Bantul, SNN.com - Balai Penyuluhan Pertanian Kapanewon Bantul bekerja sama dengan Gapoktan Trirenggo dan kelompok tadi mengadakan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan di 5 kelompok tani. Kegiatan ini dimulai pada hari Kamis (4/11/2021) di Poktan Tani Mulyo, Gedongan, Trirenggo, Bantul kemudian dilanjutkan di Poktan Gandekan, Poktan Code, Poktan Priyan dan terakhir hari ini di Poktan Kweden, Jumat (12/3/2021). Di beberapa bulak terindikasi terserang hama BLB atau yang sering dikenal dengan Kresek. Adanya serangan OPT ini menyebabkan daun tanaman padi berwarna merah kemudian mengering yang akhirnya bisa menurunkan hasil.
Gerakan pengendalian OPT ini menggunakan bahan non kimia yang berasal dari mikrobia yang bermanfaat bagi tanaman padi. Agensia hayati yang digunakan antara lain : PGPR, Corine bacteria, Beauveria bassiana dan tetes tebu. Penggunaan agensia hayati ini bertujuan supaya padi yang sedang terserang hama BLB bisa segera sehat dan tumbuh subur lagi.
Antusiasme petani terhadap kegiatan seperti saat ini sangat responsif karena manfaatnya sangat besat terutama bagi petani yang mempunyai lahan pertanian yang luas.
Selain harganya murah, penggunaan agens hayati itu juga ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan. Penggunaan agens hayati sebaiknya dilalukan sebanyak 5 kali. Pada fase pemeraman gabah, fase pesemaian umur 10 HSS, fase pertumbuhan umur 10 HST, umur 35 HST dan penutup umur 45 HST. Hal tersebut bertujuan untuk budidaya tanaman sehat.
"Harapan kami setelah petani memperoleh ilmu dan mengetahui manfaat, cara pencampuran dan aplikasi agens hayati ini mau mengaplikasikan di lapangan dan menularkan ilmunya kepada petani lain." imbuh Fibrica Hananta selalu PPL BPP Bantul.
Reporter : Rebianto
Editor : Mas Pay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar