Seorang warga yang berinisial JL, mengungkapkan, aktifitas truk pengangkut tanah itu menimbulkan polusi hingga mengganggu kenyamanan masyarakat dan pengendara yang melintas di jalan yang saat ini sudah rusak parah.
"Polusi dari aktifas itu cukup parah. Hampir semua rumah dipingir jalan di desa Sambirampak Kidul, Setiap hari masuk debu. Bahkan sofa di rumah - rumah warga juga ikut berdebu akibat dari aktifitas truk pengangkut tanah urug tersebut," paparnya.
Disamping mengotori perabotan rumah tangga, lanjutnya JL, debu dari aktifitas truk pengangkut tanah urug tersebut juga dapat mengancam kesehatan masyarakat terkena penyakit ISPA.
Perlu diketahui, bahwa, kami sebagai warga tidak mau tau terkait tambang galian C di desa Gondosuli, mau ilegal atau Legal, yang pasti kami warga desa Sambirampak Kidul sangat dirugikan,
Masih kata JL, apabila pada tanggal 23 Januari tidak ada kompensasi yang sudah di sepakati bersama antara masyarakat dan pihak perusahaan tambang galian C, maka kami bersama masyarakat yang lain akan melakukan blokade sesi dua, tentu dengan pengumpulan masa yang jauh lebih banyak, sekali lagi kami berharap komitmen dari pihak penambang, " Pungkasnya.
Berimbangnya pemberitaan merupakan kewajiban bagi seorang jurnalis, melalui panggilan WhatsApp awak media menghubungi salah satu pengelola tambang galian C namun dirinya tidak merespon, sampai berita ini di publikasikan. (Fabil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar