Probolinggo, SNN.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) menggelar rapat koordinasi (rakor) dalam rangka meningkatkan Indeks Pendidikan yang dikemas dengan gerakan “Ayo Kembali Sekolah, Selasa (4/4/2023) di Peringgitan Rumah Dinas Bupati Probolinggo
Sejalan dengan Program BUS PATAS Pemkab Probolinggo, Disdikdaya juga memiliki terobosan baru yaitu “Ayo Kembali Sekolah” yang outputnya untuk meningkatkan Indeks Pendidikan di Kabupaten Probolinggo yang dalam hal ini telah melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Probolinggo.
Rakor ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto didampingi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo Firman Bastian, Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj. Nurayati dan perwakilan LPA Kabupaten Probolinggo.
Terdapat hal-hal atau suatu pekerjaan yang segera dilakukan meliputi Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS) dan penanganan Anak Putus Sekolah (APS). Seperti pada salah satu isu pendidikan berupa Anak Putus Sekolah (APS) ini dilakukan strategi-strategi penanganannya agar dapat mengembalikan APS ke pendidikan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto mengharapkan agar tiga permasalahan pendidikan jangan terdiam dan harus segera ditindaklanjuti dengan cepat. Tim Satgas BUS PATAS Kabupaten Probolinggo bersinergi dengan lintas sektor terkait bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Dengan adanya tim Satgas BUS PATAS ini harus ada percepatan dalam penanganan masalah pendidikan di Kabupaten Probolinggo dan merupakan sebuah tantangan bagi kita semua. PGRI, Muslimat NU dan Baznas siap untuk membantu penanganan masalah pendidikan di Kabupaten Probolinggo seperti putus sekolah, harapan lama sekolah maupun penanganan rata-rata lama sekolah,” katanya.
Sementara Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi menyampaikan ada persoalan dasar di Kabupaten Probolinggo yaitu tiga isu pendidikan. Dimana isu ini yang perlu ditangani secara khusus yaitu isu pendidikan yang ketiga berupa Anak Putus Sekolah (APS).
“Saya setuju dengan slogan yang diungkapkan oleh Pak Sekda tadi yaitu bersama sinergi dalam menangani permasalahan di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Menurut Rozi, terkait dengan masalah Anak Tidak Sekolah atau Anak Putus Sekolah menurut data yang diterima, tentunya ini cukup memprihatinkan di tahun 2021 dengan yang ada di tahun 2022 mengalami penurunan dalam segi urutan. Dengan gerakan-gerakan yang sinergis ini akan mampu ditangani dengan baik permasalahan yang ada.
“Bagaimana kemudian untuk mengembalikan Anak Tidak Sekolah (ATS) atau Anak Putus Sekolah (APS) yaitu berarti dilakukan upaya untuk meningkatkan harapan lama sekolah karena anak tersebut masih pada usia sekolah. Jadi tugas kita bersama yaitu mengembalikan anak tidak sekolah menjadi kembali bersekolah, kerangka kerja strategi penanganan anak yang tidak sekolah adalah dilakukan pendataan,” jelasnya.
Setelah itu jelas Rozi, dilanjut dengan mekanisme penanganan anak yang tidak sekolah. Barulah dilakukan anak yang tidak sekolah untuk dikembalikan menjadi bersekolah.
“Setelah anak kembali bersekolah haruslah dilakukan pendampingan. Apabila anak tidak sekolah tetap tidak mau bersekolah setelah dilakukan pendampingan, harus mengikuti jalur pembelajaran alternatif,” pungkasnya. (Fabil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar