Kepulauann Aru, SNN.com - Aksi Dewan Adat Aru (DAA) dengan mengatasnamakan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dari Desa Batu Goyang sampai Desa Warialau untuk menolak calon kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru yang bukan marga Aru menuai banyak kritikan.
Salah satunya Riki Bothmir. Pemuda asal Desa Marfenfen, Kecamatan Aru Selatan ini menyayangkan sikap DAA yang diketuai oleh saudara Elisa Darakay.
Kata dia, sikap penolakan yang dilakukan oleh DAA dengan mengatasnamakan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dari Desa Batu Goyang sampai Desa warialau sangatlah keliru.
“Saya sangat menyayangkan sikap DAA yang melakukan aksi penolakan orang yang bukan marga Aru untuk menduduki jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru. Apalagi mengatasnamakan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dari Desa Batu Goyang sampai Desa warialau,” kesal Riki Bothmir.
Menurutnya, saat ini kekosongan pimpinan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru masih sementara diiisi oleh dr. Wati selaku Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan setempat untuk kesiapan Ielang jabatan tiga bulan kedepan.
Jadi, SK-Nya hanya tiga bulan. Nanti tiga bulan kedepan akan dilakukan Ielang jabatan kemudian akan dilaksanakan pula tes. Nah siapa saja boleh ikut kan?. Dan, kalau memang pada prosesnya nanti siapa yang dianggap memenuhi syarat ya, pasti dia yang Iayak menduduki jabatan Kepala Dinas Kesehatan di daerah ini,” ucap Riki Bothmir.
Lanjut dia berharap, DAA tetap tenang dan mengikuti proses. Karena untuk saat ini penempatan Plt Kepala Dinas Kesehatan di daerah ini merupakan hak mutlak dari Bupati Kepulauan Aru, dr.Johan Gonga.
“Intinya, kita semua harus menghormati kebijakan yang diambil oleh Bupati kita saat ini, sambil kita menunggu proses pelelangan jabatan tiga bulan kedepan nanti,” pinta Riki Bothmir, Senin (14/6).
Reporter : Nus Yerusa
Editor : Wafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar