Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Kamis, 15 April 2021

Pemberlakuan Asesmen Nasional di 119 SD Kepulauan Aru Terancam Gagal


Kepulauan Aru, SNN.com -*  Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. 

Untuk menghindari hal itu, pihak sekolah, termasuk 119 Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di 10 Kecamatan, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku berupaya untuk mendapatkan sarana pendukung sebagai wujud dukungan untuk menyukseskan pelaksanaan Asesmen Nasional tersebut.

Sayangnya, upaya 119 SD di Aru guna mewujudkan pemberlakuan Asesmen Nasional yang merupakan program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan itu terancam gagal hanya lantaran alat multimedia berupa leptop, printer, invocus, dan stavol yang dipesan dari penyedia barang berinisyal HT, hingga saat ini belum ada di tangan mereka.

Padahal, menurut informasi yang diperoleh media ini, para kepala sekolahnya telah menyetor uang 20 juta bahkan ada diantaranya yang menyetor 40 juta kepada penyedia berinisyal HT pada bulan Oktober 2020 dengan harapan secepatnya bisa mendapat alat multimedia yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Asesmen Nasional.

Hal ini dibenarkan sumber terpercaya media ini di Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Aru. Sumber membenarkan,  pemberlakuan Asesmen Nasional tingkat SD yang tersebar di 10 Kecamatan di Aru terancam gagal hanya lantaran alat multimedia yang dipesan dari penyedia (HT) belum juga diterima pihak sekolah hingga detik ini.

Sumber juga membenarkan, 119 kepala sekolah dasar penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi telah menyerahkan uang tunai kepada penyedia (HT) sebesar  20 juta, bahkan ada diantaranya 40 juta sejak bulan Oktober 2020.

Kata sumber,  Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 

"Jadi penyedia yang dipercayakan oleh 119 kepala sekolah dasar di daerah ini mesti sepetnya menyediakan apa yang menjadi kebutuhan sekolah saat ini. "Bukan malah jadi penghambat,"kesal sumber.

Bukan saja itu,  kata sumber, lantaran keterlambatan penyedia alat multimedia yang telah dibayarkan oleh para kepala sekolah dasar ke penyedia (HT) membuat pihak sekolah dihantui rasa takut.

Bagaimana tidak, mereka sangat gelisah karena sampai saat ini barang yang dibelanjakan belum ada di tangan mereka sehingga mereka tak bisa membuat pertanggungjawaban dana BOS Afirmasi Tahun 2020 tersebut.

"Ini masalah serius dan tak boleh dianggap biasa saja. Penyedia boleh beralasan tetapi masalah pendidikan di daerah ini jangan dianggap sepele," tandas sumber.

Terpisah penyedia barang (HT) yang ditemui media ini dikediamannya tepatnya depan Bandara Rar Gwamar Dobo, Selasa, (13/4) mengaku, sebagian barang multimedia yang dipesan oleh 119 kepala sekolah dasar di Aru  sudah ada. 

Hanya yang masih menjadi kendala adalah pengadaan leptop, dan memang kita tidak paksakan karena, Pandemi covid -19 ini pabrik-pabrik ada yang jalan tapi produksinya dikurangi sementara permintaan pasar itu tetap. "Akhirnya barangnya jadi langkah,"jelasnya.

Diapun mengaku, sudah berkoordinasi dengan distributor bahkan menawarkan uang muka (DP) dengan tujuan kalau barang (Leptop) sudah ada langsung bisa dikirim namun distributor enggan menerima uang muka yang ditawarkannya dengan dalil permintaan banyak.

"Ya, Beta (saya) sudah tawarkan uang DP ke distributor tapi mereka tolak dengan alasan permintaan banyak. Bayangkan, Komputer duduk yang Beta pesan saja masih menunggu distributor telephon ada 6 baru beta setor. Kemudian nanti distributor telphon lagi bilang ada 8 ya, beta ambil jadi semua serba cicil," katanya.

Dia menambakan terkait masalah ini, dirinya sudah menjelaskan ke Dinas Pendidikan, salah satunya Pak Hugo, bahkan ke Kepala Bidang Bapak Ratu, termasuk Edo salah satu staf.

"Intinya beta juga terbeban dengan orang punya uang tetapi kondisi pandemi Covid - 19 ini Katong (kita) tidak bisa memaksa keadaan," ungkanya.

Sekedar untuk diketahui, Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Oleh sebab itu, upaya pihak sekolah dalam menjalankan program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu patut mendapat dukungan dari semua pihak.

Reporter : Nus Yerusa
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"