Ambrustian Nuk, Petinggi Kampung Muhur Kecamatan Siluq Ngurai Kabupaten Kutai Barat |
Kepala desa/Petinggi kampung Muhur kecamatana Siluq Ngurai Ambrustian Nuk (38) mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menerima bantuan dari para dermawan.
“Kami pemerintah kampung Muhur hingga saat ini masih menerima bantuan dari para donasi baik berupa sembako dan lain-lain termasuk uang tunai, “ kata Ambrustian kepada wartawan SNN.com melalui sambungan telephone. Senin. (11/09/2023) pagi.
Belakangan muncul isu terkait penyaluran bantuan dari para donasi baik berupa sembako, pakaian dan juga uang tunai menjadi perbincangan di kalangan masyarakat terdampak korban kebakaran.
Perbincangan rada negatif tersebut terkait bantuan berupa uang tunai yang dikabarkan hingga saat ini belum direalisasikan oleh petinggi kampung Muhur kepada warga korban kebakaran.
Menyikapi hal tersebut, petinggi kampung Muhur Ambrustian pun angkat bicara. Ia mengakui terkait bantuan uang tunai itu memang belum ia bagikan kepada warga terdampak korban kebakaran.
“Terkait bantuan uang tunai itu memang belum saya bagikan memang, karena kami sudah berkoordinasi dengan pak Bupati Kutai Barat Fx Yapan, saya bilang uang ini tidak kita bagi karena target kita ke depan untuk membangun rumah layak huni untuk jangka menengah.
"Itu kita minta bantuan sistim gotong royong dengan pihak perusahaan, dan perusahaan kasih kita material seperti kayu, atap dan lain-lain dan kita swadaya membangunnya, “ tegas petinggi.
Petinggi Muhur Ambrustian membenarkan bahwa bantuan uang tunai yang ia terima dari donasi berjumlah sekitar tiga ratusan juta sekian.
“Jadi uang yang ada itu sekitar Rp. 300 an juta sekian ada sama saya, nah uang ini untuk kita gunakan mendanai pada saat warga gotong royong seperti konsumsi, beli paku dan lain-lain kita pakai dana ini termasuk mendanai upacara ritual adat terkait musibah kebakaran itu, “ kata petinggi.
Ambrustian juga mengaku bahwa dirinya sudah menghadap bupati untuk melaporkan rencana kerja yang telah dirancangnya bersama pengurus kampung lainnya dan tokoh masyarakat setempat.
“Na itu yang saya sampaikan sama pak Bupati, dan kata Bupati cocok itu katanya. Sebab jika uang itu dibagi-bagi paling ada sekitar lima jutaan aja dapatnya dalam satu kepala keluarga (KK) dan tidak bisa maksimal juga mendingan untuk kita bangun rumah layak huni, dan uang ini memang 100% tidak kita bagi kepada warga terdampak korban kebakaran, “ ujar Ambrustian.
Petinggi kampung Muhur juga menambahkan terkait bantuan sembako itu sudah disalurkan kepada mereka yang berhak menerima dan tidak ada masalah.
“Terkait bantuan uang tunai yang belum kita bagi itu nanti kita akan koordinasikan dengan warga terdampak korban kebakaran maunya seperti apa. Dan saat ini warga tidak ada lagi yang tinggal di posko sementara dan semua sudah tinggal bersama di rumah warga dan ada juga dengan keluarga mereka, " katanya.
"Dan untuk dapur umum kita sudah tidak ada lagi karena sudah dianggap bisa mandiri, dan kami prediksi 2-3 bulan ke depan masih bisa bertahanlah, “ jelas Ambrustian.
Petinggi Ambrustian juga menyampaikan bahwa pihaknya masih menerima jika ada para pihak yang ingin menyalurkan bantuannya untuk warga yang terdampak korban kebakaran.
Beredar kabar, terkait bantuan uang tunai yang diperuntukkan kepada warga terdampak korban kebakaran itu masuknya di rekening pribadi petinggi kampung Muhur, sehingga menjadi sorotan oleh sejumlah pihak.
“Ya benar uang bantuan itu masuk ke rekening pribadi saya dan itu pun tidak menyatu dengan uang pribadi saya, karena saya buat sendiri khusus rekening bantuan warga terdampak korban kebakaran walaupun itu atas nama rekening pribadi saya, dan bantuan uang tunai yang masuk melalui rekening pribadi saya itu tidak seberapa juga dan lebih banyak bantuan secara tunai kemudian saya masukkan langsung ke rekening khusus warga terdampak.
Petinggi kampung Muhur kecamatan Siluq Ngurai Ambrustian juga meminta agar semua pihak tetap tenang dan saling percaya khususnya kepada pemerintah kampung, panitia dan relawan untuk menangani masalah ini.
“Kami berharap kepada semua pihak saling percaya dan kami juga akan bekerja sepenuh hati untuk menjalankan amanah ini, karena ini warga masyarakat kita juga, “ pungkas petinggi kampung Muhur Ambrustian Nuk.
Kebakaran yang melanda kampung Muhur tersebut telah menghabiskan sebanyak 76 unit bangunan yang terdiri dari 17 bangunan gedung Walet, 41 buah rumah tempat tinggal, 4 Lamin adat Dayak, 14 Bilik Lamin yang di tempati sebanyak 62 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah kurang lebih 200 jiwa.
Reporter : Johansyah
Editor : Wafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar