_Ngopi Politik Bareng Gus Tofik_
Bagaimana tidak panik menghadapi rencana KLB. Pasalnya, Dibawah kepemimpinan ketum Hadi Utomo, Pemilu 2009 Partai Demokrat mendapat perolehan 20,4% suara Nasional. Pada Pemilu berikutnya tahun 2014 PD turun draktis mendapatkan 10,19% suara Nasional. Disusul tahun 2019 jatuh lagi menjadi 7,77% suara nasional.
Bagaimana berikutnya jika ini berlanjut turun ?
Wajar para pendiri memikirkan langka penyelamatan bahkan usul terobosan membangun kekuatan dengan menampilkan Ketum berpotensi. Prestasi gemilang Moeldoko tidak hanya sepanjang masa pengabdian militer tapi Moeldoko juga mengukir pelayanan sosial, pembangunan ekonomi kerakyatan melalui pembinaan petani di HKTI.
Ketidak mampuan menaikan pamor PD, ketidak mampuan menyesuaikan diri pada internal PD atas rencana KLB, dalam keadaan galau, spontan respon panik AHY -SBY menyerang ke istana dengan sepucuk surat dilayangkan ke Presiden RI. Pertemuan Moeldoko dengan kader PD seakan menjadi sebuah perbuatan terlarang, sontak saja terjadi pengeroyokan kampanye negatif ke Moeldoko oleh sekelompok kecil politisi yang sifatnya penekanan jabatan, Pembunuhan karakter, dan membangun stigma negatif untuk mempengaruhi publik secara tidak langsung melarang moeldoko berteman dengan kader PD.
Seperti Bapak yang memilihkan menantu terbaik untuk anaknya, kader PD meminang Moeldoko untuk menjadi Ketum PD. Tentunya akan memberikan warna baru, harapan baru, semangat baru untuk menaikan kembali pamor PD. Langkah jitu mengembalikan jumlah perolehan kursi pada pemilu 2024.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar