Acara digelar di hall BPPTKG jl.Cendana No 15 Yogyakarta. Dalam siaran pers kali ini berbeda dengan dengan sebelumnya. Siaran pers kali ini dilakukan dengan pemaparan kronologi letusan Tahun 2006, 2010 dan 2018 di tinjau dari prekustor dan kronologi letusan.
Letusan th 2006 dan 2010 memiliki kronologi letusan yang hampir sama, namun intensitas data kegempaan dan deformasi pada letusan 2010 jauh lebih tinggi dari letusan 2006.
Kepala BPPTKG Dr.Dra Hanik Humaida M,Sc menjelaskan bahwa letusan Merapi th 2006 dan 2010 mempunyai preskutor yang jelas dari semua parameter data pemantauan, namun letusan th 2018 ini tidak memberikan prekustor yang jelas dan di dominasi oleh pelepasan gas.
"bahwa letusan th 2006 menghasilkan material letusan <10 jt meter kubik dengan jarak luncur awan panas mencapai 7km,letusan 2010 menghasilkan material letusan 130 meter kubik dengan jarak awan panas mencapai 15 km sedangkan th 2018 hanya menghasilkan material letusan <100 ribu meter kubik dengan jarak lontaran material jatuhan dalam radius <3 km dari puncak."Tambahnya.
Dan menurut beliau, letusan freatik bukan merupakan bahaya utama yang mengancam jiwa penduduk, namun bisa di indikasi untuk aktivitas selanjutnya.
"Aktikvitas vulkanik saat ini di dominasi oleh pelepasan Gas yang di tunjukkan kegempaan MP guguran dan hembusan yang cukup tinggi. Dari ini bisa disimpulkan berdasarkan manifetasi pelepasan gas di permukaan yang ditunjukkan oleh data pemantau dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkaniknmasih cukup tinggi sehingga tingkat WASPADA ( LEVEL II)."Ujarnya.
Diakhir siaran pers nya Hanik mengingatkan, Radius 3km dari puncak merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk. Penduduk yang berada dikawasan rawan Bencana III untuk tetap meningkatkan waspada.
Reporter : Paiman
Editor : Isvianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar