Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Sabtu, 31 Juli 2021

Air Sungai Tunau Keruh Bercampur Limbah Batubara PT TCM. Silon: Air Sungai Tercemar Bisa Membunuh Kami


Kutai Barat, SNN.com - Terkait pemberitaan sebelumnya bahwa sungai Tunau kecamatan Bentian Besar Kutai Barat (Kubar) tercemar limbah Batubara milik PT Trubaindo Coal Mining (TCM) yang mencemari kesehatan sungai Tunau menjadi perbincangan publik.

Warga kampung Penarung RT 02 kecamatan Bentian Besar Silon mengeluhkan bahwa sungai Tunau kini tidak bisa lagi dinikmati warga sekitar. Hal ini disampaikannya kepada media ini Jumat (30/7/2021) di kampung Penarung.

"Kami warga yang berada di bantaran sungai Tunau tidak bisa lagi menggunakan air sungai untuk kebutuhan kami sehari-hari sebab kondisi airnya memang sangat keruh dan sudah tidak layak lagi di pergunakan,"kata Silon.

Ia menambahkan. Sebelum ada PT TCM berkegiatan menambang di daerah tersebut air sungai Tunau yang mengalir ke sungai Lawa merupakan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan kami warga sekitar.
"Memang kami mengetahui bahwa setiap hari hujan pihak TCM membuka pintu pembuangan limbah yang di tampung untuk dibuang. Mereka lakukan itu agar tidak ketahuan bahwa air limbah yang dibuang sebab bersamaan atau bercampur air hujan saat hujan turun.

"Jadi air dari sungai Tunau menuju sungai Lawa itu tidak bisa kami gunakan karena kotor dan hitam, bahkan saya sendiri sering menemukan ikan di sungai Lawa itu mati. Dan itu sudah dilakukan pengecekan oleh staf, pengurus badan permusyaratan kampung atau BPK dan petinggi kampung Penarung"sambung Silon.

Hal serupa sebelumnya pernah di lontarkan kepala Desa/petinggi kampung Penarung kecamatan Bentian Besar Konedi kepada media terkait adanya dugaan pencemaran limbah batubara oleh PT Trubaindo Coal Mining yang mencemari sungai Tunau.


Saat di konfirmasi SNN.com warga kampung Penarung Silon bahkan berani mengatakan penampungan limbah batubara PT TCM yang di buka setiap hari hujan justru ingin membunuh kami masyarakat yang bermukim di bantaran sungai Lawa ini.

"Ikan yang mati di sungai itupun kami tidak berani memakannya takut terkena racun limbah batubara. Sungai Tunau itu kan berada di Hulu sedangkan sungai Lawa berada di Hilirnya jadi kami warga di hilir ini yang terdampak. Selain Air sungai Lawa yang ikut tercemar limbah batubara itu memang ada di sediakan Air bersih oleh pihak perusahaan tambang PT TCM untuk kebutuhan warga disini tapi itupun tidak stabil terkadang ada terkadang tidak mengalir sebab sumber air bersih dari sungai itu sendiri sering mengalami kekeringan jadi tidak bisa memenuhi kebutuhan kami tentang air bersih yang selalu kami gunakan setiap saat,"ujar Silon.

Lebih lanjut. "Jadi saya berharap kepada pihak perusahaan tolonglah ketersediaan Air bersih yang disediakan PT TCM ini agar selalu standby tidak pernah kosong.

Bagi mereka-mereka masyarakat di kampung Penarung yang memiliki tingkat perekonomian yang cukup tentu tidak masalah untuk membeli Air bersih jika Air bersih ini terkadang jalan atau mati, tapi bagi kami yang berpenghasilan pas-pasan atau yang berada di bawah garis kemiskinan ini tentu tidak mampu membeli Air bersih atau air isi ulang yang diproduksi oleh pengusaha setempat,"pungkas Silon warga kampung Penarung kecamatan Bentian Besar Kutai Barat.

Reporter : Johansyah
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"