Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Kamis, 12 April 2018

Gus Ipul Unggul di Media "Online", Khofifah Unggul di Medsos

Sorotnuswantoronews.com, Jakarta - Indonesia Indicator (I2) mengeluarkan hasil survei media terhadap head to head Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dalam Pilkada Jatim. Persaingan keduanya sangat ketat.

"Keduanya sama-sama kuat, NU, dan masing-masing memiliki bintang untuk generasi milenial yang membuat situasi pilgub terus menggeliat. Ditambah lagi dengan perang survei dengan hasil yang bervariasi," ungkap Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang dalam rilis, Kamis (12/4/2018).

Ketatnya persaingan ini juga dilihat dari isu-isu terbesar yang menjadi perhatian media. Begitupun dukungan kiai atau tokoh agama menjadi salah satu isu terbesar di Jatim, selain perang klaim survei.

Seperti diketahui, dari 5 survei yang dilakukan dalam waktu bersamaan terdapat perbedaan pemenang. Pollmark, Indo Barometer, Charta Politika mengunggulkan Gus Ipul, sementara Litbang Kompas dan Poltracking memenangkan Khofifah.

Dari seluruh pemberitaan, pasangan Gus Ipul-Puti unggul dalam pemberitaan di media online dengan 3.207 berita atau mencapai 52 persen. Sedangkan, pemberitaan tentang Khofifah-Emil di media daring mencapai 2.916 atau 48 persen.

"Dalam pemetaan pemberitaan di berbagai daerah terlihat kontestasi yang cukup ketat. Di media online, Saifullah Yusuf masih memimpin sebagai top influencer. Dari sisi sentimen, Syaifullah-Puti mendapat 10 persen sentimen negatif, sementara Khofifah-Emil sebesar 13 persen- di antaranya karena adanya kampanye hitam yang sempat ditujukan,” ujar Rustika.

Media Sosial
Indonesia Indicator juga mencatat tingginya dukungan dan antusiasme netizen pada Pilkada Jatim 2018. Kompetisi antara kedua pasangan di twitter cukup menarik perhatian netizen, meski kali ini jumlah percakapannya tidak lagi head-to head.

Menurut Rustika, dari sisi percakapan, Khofifah-Emil mendominasi sebesar 76 persen percakapan dibanding Saifullah-Puti 24 persen dalam sebulan terakhir.

Namun, jika dibandingkan dengan jumlah akun yang merespons masing-masing paslon, maka Saifullah-Puti lebih banyak akun yang mempercakapkannya, yakni sebanyak 2.149 akun manusia. Sementara, Khofifah-Emil 1.767 akun twitter.

Ini artinya, masing-masing akun memiliki rata-rata jumlah cuitan tentang Khofifah lebih banyak. Contoh di bulan April, rata-rata netizen me-mention Khofifah-Emil sebesar 8 tweet, sementara pada Saifullah-Puti hanya 2 tweet.

Indonesia Indicator pun mencatat, terdapat 50.905 percakapan di twitter yang ditujukan pada Khofifah sepanjang sebulan terakhir. Sebanyak 63 persen akun manusia (1.767) dan 36,4 persen akun mesin (1.012).

Sentimen negatif sebanyak 5,5 persen, positif 49,6 persen dan netral 44,9 persen.

Sementara itu, terdapat 15.907 percakapan di Twitter yang ditujukan pada Saifullah-Puti sebulan terakhir. Sebanyak 72,9 persen akun manusia (2.149) dan 27,1 persen akun mesin (797). Sentimen negatif 3,8 persen, positif 66,2 persen, dan netral 30 persen.

Sisi lain yang menarik, sambung Rustika, Saifullah-Puti lebih banyak dibicarakan kaum pria 53,4 persen, sementara Khofifah-Emil lebih banyak dibicarakan kaum perempuan sebanyak 53,4 persen.

Generasi milenial yang menjadi sasaran kedua paslon tampaknya masih belum berhasil diraih di Twitter.

Kedua kandidat, lanjut Rustika, lebih banyak dipercakapkan oleh netizen yang berusia di atas 35 tahun. Khofifah-Emil direspons sebanyak 65,8 persen usia di atas 35, sementara Saifullah-Puti sebanyak 60,3 persen.

Menurut Rustika, karakter Jatim mengedepankan kampanye yang lebih positif dan santun serta fokus pada kelompoknya sendiri terlihat dalam jejaring percakapan di Facebook.

Di Facebook, tidak terdapat adanya ujaran kebencian yang masif. Masing-masing paslon punya kedekatan dengan ulama atau agama.

Di FB, postingan dan komentar Khofifah-Emil mencapai 4.017 relasi percakapan atau lebih banyak dibanding Saifulah-Puti yang hanya 2.113 relasi percakapan.

Meskipun sempat ada isu mengenai teror pembunuhan yang ditujukan pada Khofifah, namun isu itu tenggelam dibanding kegairahan para netizen dalam harapan dan percakapan yang positif terhadap Pilgub Jatim.

"Terdapat dua kelompok besar yang masing-masing fokus pada salah satu pendukung. Ada kelompok tengah yang rata-rata dijembatani oleh akun media. Pembahasan mengarah kepada dukungan untuk masing-masing paslon tanpa menunjukkan ketidaksukaan pada paslon lawan," tutur Rustika.

Indonesia Indicator juga mencatat, tidak ada penyerangan antarpendukung paslon melalui media sosial.

"Di satu sisi, hal ini menarik karena mampu menurunkan tegangan antarpaslon yang mungkin terjadi. Namun, kedua paslon seolah hanya berkampanye untuk kelompoknya sendiri, dan PR-nya adalah bagaimana mereka harus mampu memengaruhi kelompok silent majority atau yang belum menentukan pilihan," ungkap Rustika.

(KPS/Yax) *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"