Dana tersebut oleh Edwin Nanlohy, ST selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) merancang pemanfaatan anggaran jumbo itu untuk pembangunan jalan di tiga titik berbeda yakni ruas jalan Kobamar - Wokam, Nafar - Silibatabata, dan Lamerang - Tungwatu.
Kendati anggaran 74 milyar itu sebelum diakomodir dalam document APBD Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2017, terjadi tarik ulur saat pembahasan di DPRD hingga menguras waktu empat hari lamanya, sampai-sampai Arens Uniplaita selaku Tim anggaran eksekutif harus disingkirkan dari jabatan Sekretaris Daerah.
Sayangnya, proyek jumbo yang merupakan hasil juang pihak ketiga ini dalam pelaksanaannya terindikasi salahi document lelang perencanaan.
Berdasarkan data yang diperoleh Sorot Nuswantoro News menyebutkan bahwa, khusus perencanaan mendapat kebagian anggaran yang bersumber dari dana tersebut sebesar Rp. 1.762.350.00,- dari total anggaran yang dialokasikan Rp. 1.875.000.000,- dengan konsultan perencanaan dimenangkan oleh CV BERKO.
Sedangkan khusus pembangunan jalan Kobamar -Wokam sebagaimana tercantum pada document pelelangan perencanaan adalah 21,28 Km dengan harga penawaran sebesar Rp. 590.430.000.000,-.
Ironisnya, tender pelaksanaan fisik yang dimenangkan oleh PT ERA BANGUN SARANA dengan harga penawaran Rp. 23.625.000.000,- dari nilai pagu Rp. 25.000.000.000,- hanya mengerjakan jalan 15 Km.
Kemudian proyek pembangunan jalan Nafar-Silibatabata yang dimenangkan oleh PT BIAS SINAR ABADI dengan harga penawaran Rp. 23.636.146.000,- dikerjakan 14 Km, dan Lamerang-Tungwatu dimenangkan oleh PT ODYSSEY PAPUA PRAKASA dengan harga penawaran Rp. 23.400.000.000.
Reporter : Nus Yerusa
Editor : Isvianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar