Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Minggu, 27 Oktober 2019

Puncak Kegiatan Pagelaran Budaya Ditutup Bupati Bonifasius

Mahulu, SNN.com - Seluruh rangkaian Festival Hudoq Cross Border Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) Kaltim tiba dipuncak acara. Bupati Bonifasius Belawan Geh, SH, menutup secara resmi 26/10/2019.

Sambutan Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, SH mengatakan, Pagelaran Hudoq Cross Border Tahun 2019 ini sekaligus menangkap sejuta makna yang terkandung di dalamnya untuk dijadikan sebagai salah satu pegangan hidup.

Kesenian atau tarian Hudoq bukan saja merupakan tarian adat semata tapi lebih merupakan sebuah cipta karya yang berakar dari keluhuran budi dan pemahaman yang mendalam tentang lingkungan alam. Keduanya bermuara pada pengakuan tentang adanya kekuatan yang maha agung, yang menjadi sesembahan leluhur etnik Dayak, dari pengalaman tersebut kita belajar tentang empat hal yang sangat mendasar dalam kehidupan yaitu:

1. Keharusan untuk selalu memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar diberi berkah kehidupan yang melimpah, rukun dan damai.

2. Hudoq tidak lahir begitu saja, ia diciptakan melalui proses ritual yang panjang dari pemrakarsa, gagasan. Saat itu peranan pengurus adat sangat dibutuhkan dan menjadi panutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

3. Sikap keterbukaan, tradisi Hudoq mengandung berjuta makna jika dipahami secara luas mengandung pesan moral untuk saling terbuka dan kerjasama yang mengedepankan rasa kegotong royongan sesama warga Dayak dan saling membaur dalam kebersamaan.

4. Mahakam Ulu secara historis dihuni oleh satu etnis Dayak, seiring perkembangan jaman dan program pemerintah pusat melalui transmigrasi yang tersebar di perkampungan, kini mahulu mengalami peningkatan jumlah penduduk dikarenakan adanya proses perkawinan antara pendatang dengan etnis Dayak. Dari 4 hal inilah Mahulu menjadi salah satu yang memegang konsep, dengan bersama kita pasti bisa, "ucap Boni.

Diakhir sambutannya ia pun menyampaikan, Sertifikat Rekor Muri yang kita raih ini di tujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Mahulu, karena mampu mensukseskan pagelaran Festival Hudoq Cross Border sejak 23-26 Oktober 2019. Dengan keterlibatan dan peran serta warga Mahulu, maka kita berhak menyandang gelar sebagai pemecah Rekor Muri untuk kedua kalinya dengan menari Hudoq terlama 25 jam 15 menit nonstop dengan jumlah peserta hampir 3 ribuan orang lebih.

Sertifikat dari Musium Rekor Dunia Indonesia (Muri) juga pernah kami raih pada Tahun 2018 yang lalu dengan menari Hudoq terbanyak mencapai 2 ribu orang lebih, jelas Bupati Boni.

Setiap perjuangan dan kerjakeras dilakukan bersungguh-sungguh pasti membuahkan hasil yang gemilang, sebut saja Mahulu, sebuah Kabupaten yang masih tergolong muda namun cemerlang akan gagasan, terobosan, kreatif dan inovatifnya.

Bonifasius, disapa Boni mampu menciptakan momen besar yang spektakuler, hal ini menunjukkan kerjasama yang baik dan solid dimana perpaduan antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat selalu mengedepan asas kebersamaan, keterbukaan dalam segala hal. tegasnya.

Wartawan SNN.Com mengkonfirmasi beberapa tokoh masyarakat yang hadir selama pagelaran di kampung Ujoh Bilang yang dihari 5 kecamatan dan 50 kampung se - Mahakam Ulu, terkait petahana yang maju kembali untuk dua periode mencalonkan dirinya sebagai kompetitor bakal calon Bupati 2020 nanti?.. warga mengatakan, untuk periode sekarang ini kami memang sudah merasakan atas perjuangan bapak Boni, beliau sangat memperhatikan dari infrastruktur, pembangunan fisik apa lagi soal kebudayaan dia memberikan perhatian penuh terhadap kearifan lokal, nah... kalau untuk kedepannya kami belum tau lagi sambil melihat perkembangan kedepannya, karena kami juga harus melihat lebih jauh lagi soal siapa yang menjadi pendamping bapak Boni nanti, ujar warga Mahulu.

Reporter : Johansyah
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"