Kali ini team awak Media dibuat tercengang, pasalnya salah satu PPS penerima Bantuan Operasional Sekolah Pada Pesantren di Kecamatan Krucil diduga tidak sesuai dan menyalahi aturan.
Dugaan diperkuat dengan tidak ditemukan nya santri ataupun santriwati yang menetap di lingkup Ponpes tersebut,bahkan dana yang disalurkan oleh pemerintah untuk tingkat ula Sebesar Rp.16.980.000 Wustha Rp.21.460.000 Ulya Rp.27.825.000 dikuasan kepada satu orang berinisial KD
"Saya tidak tau masalah itu mas, karena belum ada pemberitahuan dari KD, cuma dulu sempat bilang ada rejeki, gitu aja".ujar ustadz I S pengasuh Ponpes tersebut dikediamannya, Rabu 17/05/2023
"Saya juga tidak tau pak, disini yang penting saya ngajar, ya kalau sudah di beri (uang,red) saya terima,dan itupun dak nentu, mungkin kalau sudah ada rejeki baru saya diberi, namanya juga bukan gaji, kalau gaji kan bulanan pak".ungkap ustadzah HL melanjutkan.
Ditanya terkait posisi KD di lembaga tersebut, pengasuh Ponpes menyatakan bahwa KD adalah Kepala Madrasah dari tiga lembaga (Ula, Wustha dan Ulya) sekaligus yang juga menangani terkait Dana BOS tersebut.
Namun aneh, terpampang di struktur Ula dan Wustha, KD bukanlah Kepala Madrasah melainkan KA TATA USAHA dan PENGAJAR/USTADZAH.
Warga sekitarpun juga memberikan penjelasan yang tak terduga, beberapa warga menyatakan bahwa memang lembaga tersebut bukanlah pondok melainkan hanya Madrasah saja," bukan mas,kalau pesantren sampean masih jauh disana (sambil menunjuk jalan),kalau disini cuma madrasah saja, santrinya pun sedikit mungkin cuma lima puluhan".jawab warga sekitar.
Demi keakuratan data, team Media mendatangi kediaman KD yang berada di Desa Betek Kecamatan Krucil, namun sangat disayangkan beliau sedang tidak ada (keluar menurut ponakannya).
(Arifin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar