Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Selasa, 06 November 2018

Wagub Buka Kongres Kebudayaan Maluku III di Aru

Kepulauan Aru, Sorotnuswantoronews.Com - Kongres Kebudayaan Maluku Ke - III yang dipusatkan di Gedung Sita Kena Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru,  dengan Tema; "Meningkatkan Solidaritas ke - Maluku-an Dalam Prespektif Jar Dabagul," dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua hari ini, Selasa (6/11), Pukul 09.00 WIT.

Pembukaan Kongres Kebudayaan ini dihadiri Rektor Unversitas Patimura (Unpati) Maluku, Prof.Mj. Sapteno, Pimpinan Lembaga Kebudayaan Daerah Provinsi Maluku (LKDM), Mus Hulusellan, serta para narasumber utama antara lain; Prof.Dr.A.Watloly, S.PAK.M.Hum dan Prof.Hans Hagedral.
Hadir pula para tamu undangan dari luar negeri seperti Dr.Brigit Braeuchler dari Australia, Dr. Wim Manuhuttu, Prof.Dr Firdus Teulen, Antoneta Cshapper, Dr Feri Patty, dan Jeanny Manusiwa dari Belanda, Dr, Andrew Ross Gordon dari Kanada dan Dr Emelie Wellfelt dari Swedia.

Gubernur Maluku Said Assagaf dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menegaskan, Kebudayaan Maluku sebagai identitas ke - Maluku - an lahir dari konteks masyarakat yang sangat multikultural. Karena Kebudayaan Maluku yang lahir kurang lebih 100 suku bangsa yang tersebar di 1.834 buah pulau di Maluku, merupakan suatu kenyataan objektif yang menegaskan ciri khas masyarakat pulau yang berkarakter multikultural.
Oleh sebab itu, kita harus mengakui fakta kebinekaan kebudayaan lokal yang tumbuh dan berkembang di daerah-daerah, termasuk Kabupaten Kepulauan Aru.

Lanjut ditegaskan pula bahwa, budaya Maluku diperhadapkan pada tantangan dari berbagai aspek kovensionalnya. Dan pada gilirannya memperhadapkan kebudayaan Maluku dengan tantangan intervensi kebudayaan luar yang bersifat massif dan bergerak dengan kecepatan tak terbatas.
Meskipun demikian untuk menawarkan dinamika hibridisasi kebudayaan sekaligus menjadi peluang bagi Maluku untuk menawarkan  berbagai kearifan lokal yang dimilikinya pada bursa global kebudayaan dan peradaban yang berkembang.

"Jika kita menolak atau menghancurkan kebudayaan lokal, sama saja kita menghancurkan kebudayaan dan identitas nasional kita." ungkapnya.

Reporter : Nus Yerusa
Editor     : Wafa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"