Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Rabu, 20 Oktober 2021

Tradisi "Mudun Lemah" di Probolinggo


Probolinggo, SNN Sebagian suku Jawa di Probolinggo, masih memegang teguh tradisi leluhurnya. Salah satu tradisi yang masih dirawat dengan baik adalah Mudun Lemah atau Tedak Siten atau peringatan tujuh bulan kelahiran sang bayi.

Seperti pasangan suami istri Warga Desa Bulang kecamatan Gending satu ini, Muhammad Kholil nawawi dan Ika yunita. Keduanya menggelar tradisi Mudun Lemah terhadap putrinya, "Winnie Kaori Intan Mahkota".

Namun, diakui Kholil, Mudun Lemah yang dilakukan tidak sedetail seperti apa yang pernah dilakukan leluhurnya. Tapi tetap memakai pakem Jawa seperti adanya Bubur Merah, Tetel (Sebangsa Ketan), Jajan Pasar, Gedang (Pisang) Rojo, Gedang (Pisang) Susu, Kembang Setaman, dan permainan anak.

Sesuai tradisi leluhur saya, mulai dari saya, anak pertama dan yang kedua inip tetap kita rayakan Mudun Lemah," tutur "kholil".usai prosesi Mudun Lemah  di rumah Ibunya " Hj. Sofiah hidayati "Dusun Sumur gang mangga Desa brabe kecamatan maron Kabupaten Probolinggo, Rabu 20 Oktober 2021.

"Kholil"melanjutkan, usai pembacaan doa, sang anak di dudukan di atas Tetel dan dihadapkan dengan nampan berisi kitab Al Qur'an,buku, lipstik, sisir, bedak, Tasbih dan ada selembar uang kertas senilai Rp 100 ribu,serta pena bolpoint.

 "Winnie"tadi memilih uang, lipstik serta Al qur'an .Mudah-mudahan anak saya kelak menjadi anak yang rajin beribadah serta pintar mencari uang serta berguna bagi Nusa dan Bangsa"kata Nita.


Nita melanjutkan, setelah prosesi pengambilan pertama, sang anak kemudian sempat menyentuh buku bacaan namun dikembalikan lagi ke nampan. Sempat terjadi paksaan kepada sang anak untuk tetap mengambil buku tetapi sang anak meronta tidak mau menggenggam buku tersebut.

"Jadi apa yang ada di nampan adalah gambaran cita-cita sang anak dan melihat prosesi tadi, Winnie tidak bisa dipaksa untuk menjadi orang seperti yang diinginkan orang melainkan dia bebas menentukan pilihan hidupnya," ucapnya.

Nita mengatakan, setelah prosesi memilih barang kesukaannya, sang anak langsung diturunkan ke tanah sebagai simbol Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

"Semoga setelah Mudun Lemah ini anak saya langsung lari, gak usah belajar jalan," ujar Nita.

Setelah melaksanakan uji rangkaian prosesi Mudun Lemah, Bubur, Tetel, Gedang Rojo dan Gedang Susu dibagikan kepada sanak saudara serta ke para tetangga "Pungkasnya.

Reporter : warno
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"