Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Jumat, 28 Agustus 2020

Poltek Sendawar Diambang Kolaps, Pemerintah Jangan Tutup Mata

Kutai Barat, SNN.com - Sejak berdiri tahun 2005 silam, Politeknik Sendawar Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Provinsi Kalimantan Timur sudah menamatkan 700 lebih mahasiswa. Namun diusia yang ke-15 tahun, nasib perguruan tinggi swasta ini justru bagaikan hidup enggan mati tak mau. Bahkan kini satu-satunya perguruan tinggi fokasi dengan 3 program studi itu terancam kolaps alias ditutup. Apa sebenarnya yang terjadi?....

Awak media mencoba menelusuri carut marut Poltek hingga menemui langsung direktur Poltek Sendawar Nikolaus di kantornya Jalan Sendawar Raya Kelurahan Barong Tongkok Kecamatan Barong Tongkok, Kota Sendawar Jumat (28/8/2020).

“Politeknik ini berdiri berdasarkan SK dari Kementerian Pendidikan Tinggi Nomor: 117/D/O/2005. Awalnya Politeknik berasal Sendawar skill training centre(sstc) kemudian ditingkatkan jadi Politeknik Sendawar di tahun 2005 itu”, jelas Nikolaus menceritakan awal mula berdirinya Politeknik yang bernaung dibawah Yayasan Pembangunan Sentawar Sakti (YPSS) tersebut.

"Sejak saat itu YPSS dibawah nahkoda ketua umum Yan Sinyal mulai melengkapi sarana prasarana Politeknik Sendawar dengan bantuan pemerintah Kubar yang dinahkodai Bupati Kutai Barat saat itu Ismail Thomas.

Tiga tahun setelah berdiri, Poltek Sendawar mulai menerima mahasiswa Angkatan pertama dengan fokus utama tetap pada Pendidikan fokasi yang lebih banyak praktik dari pada teori. Dengan harapan bisa lahir sumber daya manusia siap kerja. Maka lahirlah jurusan Mesin Otomotif, Teknik Sipil dan Administrasi Bisnis.


Dengan jenjang Pendidikan Diploma 3 (D3).
“Jadi kita punya tanggung jawab besar untuk menyiapkan mereka agar mampu bersaing. Apalagi Ibu Kota Negara (IKN) ini mau pindah ke sini kita jangan sampai jadi penonton. Kalau kita tidak siap maka kita akan mengecewakan generasi masa depan kita”, ungkap Nikolaus.

"Tigabelas tahun berlalu, Poltek akhirnya mendapat akreditasi dari Kemendikti.
“Tiga tahun lalu (2017) kita dapat akreditasi (untuk jurusan) Administrasi Bisnis akreditasi B, sedangkan Teknik Sipil dan Otomotif itu masih (akreditasi) C. dan Institusi juga masih C. Jadi secara legalitas formal sudah tidak ada masalah”,katanya.

Ditahun 2020 ini Poltek Sendawar juga siap menerima mahasiswa baru meski perkuliahan nanti berubah secara daring.

“Sekarang ini sudah 63 orang yang mendaftar. Kita upayakan lebih dari itu karena kita dapat kuota beasiswa dari L2 Dikti Kemendikbud melalui program KIP (Kartu Indonesia Pintar) itu 53 orang. Bahkan ini ada tawaran dari Ibu Hetifah anggota DPR RI (Dapil Kaltim) untuk membantu beasiswa”, sambung Nikolaus yang sudah 2 tahun menjabat Direktur Poltek itu.

Dosen tak Digaji.
Perjuangan managemen Poltek Sendawar ternyata tak diimbangi dengan timbal balik dari Yan Sinyal selaku ketua umum YPSS. Ironisnya Yan Sinyal terkesan lepas tangan dan tak mau tau. Bahkan Poltek kini sudah sekarat namun tak digubris. Dia mencotohkan gaji dosen yang berjumlah 12 orang terkatung-katung bahkan ada yang sampai 6 bulan tidak dibayar.

“Kita kan SPP per mahasiswa Rp 3.100.000 per smester. Kalau mahasiswanya 600 bisa sampai 2 M, cukuplah untuk operasional dan gaji Dosen. Tapi sekarang ini mahasiswa kita hanya 220-an orang ya tidak bisa memenuhi. Jadi sekarang dosen kami tidak gaji bulanan. Jadi hanya dibayar jam mengajar saja”, bebernya.


Nikolaus merincikan dalam satu smester tunjangan dosen sekitar Rp 60-70 juta. Anggaran itu sudah termasuk tunjangan untuk perangkat akademik dan staf. Belum lagi kebutuhan kampus untuk laboratorium, perlengkapan praktik dan bengkel kampus hanya seadanya.

“Sebenarnya ini tanggung jawab Yayasan dan kita harapkan Yayasan ini berfungsi kedepan. Tapi kalau kita juga yang memikirkan tanggung jawab Yayasan kita juga yang menjalankan Tri Darma memang agak berat bagi kita,”.
“Kalau bicara pendanaan juga seharusnya domainnya Yayayasan.

"Selama ini memang dibantu pemerintah tapi kan jumlah terbatas dan tidak bisa diberikan terus menerus karena mereka pakai dana bansos”, ujar Sang Direktur yang juga merangkap Dosen Teknik Sipil ini.

Hidup enggan mati tak mau memang harus dilalui keluarga besar Polsen. Ironisnya ini sudah berlarut-larut dan tak dianggap serius pihak pemerintah Kubar. Saling lepas tanggung jawab antara pemerintah dan Yayasan menambah beban managemen Poltek saat ini.

“Makanya kami minta pemerintah segera mengevaluasi Kepemimpinan Yayasan ini. Segera tunjuk orang baru yang mau dan mampu. Atau pak Yan mengundurkan diri sendiri. Karena sekarang tinggal ketuanya saja otomatis persyaratan sebagai yayaysan sudah tidak memenuhi lagi”, tegasnya.

“Ini bukan soal saya atau teman-teman dosen tetapi demi masa depan generasi muda kita. Lihat saja sekarang kerusakan sumber daya alam dimana-mana mereka mau harap apa kalau kita tidak siapkan SDM-nya dari sekaranag”, tukas Pria 48 Tahun itu.


Pria jebolan S2 Fisipol Unmul jurusan manajemen pemerintahan daerah itu mengakui jika bukan karena panggilan jiwa mungkin Poltek Sendawar tinggal nama saja.

“Kalau kami ini hanya mau pikirkan segi materi lebih baik saya nores. Dan teman-teman lain juga begitu. Tetapi karena mahasiswa ini adalah putra putri kita di Kutai Barat makanya biar berat kami tetap datang mengajar. Tetapi ini juga tidak bisa dibiarkan terus menerus, harus ada solusinya,” tandas Niko.

Pemerintah Jangan Tutup Mata “Siapapun pemimpinnya, kami hanya berharap tolonglah kami. Kalau tidak ada bantuan pemerintah ya bisa KO kita”, tutur Niko penuh lirih.


“Ini hanya karena panggilan hati saja, karena kalau ini sampai ditutup kita malu juga. Nah teman-teman di Pemda ini tidak menyadari kalau ini punya pemerintah. Karena selama ini sebenarnya hanya mandat saja yang diberikan ke Yayasan tetapi Poltek ini milik pemerintah”, tambah Felix Emanuel Pembantu Direktur Tiga.

Felix juga mengamini soal tunjangan dosen yang kembang kempis.
“Kalau selama ini realnya itu bisa dibilang tidak lancar. Lebih dari tiga bulan tidak gajian itu sudah biasa. Karena sumber pendapatan kita hanya dari SPP diluar bantuan pemerintah. Sedangkan bansos hanya dua tahun sekali”,sambung Felix.

Managemen Polsen hanya berharap ada itikad baik dari pemerintah untuk menyelesaikan polemik yang terjadi di tubuh YPSS. Mengingat Poltek adalah satu-satunya perguruan tinggi dengan kuliah regular yang ada di Kutai Barat. Apalagi Poltek Sendawar tengah diupayakan jadi Politeknik Negeri pertama di Kubar",pungkas Direktur dan Dosen Poltek Sendawar.

Reporter : Johansyah
Editor      : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"