Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Rabu, 22 Maret 2023

Puluhan Karyawan PT EBH/RML Datangi Polres Kubar: Kepala Adat Kampung: Tak Ada Aksi Demonstrasi Di Polres

Kutai Barat, SNN.com - Akibat tidak beroperasi pertambangan batubara PT Energi Batu Hitam (EBH) dan PT Riung Mitra Lestari (RML) di kampung Dingin kecamatan Muara Lawa kabupaten Kutai Barat (Kubar) menyebabkan puluhan karyawan kedua perusahaan tersebut datangi Mako Polres Kubar.

Kedatangan puluhan karyawan diterima Waka Polres Kompol I Gde Dharma Suyasa, SH didampingi Kabag Ops Kompol Jumali berlangsung di Aula Polres Selasa (21/3/2023).

Sejumlah karyawan tampak tenang, aman dan kondusif saat mendengarkan paparan yang disampaikan Waka Polres Kompol I Gde Dharma Suyasa.

“Dalam waktu bersamaan bapak Kapolres sedang berada di Balikpapan dalam rangka kegiatan. Kami sangat bangga karena telah kedatangan tamu untuk sama-sama diskusi dan silaturahmi dan menyambut baik atas kedatangan karyawan dan warga yang merupakan perwakilan dari kampung masing-masing,” kata Waka Polres.

Karyawan PT Riung Mitra Lestari (RML) dan PT Energi Batu Hitam (EBH) didampingi kepala adat kampung Dingin kecamatan Muara Lawa Robertus Syahrun, kepala adat kampung Lotaq Nyango dan anggota BPK kampung Dingin.

“Warga masyarakat kecamatan Muara Lawa ingin bisa kerja kembali untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka itu aja kalau masalah kasus silahkan, karena tanah yang ada itu tidak berkasus, yang berkasus silahkan dikasuskan.
PT EBH kan tanahnya luas jadi akses jalan EBH itu bisa beroperasional seperti biasa jangan menyakiti orang banyak kasian perut mereka,” pinta Syahrun.

Masih kata Syahrun.“Lahan yang di komplain itukan jauh dari jalan perusahaan ya saya rasa bisalah mereka nego dengan perusahaan jangan masalah ini akses jalan yang dituduh, itu harapan saya prihatin melihat karyawan sekarang ini,” ujar kepala adat kampung Dingin.

Kedatangan puluhan karyawan ke Polres Kubar buntut dari penutupan tambang yang dilakukan kelompok Erika Siluq cs sejak beberapa waktu lalu ternyata berimbas sebagian besar khususnya mereka yang bekerja di PT EBH maupun PT RML.

Dompeng, salah satu perwakilan karyawan menyebutkan pihaknya meminta agar bisa kembali bekerja sebab itu merupakan kebutuhan keluarga.

“Kami masyarakat ini inginnya bisa bekerja kembali karena kebutuhan sehari-hari, disitukan tidak semuanya lahan punya ibu Erika, dan setelah kami bisa bekerja kami minta perlindungan dari pihak Polres,” harap Dompeng yang juga koordinator karyawan saat pertemuan dengan pihak Polres Kubar.

Hal senada juga disampaikan salah satu karyawan menyebutkan bahwa yang hadir di pertemuan ini adalah karyawan dari PT EBH dan PT RML.

“Sejak di bulan Februari kita sudah tidak bekerja lagi sehingga banyak hal-hal kecil mulai muncul di lingkup keluarga akibat kami tidak bisa bekerja dengan normal kembali belum lagi adanya tekanan dan ancaman dilapangan,” tutur salah satu karyawan.
Kepala adat kampung Dingin Syahrun juga menyebutkan dengan adanya kasus ini hingga membuat dirinya merasa sedih.
“Karyawan ini masih kontrak kerja dan mereka mau diputus kerjakan bulan ini, jadi ini yang membuat saya risau dan sedih, dengan adanya keributan di lokasi itu kan bukan orang Dingin (Penduduk Dingin) bukan orang kecamatan Muara Lawa pengikut-pengikutnya Erika ini saya minta dipertimbangkan juga,”pinta Syahrun kepada Reskrim.

Hal yang sama juga disampaikan kepala adat kampung Lotaq Nyango terkait karyawan yang medesak dirinya untuk mengantisipasi karyawan yang terancam akan di rumahkan.
“Karyawan PT EBH dan PT Riung mendesak kepala adat supaya antisipasi pihak perusahaan agar bisa bekerja kembali. Namun proses hukum itu kami pihak kepala adat tetap tidak merampas hak penegak hukum tetapi kami mohon itu agar cepat diproses supaya perusahaan itu bisa kembali normal,” desak kepala adat Lotaq.

Terkait pemberitaan sebelumnya bahwa ada ratusan karyawan PT EBH dan PT RML melakukan aksi demontrasi di Polres Kubar. Kepala adat kampung Lotaq Nyango menyebutkan pihak Polres mengarahkan minta satu Bus masuk ke dalam (Halaman parkir samping) aula.

“Dari Polres itu mengarahkan minta satu Bus masuk ke dalam jadi dua mobil termasuk mobil saya dengan mobil kepala adat itu dan satu moil teman-teman karyawan langsung masuk di halaman parkir samping aula pertemuan tapi orasinya tidak ditampilkan di depan jadi langsung pembicaraan sebentar karena pak Kapolres masih di Balikpapan,” tegas Nyango.

Terkait informasi ada ratusan karyawan yang melakukan aksi demontrasi di depan Polres. Kepala adat Lotaq pun membantahnya.

“Untuk yang dilapangan tidak ada aksi di depan Polres jadi spanduknya tidak dikeluarkan, hanya saja di depan Lamin (TBS) itu kita berorasi juga membentangkan spanduk untuk mengambil foto aja (Dokumentasi). Kemudian kami diarahkan pak Manar membentangkan di depan kantor Bupati ambil foto.

“Dan karyawan yang ikut hadir ke dalam aula itu sekitar 20an orang saja,” pungkas Nyango kepala adat kampung Lotaq kecamatan Muara Lawa saat dikonfirmasi terpisah media ini melalui sambungan telephone Selasa 21 Maret 2023 pukul 22.48 wita. Malam.
 
Reporter : Johansyah
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"