Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Rabu, 03 April 2019

Masa Kontrak Habis, Pekerjaan Rumah Guru di Karey Belum Rampung

Kepulauan Aru, sorotnuswantoronews.com - Kendati masa kontrak proyek pembangunan rumah guru di Desa Karei Kecamatan Aru Selatan timur, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku sudah berakhir, namun sampai saat ini pekerjaannya belum juga rampung.

Kepada media ini salah satu warga Karey mengaku kecewa  lantaran pekerjaan rumah guru atau biasanya disebut Kopel di Desa Karei sampai saat ini belum rampung. Padahal pekerjaannya sudah dimulai sejak Oktober 2018.

"Mestinya saat ini rumah guru tersebut sudah difungsikan karena masa kontraknya sudah berakhir. Tetapi faktanya sampai sekarang ini pekerjaan rumah guru tersebut tak kunjung selesai dikerjakan." ungkap dia seraya meminta namanya tidak disebutkan, Selasa, (2/4/2019).

Lanjut dia mengaku, awal pekerjaan kopel tersebut sudah ada yang tidak beres. Pasalnya tidak dilakukan pembuatan fondasi menggunakan susunan batu, sebaliknya cara pembuatan fondasi hanya dilakukan pengecoran seperti halnya slof. Selain itu,rabat bagian depan kopel ini juga dibuat diatas fondasi bangunan sekolah lama.

Hal ini menurutnya tentu akan mengurangi item pekerjaan sehingga akan menguntungkan kontraktor.

"Bagaimana tidak, Untuk pembangunan pondasi rumah guru dengan ukuran 14x7 hanya disediakan batu 2,5 kubik. Itupun tidak digunakan. Mereka hanya menggunakan sistim gali kolam dan langsung dilakukan pengecoran seperti membuat slop. Selain itu,  pekerjaan rabat tidak dikerjakan karena pondasi yang dikerjakan bersambungan langsung dengan pandasi sekolah lama sehingga langsung ditimbun dan dilakukan pengecoran. Dengan demikian anggaran pondasinya hilang." ujarnya.


Menanggapinya kontraktor pelaksana Tek Lai yang dikonfermasi mengaku, pekerjaan kopel karei sedang dalam tahap penyelesaian.

Kata dia,  keterlambatan pekerjaan tersebut lantaran tukang yang dipakai hanya seorang diri. Awalnya tukang yang dia pakai dibantu anak-anaknya namun anak-anak itu tidak ada yang betul. Pejerjaan masih jalan anak-anaknya berhenti jadi dia sendiri kerja pelan-pelan. Tapi walaupun dia sendiri kerja,  sudah pasang pintu “ kata dia

Lanjut kata dia,  untuk pekerjaan pandasi, memang tidak dilakukan pemasangan batu karena hanya dilakukan pengecoran namun itu bukan keinginannya sebab matrial yang dibutuhkan untuk fondasi yakni batu sudah dibeli sehingga jika kondisi tersebut dianggap sebagai masalah saya tidak bertanggung jawab.

“Saya sudah sediakan bahannya. Bahkan saya tegaskan kepada tukang untuk karja yang benar, jangan sampai mengurangi item-item yang ada. Jadi jika ada kesalahan dalam pekerjaan itu, saya tidak tau karena yang kerja orang kampung sendiri." tandasnya.

Disinggung soal indikasi proyek ini didapat melalui hasil jual beli, Tek Lai membenarkan jika proyek itu dibelinya melalui Iwan Makasar.

Ia mengaku alasan penjualan paket rumah guru ini lantaran Iwan Makasar tidak sanggup mengerjakannya. Ketidak sanggupannya disebabkan harga matrial pasir yang dijual warga desa Karey terlampau mahal seharga Rp. 400.000.

Sekedar untuk diketahui, data kuitanasi jual beli di atas materai 6000 yang diperoleh media ini menyebutan bahwa paket Penunjukan Langsung (PL) senilai Rp 200.000.000 tersebut dijual oleh seseorang bernana Iwan Makasar seharga Rp 16.000.000 (enam belas juta rupiah) kepada Tek Lai.

Reporter : Nus Yerusa
Editor     : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"