Kepulauan Aru, SNN.com - Pemda Kabupaten Kepulauan Aru, menggelar upacara memperingati Hari Guru Nasional (HGN) ke- 80 tahun, bertempat dilapangan Yos Sudarso Dobo, selasa 25/11/25. Upacara dihadiri ratusan guru dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, MTS, MA, hingga perwakilan dari PSDKU Unpati Kepulauan Aru.
Upacara di pimpin oleh Bupati Aru, Timotius Kaidel dan turut hadir wakil Bupati Aru, Drs. Moh. Djumpa, M.Si. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kepulauan Aru, Claudia Imarisa Kaidel. Forkopimda Kabupaten Kepulauan Aru. Pimpinan dan anggota DPRD Aru, pimpinan OPD serta tamu undangan lainnya. Upacara dengan mengusung tema, “Guru Hebat Indonesia Maju” menjadi momentum penting untuk mengapresiasi peran guru dalam mencerdaskan Bangsa.
Upacara peringatan Hari Guru Nasional di Kepulaun Aru, diisi dengan Pameran gelar karya kokurikuler dengan tema: “Melestarikan Kearifan Lokal Berbasis Budaya Aru".
Bupati Kaidel dalam sambutannya, menegaskan bahwa pendidikan saat ini bukan sekadar tentang berapa nilai akademik yang diraih diatas kertas, tetapi pendidikan sekarang ini menuntut keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan pembentukkan karakter.
“Pendidikan hari ini bukan sekadar tentang seberapa tinggi nilai akademik yang diraih di atas kertas. Pendidikan masa kini, melalui semangat kurikulum merdeka, menuntut keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan pembentukan karakter.
Dikatakan, acara pameran gelar karya kokurikuler dengan tema “Melestarikan Kearifan Lokal Berbasis Budaya Aru" merupakan bukti nyata bahwa sekolah tidak hanya menjadi menara gading keilmuan, tetapi juga menjadi benteng pertahanan budaya.
“Acara gelar karya ini, adalah bukti nyata bahwa sekolah tidak hanya menjadi menara gading keilmuan, tetapi juga menjadi benteng pertahanan budaya. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi dinas pendidikan dan seluruh SMP/MTS yang telah menginisiasi kegiatan ini. Di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi yang masuk hingga ke pelosok - pelosok pulau kita, ada kekhawatiran bahwa anak -anak kita akan lebih mengenal budaya asing daripada budaya leluhurnya sendiri. Namun, melihat semangat yang terpancar hari ini, kekhawatiran itu perlahan sirna. Tema "Melestarikan Kearifan Lokal Berbasis Budaya Aru" adalah pengingat bahwa identitas kita sebagai orang Aru sebagai URSIA, URLIMA adalah harta yang tak ternilai”. Tandasnya.
Kepulauan Aru, katanya, yang dikenal dengan sebutan bumi jargaria, memiliki kekayaan budaya yang sangat berharga, seperti budaya gotong royong, tradisi sasi, seni ukir, anyaman, tarian adat hingga filosofi hidup saling menghormati.
“Semua ini adalah mutiara yang sesungguhnya, yang diwariskan oleh leluhur, yang terus di jaga dan dilestarikan”. Ucapnya.
Dikatakan, Dunia boleh berubah menjadi semakin canggih, teknologi boleh semakin maju, tetapi karakter dan jati diri sebagai putra-putri Jar Garia tidak boleh luntur. Genggamlah dunia dengan satu tangan, dan genggamlah budaya Aru dengan tangan yang lain. Bupati Kaidel, mengucapkan terima kasih serta mengajak bapak ibu guru untuk terus mengali potensi local yang ada di sekitar sekolah, dan menjadikan alam dan budaya Aru, sebagai laboratorium belajar yang hidup.
“Terima kasih Kepada ibu bapak guru, atas dedikasi dan kerja keras dalam membimbing anak-anak kita. Teruslah gali potensi lokal yang ada di sekitar sekolah. Jadikan alam dan budaya Aru sebagai laboratorium belajar yang hidup. Ibu, bapak adalah ujung tombak dalam menjaga warisan peradaban kita agar tidak punah ditelan zaman”. Sebutnya.
Bupati Kaidel menutup sambutannya dengan membuka secara resmi, Pameran Gelar Karya Kokurikulum dengan Tema, “Melestarikan Kearifan Lokal Berbasis Budaya Aru” dengan harapan, kegiatan pameran dapat memberikan inspirasi bagi seluruh peserta upacara, untuk terus berkarya membangun Aru.
“Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan inspirasi bagi kita semua untuk terus berkarya membangun Kabupaten Kepulauan Aru yang kita cintai ini”. Harapnya.
Usai upara, Bupati bersama forkopimda dan jajaran OPD mengunjungi stan-stan pameran yang menampilkan berbagai produk local. Mulai dari makanan berbahan dasar sagu, keladi, pisang, kacang-kacangan hingga kerupuk umbi-umbian. (Moses)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar