan dalam kegiatan ini memiliki luas sekitar 3 hektare. Sebanyak 70 warga terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Mereka bersama-sama menugal menggunakan metode tradisional yang masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam mengelola lahan kering secara efektif dan efisien.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh dan perwakilan instansi, antara lain Demang Arut Utara, KTU PT BJAP 1, KTU BJAP 2, CDO SIMPE-PBNA, serta perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat. Hadir pula Bapak Rasid dari Kelompok Tani Hutan (KTH) dan tokoh adat setempat.
Selain memperkuat sektor pertanian, kegiatan ini menjadi ajang mempererat hubungan TNI dengan masyarakat dan lintas sektor di daerah.
"Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat terus berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di wilayah Kodim 1014/Pbn untuk terus mengembangkan potensi pangan lokal secara mandiri dan berkelanjutan,” pungkas Kapten Mulyono.
Melalui pendekatan teritorial yang humanis, TNI terus menunjukkan peran nyatanya dalam pembangunan nasional, terutama dalam bidang ketahanan pangan sebagai bagian dari tugas non-militer.(BankMik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar