Sorot Nuswantoro News

Berita Online dan cetak, "CEPAT, TEPAT, LUGAS DAN BERANI" dari LAMONGAN untuk NUSANTARA

Minggu, 03 November 2019

Seniman Lukis Di Jalur Independen, Syukri Hakiki Tetap Bebas Berekspresi Dengan Hasil Karya Sendiri

Lamongan, SNN.com - Syukri Hakiki (47) seorang seniman lukis berasal dari Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur, mengaku sejak kecil telah bergelut di dunia lukis,  bakat yang dimiliki mampu membuatnya tetap berdiri bebas berekspresi menghasilkan karya-karya lukisnya sendiri.

Syukri yang kesehariannya mengerjakan potret atau lukis wajah ini, secara autodidak ia mengerjakan dan mendapat pesanan lukisan potret sejak kelas 4 SD, dan berkali meraih juara 1 di Jambore seni tingkat kecamatan dan kabupaten pada even tahunan yg di adakan pemerintah kala itu, dan untuk acara pameran lukisan seperti saat diadakannya agenda tahunan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan dalam acara Lamongan Art yang diselenggarakan di Alun-alun kota Lamongan beberapa waktu lalu (19/10), ia harus menampilkan lukisan yang berbeda tidak seperti lukisan sehari-hari yang ia biasa kerjakan.

“saya ini sudah dari kecil, sehari-harinya saya ini kan mengerjakan potret, lukis wajah, sketsa juga jarang-jarang, biasanya ya lukisan serius, yang saya sebut serius itu ya lukisan wajah realisme, misalkan foto itu harus 90 % mirip, tapi di pameran sengaja saya bikin beda, soalnya kan saya kira event tahunan, jadi khusus” ungkapnya, Sabtu (02/11/2019).

Menurutnya tujuan pemerintah Daerah Lamongan mengadakan agenda tahunan, Lamongan Art  untuk menggalakkan seni budaya sebagai benteng, estetika, memang memerlukan budaya sebagai dinding terakhir. Acara ini diperuntukkan semua seniman di segala bidang seni, seperti seni teater, seni tari tradisional, sastra, lukis dan musik.


“selain itu teman-teman juga mempunyai jalur independen, atau lepas kalau ini kan soalnya Pemerintah Daerah, biaya dan fasilitasnya dari pemerintah, kalau teman-teman punya Kospela, Komunitas Perupa Lamongan, itu lebih independen dengan biaya, fasilitas sendiri dan lebih murni untuk lukisan saja, kalau ini kan teater, tari, musik, semuanya sampai tari tradisional juga ada” ujarnya.

“secara pribadi gak muluk-muluk, harapan saya pada program-program pemerintah semacam Lamongan Art, artinya kalau sampai gak ada kegiatan ini apa pantas sebagai Pemerintah Daerah sampai begitu?, tapi kalaupun ada pengaruhnya, ya biasa saja buat saya sebagai pekerja seni, kalau saya tidak ada terobosan atau eksplorasi kekaryaan sendiri ya akan begini-begini saja, bukannya tidak menghargai dan ini bisa berbeda dengan pandangan teman-teman lainnya” tukasnya.

Namun Syukri mengeluhkan program semacam Lamongan Art sudah tahunan dan hanya menjadi semacam seremoni agenda tahunan saja.

“jadi saya pasif-pasif saja dengan harapan kedepan program ini, karena kebetulan saya bukan termasuk struktural kepengurusan, boleh di bilang saya ingin lebih bebas dan lepas dengan langkah dan karya-karya saya, apalagi sekarang dunia maya/medsos sudah begitu eksis dan luas” tuturnya.

“saya di tengah-tengahnya, antara idealis dan komersil, idealis yang membuat visi misi berkesenian, komersil buat cari makan dan periuk nasi, masalah aliran saya gak milih, terserah yang menilai, tapi kalau mau dibilang dan disuruh menyebut aliran saya itu, ya saya lebih ke realis kontemporer” tambahnya.

Reporter : Ida
Editor     : Wafa

1 komentar:

SOROT NUSWANTORO NEWS "dari LAMONGAN untuk NUSANTARA"