Nganjuk, SNN.com - Putra Daerah terbaik Nganjuk yang berprofesi sebagai Advokat, Penasehat Hukum, Likuidator, Auditor Hukum, Tax Lawyer dan Kurator Prayogo Laksono,SH,MH dan sampai dengan saat ini dirinya melanjutkan program pendidikan doktor atau strata-3 (S3 ) di Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya.
Prayoga merupakan kandidat Doktor Untag Surabaya ini memberikan kesempatan pada awak media untuk mewawancarainya sebelum berangkat ke Semarang dalam rangka penanganan kasus, Selasa (29/9/2020).
Menyongsong Hari Kesaktian Pancasila, Prayogo Laksono berpendapat bahwa satu hal yang perlu dikenang sebagai hari nasional di Indonesia.
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober, membuat dirinya hidup di dua zaman karena hal ini terjadi setelah Peristiwa Gerakan 30 September yang lebih dikenal G30S/PKI. Ia mendapat pemahaman saat masih belajar di Sekolah Dasar di Desanya.
Diceritakan oleh Prayogo saat Kakeknya bercerita, Dimana diketahui pada peristiwa G 30S/PKI, merupakan peristiwa yang sangat tidak berkemanusiaan di mana enam jenderal serta beberapa orang lainnya dibantai sekelompok oleh orang yang menurut otoritas militer saat itu Partai Komunis Indonesia.
Dijelas kan pula oleh Prayogo, Gejolak yang timbul akibat G30S/PKI sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia, sehingga dinamakan Hari Kesaktian Pancasila, "kisahnya.
Saat ini yang menjadi pertanyaan, Bagaimana memperingati Hari Kesaktian Pancasila ditinjau dari sisi Perjuangan Kemerdekaan Ekonomi Bangsa?
Sebagai anak daerah yang cinta tanah air dan Bangsa serta berpendidikan, Prayogo menyampaikan motto generasi milenial. Tidak melulu mengejar harta, tapi milenial lebih mengejar solidaritas, kebahagiaan bersama, dan eksistensi diri agar dapat dihargai secara sosial.
Masih ungkap Prayogo, selain mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital, milenial atau generasi yang juga
tumbuh seiring dengan semakin matangnya nilai-nilai persamaan dan hak asasi manusia, sehingga mempengaruhi pembawaan mereka untuk bisa dinilai lebih demokratis.
Menurut Kandidat Doktor ini, organisasi PKI dan sisi kemanusiaan, Apakah melakukan pelanggaran HAM ?
menurutnya PKI itu pelanggar berat HAM, melakukan pembunuhan, pemusnahan dan perbudakan,"paparnya.
Lebih lanjut, ungkap Mahasiswa S-3 Untag ini pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau kebebasan fisik lainnya secara sewenang-wenang, "urainya.
Kemudian ungkap Prayogo," penyiksaan, pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya, penganiayaan dan penghilangan orang secara paksa secara masif dan massal, "ungkapnya.
Reporter : Sari
Editor : Wafa
Prayoga merupakan kandidat Doktor Untag Surabaya ini memberikan kesempatan pada awak media untuk mewawancarainya sebelum berangkat ke Semarang dalam rangka penanganan kasus, Selasa (29/9/2020).
Menyongsong Hari Kesaktian Pancasila, Prayogo Laksono berpendapat bahwa satu hal yang perlu dikenang sebagai hari nasional di Indonesia.
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober, membuat dirinya hidup di dua zaman karena hal ini terjadi setelah Peristiwa Gerakan 30 September yang lebih dikenal G30S/PKI. Ia mendapat pemahaman saat masih belajar di Sekolah Dasar di Desanya.
Diceritakan oleh Prayogo saat Kakeknya bercerita, Dimana diketahui pada peristiwa G 30S/PKI, merupakan peristiwa yang sangat tidak berkemanusiaan di mana enam jenderal serta beberapa orang lainnya dibantai sekelompok oleh orang yang menurut otoritas militer saat itu Partai Komunis Indonesia.
Dijelas kan pula oleh Prayogo, Gejolak yang timbul akibat G30S/PKI sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia, sehingga dinamakan Hari Kesaktian Pancasila, "kisahnya.
Saat ini yang menjadi pertanyaan, Bagaimana memperingati Hari Kesaktian Pancasila ditinjau dari sisi Perjuangan Kemerdekaan Ekonomi Bangsa?
Sebagai anak daerah yang cinta tanah air dan Bangsa serta berpendidikan, Prayogo menyampaikan motto generasi milenial. Tidak melulu mengejar harta, tapi milenial lebih mengejar solidaritas, kebahagiaan bersama, dan eksistensi diri agar dapat dihargai secara sosial.
Masih ungkap Prayogo, selain mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital, milenial atau generasi yang juga
tumbuh seiring dengan semakin matangnya nilai-nilai persamaan dan hak asasi manusia, sehingga mempengaruhi pembawaan mereka untuk bisa dinilai lebih demokratis.
Menurut Kandidat Doktor ini, organisasi PKI dan sisi kemanusiaan, Apakah melakukan pelanggaran HAM ?
menurutnya PKI itu pelanggar berat HAM, melakukan pembunuhan, pemusnahan dan perbudakan,"paparnya.
Lebih lanjut, ungkap Mahasiswa S-3 Untag ini pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau kebebasan fisik lainnya secara sewenang-wenang, "urainya.
Kemudian ungkap Prayogo," penyiksaan, pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya, penganiayaan dan penghilangan orang secara paksa secara masif dan massal, "ungkapnya.
Reporter : Sari
Editor : Wafa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar