Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Selasa, 08 Oktober 2019

Kurangnya Sosialisasi Perangkat Desa, Berdampak Pada Pengerjaan Rumah Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Di Desa Sumberejo Lamongan

Lamongan, SNN.com - Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (Renovasi Rumah) dari pemerintah melalui Dinas PRKP untuk masyarakat kurang mampu di Desa Sumberejo Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur menemui kendala terkait kurangnya sosialisasi pihak pemerintah desa kepada warga penerima bantuan, sehingga sejumlah warga desa penerima bantuan mengeluhkan pengerjaan rumah mereka yang terkesan kurang terencana dengan baik.

“jelase mau yo, material sing teko kan 11 juta, sisanya sing 4 juta kanggo atap, sing 2.5 juta kanggo tukang, sing pendamping dua kali, pertama waktu gek arepe mbangun, mek ngekei solusi njaluk ukuran tanah, ibarate mau njalok ukuran piro, terus kedua iku nang kan diparani meneh aku, terus aku takok, mas iki yok opo nduwure iki? iku mene galvalum mas ngono, iku pendamping, terus nggone sampean mene bangunan ditambah ta, gak po po mas ditambah tapi iku mau aku gak wani nambahi mangkane, masalahe nggonku kan tak dawakno mengguri, wes gak opo lah, sampe saiki kok gak onok meneh, wes onok 3 mingguan, ngono kabeh, wes teko dana iku mau, perangkat gak onok sing jenguk,” jelas BD warga Desa Sumberejo saat ditemui awak media Sorotnuswantoronews, Kamis (03/10/2019).

Sejumlah warga penerima bantuan renovasi rumah mengeluhkan sosialisasi yang kurang mendetail terkait dana bantuan yang diterimakan sebesar 17.5 juta yang dirasa kurang dalam pengerjaan rumah mereka sehingga beberapa warga penerima harus mencari tambahan dana, dikarenakan denah bangunan rumah yang tidak jelas akan dibuat seperti apa, begitu pula kurangnya pantauan perangkat atau pendamping sehingga tidak menyadari adanya keluhan sejumlah warga penerima bantuan tersebut.

“mboten disukani fatur belonjo material, nedhi tanda tangan pun nggeh dipendet maleh, konco-konco nggeh wes emboh melok melok ae, ngeten niki pun kadung kejegur, kulo niki yo diglobal sebulan niki paleng perkiraan taseh 10 juta maleh, nedhi maleh mboten enten sing pas, materiale sing ndugi mriko desa, bon-bonane jane lak enten niki, kulo nggeh nderek mawon, wes emboh konco-konco nggeh ngono kabeh, terose RAB niku wonten, niki wonten pajake, terose tahun niki nggeh dereng cair, kulo nggeh nerima nerimaaken, golek utang-utangan” Keluh KH salah seorang warga penerima bantuan.


Sutarto, selaku PJ Kades Sumberejo menjelaskan bahwa untuk sosialisasi kemarin, memang dananya sebesar 15 juta untuk bangunan itu, sedangkan untuk tukang sebesar 2.5 juta, menurutnya dari galangan sendiri terkait dengan bangunan itu paling tidak di batasi 12 juta, sehingga tinggal beberapa juta, yang pertama nanti ada pajak negara terkait dana itu, nanti terkait dengan kekurangan-kekurangan yang sedikit-sedikit apa yang termasuk nanti sesuai dengan RABnya dan gambarnya, masih menurutnya,  Dinas Perkim menyampaikan kalau nanti menyesuaikan keinginan yang bersangkutan paling tidak harus dipegang dari swadaya masing-masing, Sabtu (05/10/2019).

“Terkait dengan sosialisasi itu pada waktu sosialisasi itu bukan saya masih Pak Sumantri, selanjutnya kan saya tinggal melanjutkan, terus disitu juga sudah dibentuk timlak, dari perkim sendiri juga membentuk ketua kelompok, dibagi 3 kelompok kan seperti itu, penanggungjawabnya tetap dari masyarakat terkait dengan material itu jadi ketua kelompok, kalau ada kekurangan ketua kelompok langsung mengabarkan ke galangan” jelasnya.

“Lha itu pendampingan kan ada sendiri pendamping dari desa itu ya selaku, kemarin itu masing-masing kasun yang mendampingi bahkan terkait dengan nanti pengambilan uang untuk tukang itu juga saya menyampaikan supaya dipandu oleh kasun nanti istilahnya bersama-sama didampingi kasun untuk mengambil pencairan dananya, sampai saat ini dana belum keluar sama sekali bahkan dari galangan sendiri kemarin juga nge bel saya karena sudah keluar uang banyak sampai jual mobil belum keluar uangnya, terus saya nelpon bu Zulaicha katanya uangnya sudah dibawa anak-anak tinggal pencairannya yang belum” tambahnya.


Sementara Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Siti Zulkhah menjelaskan, Sebenarnya kita itu kan merehab, bukan membedah, jadi dana kita yang 17.5 juta itu memang tidak cukup tapi itu kan stimulasi kita, harapannya begitu, tapi kalau teman-teman pendamping itu ngeceknya adalah sesuai kebutuhan mereka, dilapangan itu duitnya segini, misalnya rumah itu yang mau direhab yang mana, kita ngeRABnya itu sesuai kebutuhan setiap penerima itu sudah kita jelaskan, jadi itu kita sudah jelaskan baik itu di kabupaten, kabupaten kan cuma mengundang pak kades dan pak camat, nanti di desa masyarakat diundang oleh pihak desa didampingi oleh pendamping, Jumat (04/10/2019).

“itu disosialisasikan mungkin seperti ini bahwa nanti duitnya langsung masuk rekening, 17.5 juta, yang 15 juta adalah material yang 2.5 juta upah, atas nama di rekening bank, tunai 17.5 juta, yang 2.5 juta itu diterimakan ketika serah terima buku tabungan tapi tidak langsung 2.5 juta, 50% nya jadi 1.250 juta, yang 15 juta itu nanti langsung ditransfer ke galangan yang transfer antar bank, bank ke galangan, galangan yang menunjuk adalah kita, saya serahkan ke desa soalnya yang tahu kondisi dilapangan adalah desa bukan dinas, semua SPJ semua laporan dicover oleh dinas, masyarakat gratis sampai pengajuan apapun gratis tidak mengeluarkan sepeserpun, jadi di kami seperti itu. Itu sudah kita jalin bertahun-tahun seperti itu, jadi yang ditransfer seperti material ditransfer 2 kali, tujuh setengah – tujuh setengah, barang dikirim dulu semua 50%, ketika barang 50% sudah terkirim semua, itu kita cairkan prosesnya itu begitu, ketika proses yang pertama itu terselesaikan baru diterimakan yang kedua, yang kedua itu baru kita cairkan kalau belum dikirim kita tidak cairkan seperti itu, tapi kita cairkannya ke galangan langsung yang transfer adalah bank bukan kita, cuma sudah diselesaikan sudah dikirim semua sudah dikerjakan baru kita cairkan” jelasnya.

“Memang harapannya duit segitu itu stimulasi, tapi biasanya saya nggak tahu, tahun-tahun kemarin itu lebih dari itu jadi rata-rata mereka itu bangun baru semua, itu mekanismenya memang seperti itu” ungkapnya.


Siti Zulkhah menambahkan bahwa kita sifatnya untuk membantu supaya pelaksanaan dilapangan bisa berjalan sesuai yang ada di RAB, koridornya seperti itu, jadi kita mengikuti juknis yang ada dipusat, semua gratis tidak ada beban apapun semua untuk masyarakat, jadi sifatnya adalah kita itu membantu menstimulasi, utuh 17.5 juta tidak ada potongan, tidak ada pajak, semua 17.5 juta, semua dikasih rekening kan memang 17.5 juta cuma ada pencairannya setiap penerima kan punya tabungannya, itu 17.5 juta utuh dari kita, memang yang pencairannya langsung kita utuhkan 17.5 waktu itu, setelah serah terima buku tabungan kita berikan 50%, kayak 2.5 juta upahnya jadi 1.250 juta ketika pengerjaan sudah selesai 50% itu dari kita cairkan yang kedua, itu sudah disosialisasikan di kades-kades, sudah kita kasihkan bukunya, sudah kasih rekening, jadi kita free, materai pun sudah dicover sama dinas.

“Di cek aja semua di RABnya, galangan kita kasih RABnya, jadi bisa ngeceknya di RAB, nanti saya undang saja PJ nya, diclearkan semua, memang di awal itu sudah masalah, bukan masalah harganya, terutama di Desa Sumberejo terutama berkeluh kesah kok dapat segini saja, 50% nanti ada lagi, nanti saya undang perangkatnya juga pendampingnya, BPD, LPM, perwakilan masyarakat, Kades yang lama, PJ juga galangannya saya suruh kesini untuk diterangkan kekurangannya apa, keluh kesahnya apa” ujarnya.

Reporter : IDR
Editor      : AWI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"