Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA


Kamis, 23 Januari 2020

Ratusan Serabi Mewarnai Upacara Adat Serabi Kocor Meminta Hujan

Gunungkidul, SNN.com - Hampir tiga minggu tidak turun hujan yang mengakibatkan  tanaman layu seperti tanaman jagung, padi, kacang,dan sebagainya. Masyarakat Padukuhan Bulurejo Kalurahan Monggol Kapenewon Saptosari menggelar upacara adat ritual serabi kocor pada kamis ( 23/1/2020), bertempat di balai Padukuhan Bulurejo,

Prosesi ritual serabi kocor ini merupakan bentuk kearifan lokal yang masih di lestarikan masyarakat setempat sebagai bagian dari budaya lokal, tidak elok jika Yogyakarta Istimewa, dari gelaran ritual tersebut ratusan serabi di bawa ke balai Padukan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat melaksanakan ritual meminta hujan kepada TUHAN sang pencipta alam semesta.

Ritual tersebut di awali sambutan Dukuh Padukuhan Bulurejo, dalam sambutannya Samsudi menyampaikan saya ucapkan terimakasih kepada semua warga yang telah hadir dalam prosesi ini, acara ini sebagai bentuk kearifan lokal yang turun temurun dari nenek moyang.

"selain sebagai ritual meminta hujan prosesi ini sebagai bentuk manunggaling warga sehingga tetap terjaga kerukunan dan persatuan guyub dan rukun," ujarnya.

Sukamto ketua RW 07 juga menambahkan acara seperti ini tidak setiap tahunnya di gelar, ritual serabi kocor ini hanya di adakan manakala pada saat musim hujan namun hujanya tidak cukup, baru di adakan ritual serabi kocor, untuk musim penghujan kali ini karna hujanya tersendat - sendat sehingga tanaman banyak yang layu jangan sampai gagal panen maka kali ini diadakan prosesi serabi kocor.

"tentu ini kearifan lokal yang turun temurun agar segera turun hujan agar tidak gagal panen," imbuh Sukamto

Setelah sambutan selesai kemudian prosesi srobi kocor di mulai, menurut keterangan Sepuh yang tidak mau di sebut namanya mengatakan, kenapa serabi yang di pilih sebagai sarana prosesi, serabi sebagai gambaran tanah, tanah ada yang keras ada yang gembur, tanah pula sebagai tempat dan sumber pangan umat manusia, kemudian juruh, air gula, menggambarkan air sebagai sumber kehidupan.

"ketika airnya cukup umat manusia akan mendapatkan rasa manis semanis air gula, jika airnya kurang akan menjadi bencana, tetapi juga jika airnya lebih akan menjadi petaka, maka serabi kocor wujud penggabungan alam semesta beserta isinya yang harus di jaga keseimbanganya,"Pungkasnya.

Reporter : Supriyanto
Editor     : Mas Pay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"