Dinsos Kepulauan Aru Salurkan Bantuan Sembako Kepada Masyarakat Miskin

Kepulauan Aru, SNN.com - Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Aru, menyalurkan Bantuan Sembako kepada masyarakat yang tergolong keluarga miskin sebanyak 25 orang sebagai Keluarga Penerima Manfaat. 

Penyaluran bantuan secara simbolis di serahkan oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, Bapak Agoes Soenanto Prasetyo, SH. MH yang bertepatan dengan kunjungannya di Kejaksaan Negeri Kepulauan Aru, senin 13/05/24. Kegiatan berlangsung di halaman kantor Kejaksaan Negeri Kepulauan Aru, dan turut hadir, Bupati Aru, dr. Johan Gonga. Kepala Dinas Sosial Kepulauan Aru, Tonci Koljaan S.Sos. PLH Kejaksaan Negeri Kepulauan Aru, Bapak Hery Yulianto, SH. MH, beserta jajarannya. 

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Aru, Tonci Koljaan S.Sos, dalam keterangannya kepada Wartawan, mengatakan bahwa Pembagian Sembako kepada warga tergolong keluarga miskin, sudah menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Sosial dalam menjawab pelayanan kebutuhan dasar masyarakat. Dikatakan, penyaluran bantuan, tidak diberikan berdasarkan kemauan siapapun, tetapi diberikan berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial. 

“Pembagian sembako ini, sudah menjadi tanggung jawab kita dalam menjawab pelayanan dasar Dinas Sosial yang kaitannya dengan masyarakat yang tergolong keluarga miskin. Penekanannya, bahwa bantuan ini tidak diberikan berdasarkan kemauan kami, tapi berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Social (DTKS). Semua bantuan yang diberikan berdasarkan DTKS”. Tandasnya. 

Dijelaskan, penyaluran bantuan Sembako bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan forum OPD tingkat Provinsi Maluku, sehingga dirinya sangat berkeinginan untuk memperjuangakan data-data kemiskinan dengan mendatangkan 2 orang tenaga ahli data dari pusat yaitu data Kementerian Sosial Republik Indonesia. Disebutkan, jumlah penerima bantuan sembakau 25 orang sebagai penerima manfaat. Sementara pihaknya selaku kepala Dinas Sosial, sedang berproses untuk mengindentifikasi data sehingga tidak terkesan terburu-buru dan penyaluran bantuan harus tepat sasaran. 

“Kami sementara berproses untuk mengindetifikasi data dan kami tidak mau terkesan terburu-buru dan pada akhirnya data itu tidak tersalurkan secara baik. Artinya harus tepat sasaran sehingga bantuan diberikan kepada orang-orang yang benar-benar harus menerima bantuan itu. Itu kerja keras saya untuk memperjelas data dan ada kekurangan-kekurangan data yang masih terbaca dimana ada data yang sebenarnya tidak bisa mendapat bantuan, ternyata mereka masih dapat. Itu yang menjadi perioritas saya untuk membenahi data”. Jelasnya. (Moses)