Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA


Rabu, 25 September 2019

Peringatan Hari Tani di Lamongan, Masyarakat Petani Menggelar Aksi Demo

Lamongan,SNN.com - Hari Tani Nasional menjadi moment penting bagi element masyarakat petani menggelar aksi demo menyuarakan aspirasi rakyat petani kepada DPRD Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur, Selasa (24/09/2019).

Kurang Lebih Ratusan masyarakat petani dari berbagai desa juga yang tergabung dalam petani HIPPA dengan didampingi LSM eLSAP mendatangi kantor DPRD Lamongan pagi ini, mereka menuntut agar pemerintah Kabupaten Lamongan mengingat jasa-jasa para petani dengan mengadakan event-event terkait pertanian dalam peringatan Hari Tani yang diadakan setiap tanggal 24 September, dan meminta pemerintah untuk melakukan tindakan konkret dalam mengatasi persoalan-persoalan petani diantaranya persoalan irigasi, pengendalian hama, dan santunan bagi para petani yang mengalami musibah juga insentif bagi petani yang telah berjasa mengangkat Lamongan menjadi lumbung padi Jawa Timur.

Dalam aksi ini masyarakat petani meminta aparat kepolisian yang berjaga didepan pagar gedung DPRD dan jajaran dewan untuk mengijinkan para petani pendemo memasuki halaman gedung DPRD guna melaksanakan upacara peringatan Hari Tani sekaligus meminta ketua DPRD H.Abdul Ghofur untuk memimpin langsung upacara Hari Tani tersebut, karena Hari Tani merupakan hari bagi rakyat petani.

Setelah upacara selesai dilangsungkan, perwakilan petani dalam hal ini Cak Mubin, Ketua LSM eLSAP dan beberapa perwakilan pengurus tani dari beberapa desa diperkenankan Ketua DPRD memasuki ruang banggar DPRD untuk melakukan audiensi bersama dengan Ketua DPRD, dan jajaran anggota dewan. Pada kesempatan itu juga dihadir perwakilan dari Kepala Dinas pertanian atau dinas TPHP, perwakilan Kepala Dinas Pengairan atau PU SDA, perwakilan Kepala Perijinan dan pihak dinas terkait lainnya mengenai tuntutan yang diajukan para petani.


Dalam pembukaan audiensi tersebut, tampak Ketua DPRD, H. Abdul Ghofur menerima dan mendengarkan 4 item tuntutan petani, ia mengatakan antara eksekutif dan  legislatif bersama-sama akan memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi petani, karena mayoritas penduduk Lamongan ada di pertanian.

“hari ini saya dan teman-teman beberapa desa dari pengurus petani sengaja datang ke pemerintah kabupaten untuk mengingatkan kalau hari ini hari peringatan hari tani, kita menyampaikan terkait persoalan-persoalan seperti bangunan tingkat nasional yang namanya babat barage  itu jangan sampai menjadi persoalan bagi petani Lamongan, bangunan itu untuk kesejahteraan petani tapi kenyataanya hari ini para petani mengalami kesulitan mendapatkan air irigasi, jadi kita dilalui 68 kilo bengawan solo tapi kita mengalami kesulitan air, karena apa ini kita menyayangkan, justru pemerintah itu lebih memfasilitasi untuk perusahaan, petro misalnya yang mengambil di Terpan itu pengambilan air cukup tinggi bisa terpenuhi sepanjang tahun, sementara pemenuhan untuk irigasi pertanian ini tidak bisa terpenuhi, padahal kita tahu negara kita kuat itu bukan hanya karena faktor senjatanya yang hebat tapi negara kita kuat karena mampu memenuhi kebutuhan pangan dan yang bisa memenuhi kebutuhan pangan adalah para petani maka kita memiliki prinsip jangan biarkan petani kita berjuang seorang diri” Jelas Mubin Ketua LSM eLSAP seusai berdiskusi dengan jajaran Dewan dan pihak Dinas Pertanian didalam Gedung DPRD.

Mubin juga menjelaskan dari hasil audiensi tadi, pemerintah juga menjanjikan mengabulkan semua yang kita tuntut, salah satunya membuat satu event untuk Hari Tani sebagai wadah pameran hasil pertanian unggulan yang ada di wilayah Kabupaten Lamongan setiap tanggal 24 September.

“yang dikabulkan semuanya peringatan Hari Tani sudah oke, Bapak dewan sendiri tadi menyampaikan siap, kita harus gagas karena kita sebagai masyarakat petani yang lebih mayoritas, terkait dengan pengendalian hama mereka juga siap untuk dilaksanakan secara terpadu, terkait dengan persoalan irigasi tentunya Lamongan ini harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat karena bengawan solo itu wilayah pusat, dan 55 waduk rawa seperti Gondang dan yang lain-lainnya”tuturnya.


“kalau untuk hama tikus dari dinas pertanian tadi sudah menjelaskan ada cuma kita melihat dilapangan banyak yang fiktif, jadi program tersebut saya lihat lebih banyak yang tidak tepat guna, tidak tepat waktu, tidak tepat mutu dan tidak tepat sasaran, artinya apa dinas pertanian hanya melayangkan surat kepada masyarakat petani untuk melakukan gropyok tikus, lha kalau surat-suratan saja ini saya kira hanya seperti percintaan saja, jadi dinas harus melakukan sebuah tindakan yang lebih konkrit tidak hanya memberikan surat kepada masyarakat untuk melakukan gropyok tikus, kalau hanya memberikan surat untuk gropyok tikus anak SMA saja bisa gak usah nunggu Kepala Dinas itu yang ditanyakan, kita tahu di Lamongan sejak tahun 2012-2013 itu hama tikus luar biasa mulai tinggi-tingginya ditahun itu, sama sekali kalau sampai saat ini kita lihat banyak hanya pada simbolis di beberapa bidang, saya yakin kalau nanti sistemnya hanya pakai surat-suratan hama tikus akan tetap merajalela di pertanian, saya berharap ada betul-betul program terpadu berpikir secara inovativ bagaimana pengendalian hama itu yang betul-betul ramah lingkungan jadi tidak hanya dengan surat, ada anggaran ada program yang dijatah oleh pemerintah daerah melalui dinas TPHP itu betul-betul tepat sasaran, tepat mutu, tepat guna dan tepat waktu”ujarnya.

Terkait tuntutan, menurut Mubin ada 4 maklumat termasuk insentif untuk petani HIPPA, sesuai yang termaktub dalam UU Nomor 23 tahun 2014, siapa yang  berpartisipasi dalam peningkatan ekonomi maka dia bisa untuk di berikan atau pemerintah dapat memberikan insentif atau kepermudahan, itu yang paling penting.


“yang pertama kita minta pemerintah setiap tanggal 24 September pemerintah mengadakan peringatan hari ulang tahun untuk tani, yang kedua pemerintah juga harus mengambil tindakan konkrit kepada petani yang mengalami musibah seperti terkena sengatan listrik jebakan tikus, terkontaminasi pestisida, tindakan dari pemerintah dalam bentuk santunan memberikan santunan datang kepada mereka jadi biar pemerintah tidak hanya datang pada musim panen, jadi ada santunan bagi korban petani, yang berikutnya terkait dengan insentif karena mereka jasanya cukup tinggi mengangkat Lamongan ini menjadi Lumbung padi.” Ungkapnya.

Reporter : Ida
Editor     : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"