Apalagi letaknya yang strategis menjadikan Sendang Asmoro cepat dikenal setelah dibuka sejak Oktober 2018 lalu.
Warisan Ketua BUMDes Ngino menyebutkan pembangunan obyek wisata Sendang Asmoro ini sebagai salah satu kegiatan unit usaha di BUMDes yakni uni pengelolaan obyek wisata.
"Pembangunan obyek wisata berawal dari inisiatfi gagasan dengan adanya sendang mbrubul di desa sini. Selain itu sebagai uoaya penggalian potensi pendapatan desa," ungkapnya saat ditemui di lokasi sendang, Senin (19/11).
Lanjutnya, awalnya sendang asmoro ini hanyalah sebuah sendang kecil yang memiliki sumber mata air. Dan sendang mbrubul yang kini dikenal dengan sendang asmoro itu sebekumnya menjadi sarana air bersih dan kebutuhan pertanian warga setempat.
Selanjutnya untuk memperluas atau memperlebar sendang dilakukan penggalian atau pengerukan. Perluasan itu juga untuk menambahbdaya tsrik obyek wisata. Sementara tabah atau limbah galian dijadikan gundukan hingga terbangun taman-taman yang menghiasi lokasi obyek wisata Sendang Asmoro.
"Secara bersamaan waktu itu desa mendapat bantuan pembangunan plengsengan telaga. Sehingga langsung dilakukan penggalian sendang guna perluasannya," jelasnya.
Sedangkan fasilitas yang sudah disediakan di lokasi di antaranya kolam renang, motor dan perahu air, flaying fork dan taman baca. Bahkan makanan dan minuman juga tersedia di warung-warung dalam lokasi sendang.
"Dengan keberadaan obyek wisata Sendang Asmoro ini selain sebagai pendapatan desa melalui unit usaha BUMDes juga mampu meningkat pendapatan warga sekita dengan membuka usaha di lokasi tersebut," tandasnya.
Warisan menambahkan rencana pihaknya akan membangun area bumi perkemahan dan outbond. Karena di lokasi obyek Sendang Asmoro lebih spesifik pada Wisata Edukasi.
Sementara itu, Wawan Hariyadi, Kepala Desa Ngino menegaskan, untuk pengembangan obyek wisata Sendang Asmoro yang jelas tidak bisa sendiri. Butuh sinergi dengan semua pihak. Termasuk dengan Perhutani yang punya wilayah bersebelahan dengan lokasi.
"Kepada pemerintah daerah mungkin tahap awal bisa membantu publikasi lewat media yang dimiliki Pemda," ungkapnya.
Selain itu lanjut Kades, infrastruktur atau akses jalan yang dari arah kota Tuban atau pertigaan Kepet mungkin perlu dipikirkan untuk akses kendaraan besar atau bus.
"Sehingga bisa memperluas sasaran pengunjung dr luar daerah. Juga perlu dibantu linkage dengan hotel atau biro pérjalanan," tandasnya.
Reporter : Nastain
Editor : Wafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar