Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Selasa, 07 Juni 2022

Menunggu Bantuan Pemkab Kubar Tak Kunjung Tiba. Abia : Jadi Pemulung Adalah Pilihan Untuk Bertahan Hidup


Kutai Barat, SNN.com - Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih begitulah jika nasib menimpa pada manusia, sebut saja Abia Puspita Sari akrab di panggil mama Victor ini terpaksa menjadi pemulung agar dapat bertahan hidup bersama kedua putranya.

Abia Puspita Sari (38) warga kelurahan Barong Tongkok beralamat di jalan Damai Raya RT 05, Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok kabupaten Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur ini mempunyai dua orang putra yakni Victor Alexander Rendon (11) dan Ferguson Lorenzo Rendon (8) sempat mencuri perhatian publik, pasalnya Ibu dua orang anak ini dituding mempekerjakan anaknya yang masih dibawah umur mencari barang rongsokan ditempat sampah.

Mengapa tidak, tudingan yang dilontarkan oleh pejabat Dinas Sosial Kutai Barat menyebutkan jika seorang ibu yang membawa anaknya memungut sampah terancam dikenakan pidana perlindungan anak.

"Secara aturan sekarang pemulung, pengemis atau anak jalanan akan kena pasal, dan ditindak oleh yang berwajib, "jelas kepala bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat, Yiska Jumeiana, ST dalam keterangannya, dikutip dari RRI Sendawar hari ini Selasa (07/06/2022).

Ia menambahkan, mengenai larangan eksploitasi anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Perlakuan eksploitasi seperti tertuang dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b, meliputi perbuatan yang bertujuan memperalat, memanfaatkan, atau memeras anak untuk keuntungan pribadi, keluarga, atau golongan.

Dalam pasal 76I menyebutkan setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual terhadap anak.

Bagi yang melanggar ketentuan Pasal 76I, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000.

Meski demikian. Yiska, mengaku bahwa Dinas Sosial (Dinsos) Kubar sudah berupaya mengkonfirmasi Abia menanyakan latar belakang kehidupan yang tengah diarungi ibu yang malang ini sehingga membawa kedua anaknya pergi ketempat sampah menjadi pemulung adalah pilihan hidupnya.

Dalam keterangannya, Yiska menyebutkan pihak Dinsos Kubar sudah menawarkan kepada Abia dan kedua anaknya agar bisa tinggal dan belajar keterampilan memasak di rumah makan milik salah satu anggota DPRD Kubar tapi sayangnya ajakan itu tak mendapat respon Abia bahkan dengan berbagai alasan.

"Artinya kami sudah berusaha untuk mediasi dan sempekat, "ujar Yiska.

Sementara, Abia Puspita Sari mengaku jujur bahwa tidak ada niat untuk mengeksploitasi atau memaksa kedua anaknya bekerja. Dia hanya merasa sangat terpaksa harus membawa anaknya ikut memulung itupun disebabkan tidak ada yang menjaga anaknya di rumah.

"Kalau dibilang saya mempekerjakan anak itu saya tidak terima. Kalau saya tidak boleh bawa anak terus solusinya apa? Keluarga memang ada di Tering, tetapi kami sama-sama hidup susah, "ujar Abia.

Memang ada sejarah kelam bagi kedua anaknya, Abia sang ibu menuturkan sedikit peristiwa yang pernah dialaminya selama hidup bersama mantan sang suami.

"Anak-anak semua trauma. Makanya kalau mau tinggal di tempat orang itu agak susah apalagi kasih tinggal. Itu kadang ketakutan itulah mengapa kedua anaknya enggan untuk tinggal bersama orang lain, ”tutur Abia Puspita Sari dengan sedih.

Masih kata Abia. “Anak saya ini sudah alami kekerasan sejak dalam perut. Pernah dia (mantan suami) itu pukul kami sampai mau mati. Tiap malam itu ribut terus. Kalau sudah ribut pasti kami lari. Pernah saya lapor polisi tapi masih dia pukul-pukul kami, "ujar Abia.

Menjadi pemulung untuk bertahan hidup akui Abia hanya semata-mata agar bisa menyambung hidup bersama kedua anaknya.
"Memang rencana mau usaha laundry atau jual ayam potong karena dulu saya usaha itu. Tapi sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi, "ujar Abia warga asal kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).

Kini Abia Puspita Sari dipusingkan dengan biaya pendidikan anaknya. Terlebih saat ini kedua anaknya tidak lagi turun sekolah lantaran terbentur biaya pendidikan ditambah jika ada yang sakit atau dalam keadaan darurat. Oleh sebab itu ada rencana mencari pinjaman dana untuk membuka usaha.

"Saya hanya ingin anak-anak saya lebih baik. Jangan sampai mereka seperti saya lagi, "pungkasnya.

Reporter : Johansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"