Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Sabtu, 04 September 2021

Barong Tongkok Sering Banjir Saat Hujan. Bupati Ancam Mau Ganti Camat Denasius


Kutai Barat, SNN.com – Fenomena luar biasa di gunung bisa banjir. Kota Barong Tongkok kabupaten Kutai Barat (Kubar) salah satu daerah cukup tinggi dari permukaan Air sungai Mahakam, Namun aneh bin ajaib musim hujan bisa banjir terutama disaat hujan turun.

Atas kejadian tersebut, sontak membuat Bupati Kubar Fx Yapan angkat bicara.
“Itu kan wilayahnya Camat Barong Tongkok. Ya merekalah yang bertanggungjawab, maksud saya Lurah dan camatnya bangun sinergitas dengan warganya ajak bergotong royong. Kalau semua tunggu saya, ya mampus. Makanya saya mau ganti camat itu,”tegas Bupati FX.Yapan saat diwawancarai awak media di kantor bupati kompleks perkantoran pemkab Kubar, Rabu (03/09/2021).

Fx Yapan menyebutkan. Camat Barong Tongkok dianggap gagal dalam menangani masalah banjir di jantung ibu kota kabupaten yang terus menerus terjadi. Bahkan orang nomor satu di Kutai Barat ini tak segan-segan melontarkan kata-kata pedas hingga mengancam akan mengganti camat Barong Tongkok Denasius.

Lebih lanjut. Selain camat, bupati FX.Yapan juga menyoroti kinerja dua lurah di wilayah kota Sendawar yang tidak mau mengajak masyarakat bergotong royong. Lurah yang dimaksud Yakni lurah Simpang Raya dan Barong Tongkok.

”Kalau hanya itu ndak usah sampai bupati lah. Lurah, camat ayo kita gotong royong. Contoh, ada sekarang kalian lihat masyarakat gotong royong, ndak ada seperti dulu, dulu itu waduh luar biasa bagusnya semua warganya kompak,”jelas Fx Yapan.

Bupati Fx Yapan yang juga ketua DPC PDI-P Kubar ini merasa sedih. Sebab banjir di Kota Sendawar justru terjadi pada lokasi yang terbilang tinggi. Mulai dari simpang Busur menuju jalan Gajah Mada depan kantor Polres hingga kantor camat Barong Tongkok.

“Nah ini saya sedih. Di gunung kok bisa banjir, Ya pastilah penyebabnya akibat Drainase yang  buruk jadi mudah tersumbat kotoran sampah. Ditambah warga yang menutup coran semen didepan rumah masing-masing, mengakibatkan jalur parit menjadi sempit. Sudah begitu, sampah-sampah kerap menumpuk dalam saluran air tapi tidak ada yang mau membersihkan,"jelasnya.


Ditambahkannya. Maksud saya gini loh, daerah yang maju itu peran aktif masyarakat harus ada. Ini kok parit baik-baik bikin jalan disemen ini ndak mau dibersihkan. Kalau mengharap semua pemerintah ya ndak mampu lah. Coba di depan rumahnya lihat rumput ndak ada kesadaran, ini yang mati kita,”ucap Yapan.

“Pesan moral saya, masyarakat ikut andil. Masa di depan rumah dia saya yang bersihkan mati kita,”ungkap bupati dua periode tersebut.

Bupati menambahkan, yang menjadi prioritas pemerintah untuk perbaikan drainase di ibu kota adalah pembangunan parit di kelurahan Simpang Raya, tepatnya di jalan M Yamin arah SMP Negeri 2 menuju Simpang Busur. Dirinya meminta masyarakat yang tinggal di pinggir jalan mendukung upaya pemerintah mengurusi banjir di ibu kota ini.

“Tapi ya itu tadi, biar kita buat parit kalau orang yang punya lahan lokasinya ndak mau bersihkan ya percuma saja,”katanya.

Secara terpisah. Camat Barong Tongkok Denasius tak membantah jika bupati sebut soal banjir yang kerap menggenangi jalan-jalan di ibu kota saat hujan. Setidaknya ada lima titik jalan yang selalu meluap ketika hujan tiba, contoh, depan kantor Polres di jalan Gajah Mada, Depan Bank Mandiri dan Jalan DI Panjaitan simpang Tiga Bigung dan SMK Surya Mandala kelurahan Barong Tongkok.

Kemudian di Kelurahan Simpang Raya mulai dari Depan SMP Negeri 2, sampai di jalan Hasanuddin arah RSUD HIS.
Denarius mengatakan, penyebab utamanya adalah saluran air terlalu kecil. Ditempat itu terlihat paritnya cukup besar. Tap saluran gorong-gorong ukurannya kecil sehingga air meluap ketika hujan lebat.

“Drainase yang ada ini lebar dan tingginya pun tidak sebanding dengan gorong-gorong yang ada. Lebar parit 1,5 meter, tinggi 1,5 m, tapi gorong-gorongnya hanya 60-80 cm kan tidak sesuai.

"Dari sini kita melihat bagaimana bisa menampung debit air yang begitu deras mulai dari atas SMK Surya Mandala itu dari Busur sampai ke bawah ini dengan gorong-gorong yang kecil ini,”jelas Denasius kepada wartawan Kamis (2/9/2021).

Selain gorong-gorong kecil, parit yang ada juga lebih tinggi dari badan jalan sehingga air tidak bisa masuk. Dia mengaku sudah melaporkan kondisi itu ke dinas terkait, bahkan pernah di Hearing kan di DPRD.
Tapi belum ada tanda-tanda perbaikan.

Sejauh ini baru satu titik yang sudah diperbaiki. Yaitu jalur bank Mandiri. Tapi sekarang tidak banjir lagi karena sudah ada parit pembuangan menuju ke sungai Barong arah jalan pertanian. Sedangkan sisanya belum ada perbaikan.
“Tidak ada solusi lain selain membenahi drainase. Selama itu tidak diperbaiki sampai kapanpun Barong ini akan tetap banjir,”ujar Denasius.

Mengenai anggapan bupati bahwa dirinya gagal menghimpun warga untuk bergotong royong, ia akui dan siap untuk dievaluasi atasannya karena memang kewenangannya.

Camat Barong Tongkok Denasius pun menampik, mengenai tata kota merupakan kewenangan instansi kabupaten, oleh sebab itu ia menganggap dirinya tak merasa gagal.

Ditambah untuk membersihkan parit yang mampet, tidak bisa dikerjakan dengan tangan manusia.
“Saya siap salah. Kalau mengatakan saya gagal ya saya terima. Tapi kegagalan ini bukan semata karena saya. Karena ini banyak instansi lain yang punya andil membenahi drainase ini,"ujarnya.

"Kalau kita tidak ingin Barong Tongkok ini banjir, maka drainase ini harus dibenahi. Ia pun mengklaim warga ibu kota bukannya tidak mau membersihkan parit atau gotong royong. Sebab dalam parit itu dipenuhi bekas runtuhan material semen dinding parit yang roboh, maka harus memakai alat berat.

“Warga bukannya tidak mau gotong royong, tetapi ini tidak bisa dikerjakan secara manual. Karena kita lihat itu penutupnya beton, nah hampir di semua depan rumah itu tutup semua ada bangunan yang dibuat sendiri oleh masyarakat,"jelasnya.

"Itu yang buat kita kesulitan membersihkan alur parit ini.
Ditambah lagi dinding-dinding parit dan penutup itu runtuh materialnya.  Sehingga menutup alur air. Kalaupun dikerjakan secara gotong-royong biar tiap hari kita gotong royong tidak akan menyelesaikan ini. Kita tidak bisa ngangkat, harus pakai alat berat,”kata Denasius.

Secara terpisah. Ketua DPRD Kutai Barat Ridwai mengatakan, DPRD sudah meminta pemerintah untuk menganggarkan biaya perbaikan drainase dalam kota. Namun karena keterbatasan anggaran, maka pemerintah baru mengajukan untuk biaya konsultan perencanaan.

“Sudah ada pembahasan dengan tim Banggar DPRD. Dari pemerintah diwakili oleh Plt Asisten tiga. Mereka bukan mengajukan pembangunan tetapi baru mengajukan untuk konsultan perencanaan,”ujar Ridwai di kutip dari RRI Jumat (3/9/2021) pagi.

“Karena kalau itu tidak direncanakan sebaik-baiknya mungkin pada saat membangun tidak sesuai,”sebut Ridwai.

Ketua DPRD Kubar mengaku dengan kondisi serba sulit saat ini maka semua elemen harus bekerja sama. Terkait camat dan lurah di ibu kota harusnya merespon cepat soal banjir. Kalau membersihkan parit mampet itu tidak bisa dikerjakan secara manual, sebaiknya camat mengajukan peminjaman alat berat milik pemerintah di Unit Pelaksana Teknis Dinas PUPR.

“Ada jalan untuk memperbaiki dulu yang macet itu. Alat berat itu kan di UPT PU itu. Kita ada loader, ekscavator. Itukan bisa diminta untuk Bersama-sama dengan UPT PU, camat dengan lurah kita cari solusinya sama-sama. Memang kalau bawa masyarakat gotong-royong ngga akan mampu,”sebut Ridwai.

Ketua DPRD Ridwai menyebutkan. “Pak bupati mungkin berpikirnya begitu (ganti camat). Karena memang camat lurah ini kurang pro aktif. Seharusnya mereka bersama lurah itu kalau nda mampu pakai tenaga manusia karena berat, ya mereka tinggal bersurat minta ke dinas yang punya alat,”pungkas Ridwai, SH

Reporter : Johansyah
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"