Fanly menjelaskan, bahwa kepemimpinan Bupati sekarang, masa periodenya sudah hampir berakhir, tetapi keluarga besar masyarakat rumpun Danabay tidak merasakan sentuhan kebijakan dan pembangunan dengan baik.
“Kepemimpinan Bupati sekarang dari periode pertama sampai periode kedua hampir berakhir, tetapi kami keluarga besar danabay tidak merasakan sentuhan pembangunana dengan baik. Kepulauan Aru yang terdiri dari beberapa Rumpun, semuanya sudah merasakan kebijakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Aru, hanya kami dari rumpun Danabay tidak pernah merasakan. Artinya kehadiran Kabupaten Aru untuk dapat menjawab kebutuhan semua rumpun yang ada di Aru, tetapi kenapa kami dari rumpun Danabay tidak pernah diberikan kesempatan. Sudah sekian tahun kabupaten mekar, tetapi kami tidak pernah merasakan Kemerdekaan itu. Kami hanya dipakai sebagai komoditas dalam kepentingan Politik. Tandasnya.
Menurut Fanly, ada beberapa janji politik kepada masyarakat Rumpun Danabay yang belum diwujudkan, yaitu pertama janji untuk membangun salah satu pasar khusus untuk masyarakat Danabay. Kedua, janji pemekaran kecamatan Danabay, dan ke-tiga, janji untuk pimpinan wilayah Kecamatan Aru Tengah Benjina adalah orang Danabay. Janji politik yang disebutkan Fanly, menurutnya belum terwujud sampai sekarang dan terkesan orang Danabay ditipu.
“Semua janji politik satu pun tidak terwujud, dan terkesan kami orang Danabay ditipu. Kami jangan dijadikan sebagai bahan kepentingan politik dengan janji-janji palsu”. Sebutnya. (Moses)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar