Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Selasa, 23 Februari 2021

Porang Salah Satu Komoditas Yang Digandrungi Petani


Gunungkidul, SNN,com,- Porang saat ini menjadi salah satu Komoditas yang digandrungi petani seluruh Nusantara, karena komoditas ini memberikan harapan baru bagi petani. Ternyata komoditas pangan ini diminati pasar luar Negeri. Dengan kata lain porang menjadi salah satu komoditas yang memiliki potensi tinggi untuk mengisi pasar exsport. Tanaman porang saat ini sepertinya menjadi tanaman yang ideal untuk meningkatkan kesejahteraan petani, hasil panen tinggi, harga menarik dan mudah dipelihara. Meski peluang ini bisa dikatakan besar, tetapi pada kenyataannya potensi ini masih belum di garap dengan baik. Di satu sisi tanaman porang juga belum begitu dikenal oleh banyak petani di berbagai wilayah.

Seperti disusun oleh Wahyu Abidin (Peneliti Di Diperta DIY) produktivitas porang jauh lebih tinggi di bandingkan dengan tanaman pangan lain. Dengan pemeliharaan yang intensif per musim tanam per hektar bisa mencapai 50 ton. Kita coba bandingkan dengan tanaman pangan yang paling banyak ditanam petani padi, jagung, kedelai. Produktivitasnya lebih tinggi di bandingkan padi yang varietas- varietas baru punya  potensi produksi sekitar 10ton per hektar per musim tanam, atau 30 ton per hektar jika tiga kali tanam pertahun. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi dari kedelai yang potensinya sekitar 30 ton per hektar per musim tanam. Tanaman jagung juga potensinya lebih rendah di bandingkan dengan produktivitas porang dengan pemeliharan intensif, Senin (22/2/2021).


Selain produktivitas harga jual porang juga lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga tanaman pangan tersebut. Umbi porang ditingkat petani tahun 2020 berkisar antara 8.000 - 9.000 per kilo, tercatat lebih tinggi lagi di sejumlah daerah. Sementara itu harga gabah kering panen dan jagung pipilan pada umumnya tidak lebih dari 5.000. mungkin untuk harga kedelai bisa bersaing dengan porang tapi pada umumnya tidak lebih dari 9.000 per kilo.

Porang juga cukup ramah terhadap petani pemula, pemeliharaan tanaman relatif sederhana di bandingkan dengan tanaman pangan lain. Secara alami tanaman porang mampu tumbuh normal di lahan merginal tanpa pemeliharaan intensif. Meski demikian cara budidaya porang yang dilakukan petani saat ini sangat bervariasi, mulai dari tidak intensif hingga pola budidaya super intensif, lingkungan tumbuhnya pun juga beragam. Tanaman ini bisa tumbuh atau di budidayakan di pekarangan rumah, kebun dan bahkan hutan yang ditumbuhi berbagai macam tegakan.


Untuk mengawalinya petani pelopor  Letda CKM. Sunarto. A.Md.kep.,yang kesehariannya bertugas di RS. DKT. Dr. Soetarto ini mengajak petani sekitar yang punya potensi untuk maju dan berkembang. 

" Awalnya saya membuat 50 undangan yang datang 5 orang, dan yang mau menanam hanya 3 orang. Sampai ke 4 kalinya sudah banyak yang berminat. Kemudian saya putuskan untuk 51 orang anggota masing - masing  saya berikan 10 kg untuk ditanam gratis" jelasnya.

" Saya tidak putus asa bersama dengan ketua DPC ( Dewan Pimpinan Cabang) Perkumpulan P3N (Petani Penggiat Porang Nusantara). Bapak Sumanto mengundang lagi dengan jumlah yang sama. Petani yang datang 20 orang kemudian sampai 3 - 4 kali pertemuan rumah saya penuh dengan petani, lanjutnya.

Meskipun porang punya daya tarik bagi banyak petani di seluruh Indonesia mengajak petani maju dan sejahtera dengan menanam porang bukan perkara mudah. Petani di Kalurahan Beji, Kalurahan Patuk, Kabupaten Gunungkidul banyak yang belum tau tanaman porang.

" Perjuangan dengan penuh tenaga dan pikiran untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat sekitar, karena umumnya masyarakat belum tau tanaman porang mesti telah diberi edukasi, tapi belum ada yang bergerak untuk menanam porang dan kebanyakan belum percaya, tutur Letda CKM Sunarto.


Melalui pertemuan petani pemula di beri edukasi dan informasi mengenai tanaman porang oleh petani yang berpengalaman. Dengan berbagi ilmu dan bertukar pikiran diharapkan petani - petani baru termotivasi dan antusias untuk menanam porang, mengingat perilaku petani yang akan menyerap introduksi teknologi baru apabila sudah ada petani yang berhasil menerapkan.  Pemberdayaan petani bisa dikatakan tidak mudah, karena harus merubah pola pikir petani itu sendiri. Oleh karena itu berbagi pengalaman dan memperlihatkan contoh kebun beserta keberhasilannya ( Getok Tular dalam bahasa jawa) bisa menjadi cara yang efektif untuk menarik minat petani membudidayakan tanaman porang. Hal inilah yang dilakukan Pak Sunarto dan Pak Anam dalam membangkitkan petani untuk bertanam porang.  Akan tetapi upaya menarik minat petani ini juga membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Untuk memudahkan dalam intruksi maka dibentuk kelompok tani porang yang beranggotakan 51 orang yang beralasal dari berbagai usia dari yang tua sampai melineal.

Reporter : Asih.
Editor      : Mas Pay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"